Rabu, 02 September 2009

Ternyata ada Dua Penderita H1N1 di DIY yang Meninggal

YOGYAKARTA, KOMPAS- Pihak RSUP Dr Sardjito saat ini masih merawat empat pasien, dua diantaranya positif H1N1 masing-masing F (19) dan N (20) keduanya warga Sorosutan, Yogyakarta, yang memiliki riwayat baru saja berkunjung ke salah satu pesantren di Probolinggo, Jawa Timur.
Pasien lainnya yang masih menunggu hasil adalah A (20) yang merupakan rekan dari F dan N, serta A (53) warga Banguntapan, Bantul, yang baru saja pulang dari Malaysia.
Pihak Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Sardjito sendiri membenarkan bahwa salah satu orang yang positif terinfeksi virus H1N1 atau flu babi, dan meninggal sekitar tiga pekan lalu, sempat masuk ke Instalasi Rawat Darurat atau IRD. Pasien itu berinisial I, perempuan berumur 27 tahun.
Hingga kini berarti telah ada dua pasien positif H1N1 di DIY yang meninggal, satu lagi warga Gunung Kidul berinisial H (53) yang menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan dari Bali menuju DIY.
“Namun, I yang tengah hamil dan beralamat di Turi, Sleman, itu belum masuk ke ruang isolasi Kartika. Ia meninggal ketika baru saja masuk ke IRD,” ujar Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Trisno Heru Nugroho yang didampingi stafnya, Banu Hermawan, Rabu (2/9).
Menurut Heru saat datang kondisi pasien sangat buruk. Ia menderita batuk, pilek, dan demam. Karena informasi dari pihak keluarga menyatakan yang bersangkutan menderita gelaja-gejala flu, maka pihak rumah sakit tetap mengambil swap cairan hidung dan tenggorokan. Dari hasil penelitian laboratoriun dan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan (Balitbangkes), menyatakan yang bersangkutan positif H1N1.
“Begitu pula untuk penderita asal Gunung Kidul, kami mengirimkan petugas ke sana untuk memeriksa swap jenazah. Hasilnya (termasuk penelitian oleh Balitbangkes) juga positif,” kata Heru.
Sementara itu, AMM pasien asal Kediri, Jawa Timur, yang sebelumnya diduga terinveksi H5N1 atau flu burung, menurut Heru juga meninggal pertengahan Agustus lalu. Ia sempat menjalani perawatan selama 10 hari di RSUP Dr Sarjito.
“Ia ternyata bukan flu burung, hari pertama masuk memang gejalanya khas sehingga terduga flu burung. Setelah pemeriksan ternyata hasilnya negatif,” kata Heru. (WER)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar