Selasa, 16 November 2010

Merapi renggut 181 jiwa, per 16 november 2010

Nomer : KH.IV.3.X. .10 16 November 2010
Hal : Pers Release ke 19 korban merapi

Total Korban Letusan Gunung Merapi Meninggal 181 orang
Up date korban letusan Gunung Merapi sampai dengan tanggal 16 Nopember 2010 yang dirawat di RSUP Dr Sardjito jumlahnya 72 orang, sedang yang meninggal di TKP jumlahnya terus bertambah sampai dengan hari ini Selasa, 16 November 2010 pukul jam 09.00 WIB total yang meninggal 181 orang. Sedang yang masih dirawat dengan luka bakar sebanyak 18 korban dan dengan non luka bakar sebanyak 54 korban.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Korban Meninggal di TKP dan Setelah dirawat dari Erupsi I Merapi Dari Tanggal 26 Oktober 2010 sd 16 Nopember 2010
No Tanggal Masuk Meninggal Meninggal di Bangsal Perawatan Jumlah
TKP Pengungsian Luka Bakar Non Luka Bakar
1. 26 Oktober 2010
(letusan pertama) 25 0 9 3 37
2. 5 Nopember 2010 62 0 2 1 65
3. 6 Nopember 2010 17 0 1 3 21
4. 7 Nopember 2010 7 0 1 2 10
5. 8 Nopember 2010 6 0 1 1 8
6. 9 Nopember 2010 4 0 4 1 9
7. 10 Nopember 2010 2 0 2 1 5
8. 11 Nopember 2010 0 0 2 1 3
9. 12 Nopember 2010 8 0 0 1 9
10. 13 Nopember 2010 0 0 0 1 1
11. 14 Nopember 2010 8 1 1 (dirawat di RS Bethesda) 0 10
12. 15 Nopember 2010 1 1 1 3
JUMLAH 140 1 24 16 181

Jumlah 181 korban meninggal tersebut akibat letusan Gunung Merapi pada letusan I tanggal 26 Oktober 2010 dan letusan ke II 04 November 2010. Pada letusan pertama korban meninggal saat itu berjumlah 37 korban dan kesemuanya telah teridentifikasi, nama-nama korban Erupsi 1 Gunung Merapi yang telah teridentifikasi selengkapnya ada dalam table 2 dibawah ini
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Nama-Nama Korban Meninggal Erupsi Merapi 1 tanggal 26 Oktober 2010
No Nama
1. Tarno
2. Yamto Utomo
3. Wahono Suketi
4. Sajiman
5. Puji Sarono
6. Sipon
7. Imam Nur Kholis
8. Tomo
9. M. Yuniawan Nugroho
10. Marijan Mbah
11. Dr. Tutur
12. Suranto
13. Bayi Nurul
14. Wiyono
15. Keluarga bapak Nardi
16. Ny Emy
17. Bayi Ny emy (nadila)
18. Imam 1
19. Andri
20. Imam 2
21. Samidi
22. Nardi
23. Sarwo rejo
24. Narudi
25. Slamet Ngadiran (Gomet)
26. Ny. Pujo (sempat di rawat di Burn Unit)
27. Mursiyam (sempat di rawat di Burn Unit)
28. Muji / adi (sempat di rawat di Burn Unit)
29. Bapak Warjo (sempat di rawat di Burn Unit)
30. Harno Miharjo (sempat di rawat di Burn Unit)
31. Harno Wiyono (sempat di rawat di Burn Unit)
32. Udi Sutrisno (sempat di rawat di Burn Unit)
33. Ny Ngatinem (sempat di rawat di Burn Unit)
34. Ny Ratmi (sempat di rawat di Burn Unit)
35. Ny Sugiyem (Meninggal 30/10/10, akibat Lakalantas saat mengungsi)
36. An. Afiyo (2 Th)
37. Nardi Wiyono (sempat dirawat di Bougenfil 2)

Sedang Erupsi ke 2 Merapi Tanggal 4 Nopember 2010 sampai dengan up date tanggal 16 Nopember 2010, korban yang telah teridentifikasi sebanyak 69 orang dan nama-nama lengkap korban yang telah teridentifikasi selengkapnya ada dalam table 3 berikut ini.
Table 3 Data Korban meninggal dari Letusan Gunung Merapi ke 2 sejak tanggal 4 November 2010 Sampai dengan 16 Nopember 2010

NO NAMA USIA SEX ALAMAT TEMPAT DITEMUKAN
1. ASRORI 28TH L PURWOSARI PURING KEBUMEN GADINGAN
2. SEPTIANI NOR RAHMAWATI 20TH P BRONGGANG ARGOMULYO BRONGGANG ARGOMULYO
3. NY SUROTO P BANARAN CANGKRINGAN BANARAN CANGKRINGAN
4. EDI HANTORO 28TH L BRONGGANG BRONGGANG
5. PONCO KARDI 59TH L BRONGGANG BRONGGANG SURUH
6. SUROSO 32TH L CANGKRINGAN GADINGAN CANGKRINGAN
7. FAIF M ADISAPUTRA 16-25TH L PLUMBON PLUMBON
8. YENI PERTIMAH EKASARI 20TH P BRONGGANG ARGOMULYO CANGKRINGAN BRONGGANG ARGOMULYO CANGKRINGAN
9. BRIGADIR RUSLANI 29TH L BRONGGANG ARGOMULYO CANGKRINGAN BRONGGANG ARGOMULYO CANGKRINGAN
10. LILIK YULIANTO 16TH L BRONGGANG BRONGGANG
11. NY PAWIRO SUHARTO 65TH P WONOKERSO ARGOMULYO BRONGGANG ARGOMULYO
12. NY NINIK 27TH P GADINGAN ARGOMULYO GADINGAN ARGOMULYO
13. BAGAS EKA PAKSI 10-11TH L GADINGAN GULING ARGOMULYO CANGKRINGAN
14. NY GINAH 40TH P GADINGAN MARGOREJO WUKIRSARI CANGKRINGAN
15. EKO 15TH L GADINGAN MARGOREJO WUKIRSARI CANGKRINGAN
16. IFAH FITRIASTUTI 10TH P GADINGAN MARGOREJO WUKIRSARI CANGKRINGAN
17. BAGAS 16TH L BRONGGANG ARGOMULYO CANGKRINGAN BRONGGANG ARGOMULYO
18. MUHAMMAD FIRDHAM 4TH L GADINGAN ARGOMULYO GADINGAN ARGOMULYO
19. SUPARJO 50TH L PLUMBON PLUMBON JAMBON SLEMAN
20. ANANG MAHMUD SYAMSUL SUBARI 30TH L PLUMBON SINDUMARTANI NGEMPLAK SEMAN PLUMBON SINDUMARTANI NGEMPLAK SEMAN
21. ARJO SUYITNO 70TH L GADINGAN ARGOMULYO GADINGAN ARGOMULYO
22. REJO SUWITO 70TH L PLUMBON SINDUMARTANI NGEMPLAK PLUMBON SINDUMARTANI
23. AHMAD HARYANTO 18TH L PLUMBON SINDUMARTANI NGEMPLAK PLUMBON
24. NY TUGILAH 20TH P GAYAM ARGOMULYO TANGISAN
25. WIRYADI SANTOSO 30-50TH L BRONGGANG BRONGGANG SURUH
26. BUDI SUGENG RIYADI 29TH L GADINGAN ARGOMULYO GADINGAN ARGOMULYO
27. SUKARINI 55TH P RUMPON SINDUMARTANI SLEMAN BRONGGANG ARGOMULYO
28. NY LILIK DEWI ANJARWATI 24TH P GULING CANGKRINGAN
29. RIZKI ADITIA PRATAMA 3,5TH L GULING CANGKRINGAN
30. NY SOMO PAIRO
(NY PAIRO MISIH) 20-60TH P GUNGAN WUKIRSARI GUNGAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
31. SOMO PAIRO 30-60TH L GUNGAN WUKIRSARI GUNGAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
32. TRI WALUYO 45TH L BRONGGANG PLUMBON
33. ARIYATNO(TAGANA) 30TH L KALITENGAH KIDUL GLAGAHARJO CANGKRINGAN BRONGGANG ARGOMULYO CANGKRINGAN
34. DARJOHARYO 70TH L ARGOMULYO GADINGAN
35. PAIMAN 60TH L GUNGAN WUKIRSARI CANGKRINGAN TANGISAN
36. SAMIYO 30TH L SRUMEN CANGKRINGAN GADINGAN
37. RIBUT 31TH L KALITENGAH LOR GLAGAHARJO CANGKRINGAN BRONGGANG ARGOMULYO
38. HADI WIBOWO 40TH L NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
39. NY NGADIROH 36TH P NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
40. YOGI ARDIAN WIBOWO 7TH L NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
41. ADITYA PRIMASTOMO PROBOWO 13TH L NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
42. WAGIMIN 30TH L NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
43. CAHYO 2TH L GADINGAN ARGOMULYO CANGKRINGAN GADINGAN ARGOMULYO
44. IFAN DIKI PRIBADI 16TH L NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN
45. YANI 10TH GADINGAN ARGOMULYO CANGKRINGAN ARGOMULYO
46. HENI TRI RAHAYU 16TH P PLUMBON JAMBON PLUMBON JAMBON SLEMAN
47. NY SRI LESTARI 55TH P NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN
48. ISNANTO PANADI 32TH L NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN
49. MITRO WIYONO 50TH L NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN
50. JUPRIYANTO 35TH L BANJARSARI, GLAGAHHARJO Relawan
51. SUPRIYADI 28TH L NGANCAR, GLAGAHHARJO Relawan
52. ARIS WIDIYATMOKO 19TH L BESALEN Relawan
53. BEJO WIYONO 45TH L NGANCAR, GLAGAHHARJO Relawan
54. AMAT YANI L MUNTILAN, MAGELANG Dirawat di bangsal dengan Multi Fraktur
55. NY. ROBINAH P GLAGAHMALANG,GLAGAHARJO CANGKRINGAN TKP ; (ditemukan Rabu 11/11) GLAGAHMALANG,GLAGAHARJO, CANGKRINGAN
56. MUHAMAD IKROM 25TH L WONOLWLO DONOHARJO NGAGLIK SLEMAN DIRAWAT DENGAN LUKA BAKAR
57. NY. PARJIYEM 60TH P ALAMAT TIDAK DIKETAHUI DIRAWAT DENGAN LUKA BAKAR
58. NY. SUPARTINEM ALIAS SUPARTINAH 55TH P SURUH ARGOMULYO CANGKRINGAN DIRAWAT DENGAN LUKA BAKAR
59. PONIJO 60TH L PLOSOREJO UMBULHARJO CANGKRINGAN DIRAWAT DENGAN NON LUKA BAKAR (RENAL)
60. TO DIRYO DITEMUKAN DI BARAK PENGUNGSIAN GOR KONI PANGUKAN ALAMAT TIDAK JELAS
61. SUDIYONO 37TH L ARGOMULYO CANGKRINGAN SLEMAN -
62. SUPARTINI 36TH P BANJARSARI HARGOBINANGUN PAKEM SLEMAN -
63. HARDONO 44 L BAKALAN, ARGOMULYO, CANGKRINGAN PASANGAN SUAMI ISTRI
64. TRI KARYANI 38 P BAKALAN, ARGOMULYO, CANGKRINGAN
65. Bayi Ny. Dita Rahmawati 0 hari P Turi, Sleman
66. Bapak Sardju Budiharjo 63 L Bronggang Cangkringan, Sleman Jenasah sempat dirawat di RS Bethesda
67. Martono Hari 100 L Wukirsari, Cangkringan Pengungsian Maguwohardjo
68.
Lamiyem 40 P Besalen Glagahharjo Cangkringan -
69 Yuli Astuti 13 P Bulus Candibinangun Pakem Sleman DSS dari pengungsian

Sedangkan 10 jenazah yang telah masuk sejak jum’at (12/11) telah dikebumikan secara masal di Beran, margodadi, sayegan sleman pada senin (15/11). Sedang sejak bencana merapi muncul paad 4 November 2010 samapi pagi ini RSUP Dr Sardjito tercatat telah menerima total pasien 348 orang. Dan yang masih dirawat sejumlah 72 pasien, dengan perincian 18 orang dirawat karena luka bakar dan 54 orang akibat non luka bakar.

Bagian Hukum dan Humas.
Kepala,



Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
NIP. 195912221980031002.

Rabu, 10 November 2010

54 jenazah telah teridentifikasi, total 107.

Nomer : KH.IV.3.X. .10 10 November 2010
Hal : Pers Release ke 14 korban merapi-Letusan ke dua

Sampai hari ini 54 jenazah telah teridentifikasi dari 107.
Dari total korban meninggal akibat letusan Gunung Merapi pada Jum’at dini hari tanggal 4 Nopember 2010, Tim forensik RSUP Dr Sardjito di bawah pimpinan dr. Lipur Riyantiningtyas,Sp.F yang di bantu Tim DVI Polda DIY di bawah pimpinan Kabiddokes Polda DIY drg. Agustinus, telah berhasil melakukan identifikasi terhadap 53 korban yang meninggal di TKP Bencana merapi.
Secara keseluruhan sampai tanggal 10 Nopember 2010, data korban meninggal akibat letusan Merapi yang masuk RSUP Dr Sardjito mencapai 106 korban meninggal. Masing-masing dengan rincian korban masuk mulai hari Jum’at (5/11) Dini hari sampai pada hari minggu (7/11) sebanyak 88 orang, senin (8/11) ditambah 6 jenazah ditemukan di TKP dan 3 dari perawatan bangsal, selasa (9/11) telah ditemukan lagi 4 jenazah di TKP dan 5 dari bangsal perawatan. Dari sekian jenazah tersebut, 64 diantaranya telah dikebumikan massal pada minggu (7/11) di TPU Dusun Beran, Margodadi, Sayegan, Sleman. Sedangkan sampai hari ini, Rabu (10/11) masih terdapat 4 jenazah yang belum teridentifikasi karena belum sesuai antara antem dan post mortem. Selebihnya jenazah yang lain telah dikebumikan oleh pihak keluaraga.
Sehingga bila di total korban merapi dari letusan 1 pada tanggal 26 oktober 2010 dan 4 Nopember 2010 berjumlah 143, masing-masing meninggal pada letusan pertama berjumlah 37 korban meninggal teridentifikasi secara keseluruhan dan 107 meninggal pada letusan kedua dengan teridentifikasi sejumlah 53 korban dari Instalasi Forensik dan 1 orang dari bangsal karena Multi fraktur.
Berikut 53 nama-nama korban letusan kedua yang sudah teridentifikasi :

Data Korban Letusan Merapi 4 November 2010
Yang Telah Teridentifikasi sampai 10 November 2010

NO NAMA USIA SEX ALAMAT TEMPAT DITEMUKAN
1 ASRORI 28TH L PURWOSARI PURING KEBUMEN GADINGAN
2 SEPTIANI NOR RAHMAWATI 20TH P BRONGGANG ARGOMULYO BRONGGANG ARGOMULYO
3 NY SUROTO P BANARAN CANGKRINGAN BANARAN CANGKRINGAN
4 EDI HANTORO 28TH L BRONGGANG BRONGGANG
5 PONCO KARDI 59TH L BRONGGANG BRONGGANG SURUH
6 SUROSO 32TH L CANGKRINGAN GADINGAN CANGKRINGAN
7 FAIF M ADISAPUTRA 16-25TH L PLUMBON PLUMBON
8 YENI PERTIMAH EKASARI 20TH P BRONGGANG ARGOMULYO CANGKRINGAN BRONGGANG ARGOMULYO CANGKRINGAN
9 BRIGADIR RUSLANI 29TH L BRONGGANG ARGOMULYO CANGKRINGAN BRONGGANG ARGOMULYO CANGKRINGAN
10 LILIK YULIANTO 16TH L BRONGGANG BRONGGANG
11 NY PAWIRO SUHARTO 65TH P WONOKERSO ARGOMULYO BRONGGANG ARGOMULYO
12 NY NINIK 27TH P GADINGAN ARGOMULYO GADINGAN ARGOMULYO
13 BAGAS EKA PAKSI 10-11TH L GADINGAN GULING ARGOMULYO CANGKRINGAN
14 NY GINAH 40TH P GADINGAN MARGOREJO WUKIRSARI CANGKRINGAN
15 EKO 15TH L GADINGAN MARGOREJO WUKIRSARI CANGKRINGAN
16 IFAH FITRIASTUTI 10TH P GADINGAN MARGOREJO WUKIRSARI CANGKRINGAN
17 BAGAS 16TH L BRONGGANG ARGOMULYO CANGKRINGAN BRONGGANG ARGOMULYO
18 MUHAMMAD FIRDHAM 4TH L GADINGAN ARGOMULYO GADINGAN ARGOMULYO
19 SUPARJO 50TH L PLUMBON PLUMBON JAMBON SLEMAN
20 ANANG MAHMUD SYAMSUL SUBARI 30TH L PLUMBON SINDUMARTANI NGEMPLAK SEMAN PLUMBON SINDUMARTANI NGEMPLAK SEMAN
21 ARJO SUYITNO 70TH L GADINGAN ARGOMULYO GADINGAN ARGOMULYO
22 REJO SUWITO 70TH L PLUMBON SINDUMARTANI NGEMPLAK PLUMBON SINDUMARTANI
23 AHMAD HARYANTO 18TH L PLUMBON SINDUMARTANI NGEMPLAK PLUMBON
24 NY TUGILAH 20TH P GAYAM ARGOMULYO TANGISAN
25 WIRYADI SANTOSO 30-50TH L BRONGGANG BRONGGANG SURUH
26 BUDI SUGENG RIYADI 29TH L GADINGAN ARGOMULYO GADINGAN ARGOMULYO
27 SUKARINI 55TH P RUMPON SINDUMARTANI SLEMAN BRONGGANG ARGOMULYO
28 NY LILIK DEWI ANJARWATI 24TH P GULING CANGKRINGAN
29 RIZKI ADITIA PRATAMA 3,5TH L GULING CANGKRINGAN
30 NY SOMO PAIRO
(NY PAIRO MISIH) 20-60TH P GUNGAN WUKIRSARI GUNGAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
31 SOMO PAIRO 30-60TH L GUNGAN WUKIRSARI GUNGAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
32 TRI WALUYO 45TH L BRONGGANG PLUMBON
33 ARIYATNO(TAGANA) 30TH L KALITENGAH KIDUL GLAGAHARJO CANGKRINGAN BRONGGANG ARGOMULYO CANGKRINGAN
34 DARJOHARYO 70TH L ARGOMULYO GADINGAN
35 PAIMAN 60TH L GUNGAN WUKIRSARI CANGKRINGAN TANGISAN
36 SAMIYO 30TH L SRUMEN CANGKRINGAN GADINGAN
37 RIBUT 31TH L KALITENGAH LOR GLAGAHARJO CANGKRINGAN BRONGGANG ARGOMULYO
38 HADI WIBOWO 40TH L NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
39 NY NGADIROH 36TH P NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
40 YOGI ARDIAN WIBOWO 7TH L NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
41 ADITYA PRIMASTOMO PROBOWO 13TH L NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
42 WAGIMIN 30TH L NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN NGEPRIYAN WUKIRSARI CANGKRINGAN
43 CAHYO 2TH L GADINGAN ARGOMULYO CANGKRINGAN GADINGAN ARGOMULYO
44 IFAN DIKI PRIBADI 16TH L NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN
45 YANI 10TH GADINGAN ARGOMULYO CANGKRINGAN ARGOMULYO
46 HENI TRI RAHAYU 16TH P PLUMBON JAMBON PLUMBON JAMBON SLEMAN
47 NY SRI LESTARI 55TH P NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN
48 ISNANTO PANADI 32TH L NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN
49 MITRO WIYONO 50 TH L NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN NGANCAR GLAGAHARJO CANGKRINGAN
50 JUPRIYANTO 35 TH L BANJARSARI, GLAGAHHARJO Relawan
51 SUPRIYADI 28 TH L NGANCAR, GLAGAHHARJO Relawan
52 ARIS WIDIYATMOKO 19 TH L BESALEN Relawan
53 BEJO WIYONO 45 TH L NGANCAR, GLAGAHHARJO Relawan
54 Amat Yani L Muntilan Magelang Multi Fraktur
(dari Bangsal)

Sementara itu menurut data pencatatan dari Instalasi Catatan Medik Jumlah keseluruhan pasien yang mengalami luka-luka dan terdaftar di RSUP Dr Sardjito, sebagai berikut ;

No Tanggal Jumlah Keterangan
1 5 Nopember 2010 101 -
2 6 Nopember 2010 32 -
3 7 Nopember 2010 39 -
4 8 Nopember 2010 8 -
5 9 Nopember 2010 26 -
6 10 Nopember 2010 sampai jam 8.00 4 -
Jumlah sementara





Sedangkan korban merapi yang berobat di Instalasi Rawat Jalan sebagai berikut ;

No Tanggal Jumlah Keterangan
1 8 Nopember 2010 8 -
2 9 Nopember 2010 3 -
Jumlah sementara

Sehingga sampai hari Rabu, 10 nopember 2010 pasien yang dirawat di RSUP Dr Sardjito dengan menderita luka-luka dan masuk ke Instalasi Rawat Darurat dan dilakukan perawatan sampai saat ini RSUP Dr Sardjitio masih merawat korban sebanyak 25 orang mengalami luka bakar dan 78 orang menjalani perawatan non luka bakar, sehingga total sebanyak 103 orang. Sementara kemarin siang satu korban bencana merapi non luka bakar meninggal dunia akibat multi fraktur atas nama Amat Yani laki-laki asal muntilan magelang.



Bagian Hukum dan Humas.
Kepala,


Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
NIP. 195912221980031002.

Sabtu, 06 November 2010

Kabar Merapi, 81 jenazah dan 11 teridentifikasi

Nomer : KH.IV.3.X.1100.10 06 November 2010
Hal : Pers Release ke 10 korban merapi
Sabtu, 6 November 2010 jam 17.00 WIB

KORBAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI
TGL 4 NOVEMBER SD 6 NOPEMBER 2010 pukul 14.00 WIB

Gunung Merapi meletus kembali pada tanggal 4 Nopember 2010, akibat dari letusan ini menimbulkan korban, baik korban meninggal maupun korban luka bakar. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sebagai rumah sakit rujukan pasien korban letusan merapi sampai pukul 15.00 WIB telah menerima kiriman jenasah sebanyak 81 orang dengan perincian laki-laki sebanyak 35 orang, perempuan sebanyak 35 orang dan anak-anak sebanyak 11 orang. Dari 81 jenasah yang sudah teridentifikasi sebanyak 11 orang. Nama-nama yang sudah teridentifikasi adalah :
1. Asrori, 26 tahun, laki-laki, Purwosari, Puring Kebumen
2. Septiani Nur Rahma Putri, 20 tahun, perempuan, Bronggang, Argomulyo, Cangkringan, Sleman.
3. Ny. Suroto Banar, perempuan, Cangkringan, Sleman.
4. Edi Hantoro, 28 tahun, laki-laki, Bronggang, Argomulyo, Cangkringan, Sleman.
5. Ponco Kardi, laki-laki, 59 tahun, Bronggang, Argomulyo, Cangkringan, Sleman.
6. Suroso, 30 tahun, laki-laki, Cangkringan, Sleman.
7. Faif Adi Saputro, 16-20tahun, laki-laki, Plumbon, Sleman
8. Yeni Fatimah Ekasari, 20 tahun, perempuan, Bronggang, Argomulyo, Sleman.
9. Ruslani, 29 tahun, Bronggang, Argomulyo, Sleman
10. Prawiro Misih, Guglon, Wukirsari, Cangkringan Sleman
11. Srono Paino, 70 tahun, laki-laki, Guglon, Wukirsari, Cangkringan Sleman
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sampai pagi ini juga telah mendapat kiriman korban letusan merapi yang masih hidup dan mengalami luka yang masuk ke Instalasi Rawat Darurat sebanyak 128 orang dan yang sudah diijinkan pulang 66 orang. Sehingga RSUP Dr. Sardjito masih merawat sebanyak 62 pasien. Dengan perincian :
baik Luka Bakar maupun Non Luka Bakar
1. IMC Lama 7 2
2. IMC Baru 9 1
3. Unit Luka Bakar 9 0
4. PICU 3 0
5. ICU 1 1
6. Dahlia 1 0 5
7. Dahlia 2 0 3
8. Cendana 1 3 5
9. Bugenville 1 0 5
10. Anggrek 1 0 4
11. Cendana 2 0 4
32 30
yang telah dipindahkan perawatannya di Instalasi Rawat Inap I sebanyak 29 orang, Bangsal Luka Bakar 9 orang, dan PICU sebanyak 3 anak dan 19 orang dirawat di IMC (Instalasi Gawat Darurat), dan di ICU 2 orang .
Sedangkan 9 korban yang di rawat di Bangsal Luka Bakar yang ditangani Tim medis yang dipimpin oleh para dokter spesialis bedah plastik yaitu dr. Ishandono Dahlan,SpB.Sp.BP dan dr. Rosyadi, SpB. Sp.BP sebagai berikut :

1. Bp. Bilal, umur 52 tahun dengan luka bakar II/III 35% sekarang kondisi panas 38.10C , sesak nafas terpasang Infus dan Oksigen (korban letusan 26/10/10).
2. Bapak Sudarjo, 61 tahun alamat Argomulyo (korban letusan 4/11/10).
3. Rahmat, 25 tahun (korban letusan 4/11/10)
4. Kadafi, 12 tahun (korban letusan 4/11/10)
5. Sri Lestari, 42 tahun(korban letusan 4/11/10)
6. Endah Tri Utami ,16 tahun(korban letusan 4/11/10)
7. Bp. Sudikaryo, 37 tahun (korban letusan 4/11/10)
8. Supartinem, 55 tahun, alamat Cangkringan (korban letusan 4/11/10)
9. Moh. Ikron (korban letusan 4/11/10)

Sedangkan 3 korban yang di rawat di Bangsal PICU, adalah:
1. Wanda Novita Putri, 7 tahun
2. Fega, 21 tahun
3. Mr. X
Dan sampai pukul 14.00 WIB sebanyak 6 jenasah sudah diambil keluarganya untuk dikebumikan dan sebanyak 70 jenazah masih dilakukan identifikasi oleh Tim Medis Intsalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr Sardjito yang dibantu Tim DVI Polda DIY.

Bagian Hukum dan Humas.
Kepala,




Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
NIP. 195912221980031002.

Jumat, 05 November 2010

KORBAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI

Nomer : KH.IV.3.X.1089.10 05 November 2010
Hal : Pers Release ke 8 korban merapi


KORBAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI
TGL 26 OKTOBER SD 5 NOPEMBER 2010 pukul 12.00 WIB


Gunung Merapi meletus kembali pada tanggal 4 Nopember 2010, akibat dari letusan ini menimbulkan korban, baik korban meninggal maupun korban luka bakar. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sebagai rumah sakit rujukan pasien korban letusan merapi sampai pukul 15.00 WIB telah menerima kiriman jenasah sebanya 55 orang (dengan perincian 28 perempuan dan 27 laki-laki) dari 55 orang tersebut terdapat 7 korban anak-anak.
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta juga mendapat kirim korban letusan merapi yang masih hidup dan mengalami luka sebanyak 78 orang . Seluruh korban telah di rawat di Instalasi Rawat Inap I, Bangsal Luka Bakar dan IMC Instalasi Gawat Darurat. Terdapat 4 orang masuk Instalasi Rawat Inap (Irna) I sehingga total yang dirawat di Irna I sebanyak 16 orang . Sedangkan di Bangsal Luka Bakar dirawat 7 orang di Bangsal luka bakar sehingga total pasien di Bangsal Luka bakar sebanyak 8 orang, boleh pulang 7 orang sehingga sisanya sebanyak 60 orang masih mendapat perawatan di IMC Instalasi Gawat Darurat. Selengkapnya nama-nama pasien yang dirawat di Irna I sebagai berikut;
1. Dwi Wahyu Septiana, umur 14 tahun mengalami cidera kepala ringan dirawat di Ruang Cendana IV D2.
2. Ny. Mujiyem Aji Sumarto, umur 70 tahun, mengalami lakalantas saat akan pindah dari pengungsian pada sabtu dini hari dirawat di ruang Cendana II.
3. Pari Wahyudi, umur 35 tahun terkena DHF dan febris 3 hari di Barak pengungsian dirawat di ruang Bougenfile I.
4. Samijo, umur 67 tahun, alamat di Candi Binangun Pakem, mengalami Dyspepsia, dirawat di ruang Bougenfile II B1
5. Tukinah umur 85 tahun , Ngipik sari RT 01/12 Hargobinangun Pakem dengan Dyspepsia dan sekarang dirawat di Bougenfile 4
6. Saridi 60 Th, Dari Barak Pengungsian di Magelang dan Beralamatkan Mberut Sumber Dukun Magelang dengan Suspect Illeus dirawat di Dahlia 3
7. Sri Sumarsih umur 53 Tahun Karang Geneng Umbulharjo Cangkringan Sleman dengan diagnosis Fractura Femur Dextra ½ Distal dan sekarang dirawat di Cendana 1. (masuk 3 November 2010).
8. Ponijo, umur 64 tahun dengan Alamat Plosorejo Umbulharjo Cangkringan dengan CKD..? dan dirawat di Bougenfil 2. (masuk 3 November 2010).
9. Waljiyo pasien dari ICU pindah ke Baugenville 1
10. Wahyu Nur Irawan, umur 16 tahun dari Ruang luka bakar dipindah ke Cendana 1
11. Arip Candra, umur 23 tahun dari Ruang luka bakar dipindah ke Cendana 1
12. Trisno Utomo, luka bakar 9 % warga kaliadem RT 04/02 Cangkringan Sleman yang semula dirawat dan diperbolehkan pulang di RS Panti Nugroho, akhirnya masuk dan menjalani rawat inap di RSUP Dr Sardjito, dirawat di Ruang luka Bakar dipindah ke Cendana 2
13. Maryono (korban letusan 4 Nop 2010) dirawat di Bugenville 1
14. Sumpomo 38 tahun (korban letusan 4 Nop 2010) alamat wukirsari dirawat di Bugenville 2
15. Sumadi 65 tahun (korban letusan 4 Nop 2010) Alamat Kaliadem dirawat di Bugenville
16. Lilik Kurniawan 22 th (korban letusan 4 Nop 2010) dirawat di Cendana 3
Sedangkan 6 korban yang di rawat di Bangsal Luka Bakar yang ditangani Tim medis yang dipimpin oleh para dokter spesialis bedah plastik yaitu dr. Ishandono Dahlan,SpB.Sp.BP dan dr. Rosyadi,SpB.Sp.BP sebagai berikut :
1. Bp. Bilal, umur 52 tahun dengan luka bakar II/III 35% sekarang kondisi panas 38.10 CC , sesak nafas terpasang Infus dan Oksigen (korban letusan 26/10/10)
2. Bapak Sudarjo 61 tahun alamat Argomulyo (korban letusan 4/11/10)
3. Rahmat, 25 tahun (korban letusan 4/11/10)
4. Anak X, 11 tahun (korban letusan 4/11/10)
5. Mr X (korban letusan 4/11/10)
6. Mr X 25 tahun (korban letusan 4/11/10)
7. Bp. Sudikarto 37 th, alamat Argomulyo Cangringan (korban letusan 4/11/10)
8. Supartinem 55 tahun, alamat Cangkringan (korban letusan 4/11/10)
Selama Gunung Merapi meletus sejak 26 Oktober 2010 sd 4 Nopember 2010 total korban meninggal baik yang datang ke RSUP Dr. Sardjito dalam kondisi sudah meninggal maupun setelah dirawat di RSUP Dr. Sardjito sebanyak 92 orang dengan perincian 37 orang sebelum tanggal 4 Nopember 2010 dan 55 orang sesudah tanggal 4 Nopember 2010, selengkapnya 37 korban meninggal sebelum tanggal 4 Nopember 2010 seperti berikut ini:
Nama-Nama Korban Meninggal
No Nama
1. Tarno
2. Yamto Utomo
3. Wahono Suketi
4. Sajiman
5. Puji Sarono
6. Sipon
7. Imam Nur Kholis
8. Tomo
9. M. Yuniawan Nugroho
10. Marijan Mbah
11. Dr. Tutur
12. Suranto
13. Bayi Nurul
14. Wiyono
15. Keluarga bapak Nardi
16. Ny Emy
17. Bayi Ny emy (nadila)
18. Imam 1
19. Andri
20. Imam 2
21. Samidi
22. Nardi
23. Sarwo rejo
24. Narudi
25. Slamet Ngadiran (Gomet)
26. Ny. Pujo (sempat di rawat di Burn Unit)
27. Mursiyam (sempat di rawat di Burn Unit)
28. Muji / adi (sempat di rawat di Burn Unit)
29. Bapak Warjo (sempat di rawat di Burn Unit)
30. Harno Miharjo (sempat di rawat di Burn Unit)
31. Harno Wiyono (sempat di rawat di Burn Unit)
32. Udi Sutrisno (sempat di rawat di Burn Unit)
33. Ny Ngatinem (sempat di rawat di Burn Unit)
34. Ny Ratmi (sempat di rawat di Burn Unit)
35. Ny Sugiyem (Meninggal 30/10/10, akibat Lakalantas saat mengungsi)
36. An. Afiyo (2 Th)
37. Nardi Wiyono (sempat dirawat di Bougenfil 2)

Seluruh korban letusan Gunung Merapi tanggal 26 Oktober telah diambil oleh keluarga untuk dikebumikan, sedangkan 55 korban meninggal akibat letusan Gunung Merapi tanggal 4 Nopember 2010 masih diidentifikasi di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr. Sardjito.

Bagian Hukum dan Humas.
Kepala,



Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
NIP. 195912221980031002.

Kamis, 04 November 2010

PASCA LETUSAN 3 NOPEMBER 2010, 2 PASIEN MASUK RAWAT INAP

Nomer : KH.IV.3.X.1089.10 04 November 2010
Hal : Pers Release ke 7 korban merapi


PASCA LETUSAN 3 NOPEMBER 2010, 2 PASIEN MASUK RAWAT INAP
Letusan Gunung Merapi, Sejak tanggal 26 Oktober 2010, ternyata terus menambah korban utamanya kiriman dari Barak-Barak Pengungsian dan sampai hari ini 4 November 2010 Total 12 Orang telah menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito. Perawatan di Unit luka bakar masih merawat 4 orang pasien akibat awan panas dan sejumlah 9 pasien yang datang dari Barak Pengungsian yang terkait dengan cidera saat evakuasi ataupun oleh karena penyakit saat ini juga dimenjalani Rawat Inap. Selengkapnya nama-nama pasien yang masih dirawat dari barak pengungsian baik yang luka saat evakuasi dank arena penyakit, sebagai berikut;
1. Dwi Wahyu Septiana, umur 14 tahun mengalami cidera kepala ringan dirawat di Ruang Cendana IV D2.
2. Ny. Mujiyem Aji Sumarto, umur 70 tahun, mengalami lakalantas saat akan pindah dari pengungsian pada sabtu dini hari dirawat di ruang Cendana II.
3. Pari Wahyudi, umur 35 tahun terkena DHF dan febris 3 hari di Barak pengungsian dirawat di ruang Bougenfile I.
4. Samijo, umur 67 tahun, alamat di Candi Binangun Pakem, mengalami Dyspepsia, dirawat di ruang Bougenfile II B1
5. Tukinah umur 85 tahun , Ngipik sari RT 01/12 Hargobinangun Pakem dengan Dyspepsia dan sekarang dirawat di Bougenfile 4
6. Saridi 60 Th, Dari Barak Pengungsian di Magelang dan Beralamatkan Mberut Sumber Dukun Magelang dengan Suspect Illeus mondok di IMC
7. Sri Sumarsih umur 53 Tahun Karang Geneng Umbulharjo Cangkringan Sleman dengan diagnosis Fractura Femur Dextra ½ Distal dan sekarang dirawat di Cendana 1. (masuk 3 November 2010).
8. Ponijo, umur 64 tahun dengan Alamat Plosorejo Umbulharjo Cangkringan dengan CKD..? dan dirawat di Bougenfil 2. (masuk 3 November 2010).
Sedangkan pasien lain yang mengalami luka bakar saat letusan pertama (selasa, 26 Oktober 2010) yang saat ini masih dirawat di Burn Unit RSUP Dr Sardjito masih sejumlah 4 pasien dari 14 orang yang terkena awan panas dalam keadaan luka bakar. Keempat korban yang masih di rawat di Burn Unit ditangani Tim medis yang dipimpin oleh para dokter spesialis bedah plastik yaitu dr. Ishandono Dahlan,SpB.Sp.BP dan dr. Rosyadi,SpB.Sp.BP. Ke empat pasien yang masih dirawat diantaranya ;
1. Bp. Bilal, umur 52 tahun dengan luka bakar II/III 35% sekarang kondisi panas 38.10 CC , sesak nafas terpasang Infus dan Oksigen
2. Wahyu Nur Irawan, umur 16 tahun dengan luka bakar II 28 %, kondisi stabil dan terpasang infus dan oksigen.
3. Arip Candra, umur 23 tahun dengan luka bakar II/III 45 % suhu 390 CC, sesak nafas, terpasang infuse dan oksigen
4. Trisno Utomo, luka bakar 9 % warga kaliadem RT 04/02 Cangkringan Sleman yang semula dirawat dan diperbolehkan pulang di RS Panti Nugroho, akhirnya masuk dan menjalani rawat inap di RSUP Dr Sardjito. Kondisi saat ini stabil.
Dengan demikian RSUP Dr Sardjito telah merawat Total 12 pasien, terkait luka bakar maupun cidera saat evakuasi dan akibat penyakit.
Sedangkan selama Gunung Merapi meletus telah mengakibatkan korban meninggal yang ditangani RSUP Dr Sardjito sebanyak 37 orang, selengkapnya nama-nama korban meninggal seperti berikut ini:
Nama-Nama Korban Meninggal
No Nama
1. Tarno
2. Yamto Utomo
3. Wahono Suketi
4. Sajiman
5. Puji Sarono
6. Sipon
7. Imam Nur Kholis
8. Tomo
9. M. Yuniawan Nugroho
10. Marijan Mbah
11. Dr. Tutur
12. Suranto
13. Bayi Nurul
14. Wiyono
15. Keluarga bapak Nardi
16. Ny Emy
17. Bayi Ny emy (nadila)
18. Imam 1
19. Andri
20. Imam 2
21. Samidi
22. Nardi
23. Sarwo rejo
24. Narudi
25. Slamet Ngadiran (Gomet)
26. Ny. Pujo (sempat di rawat di Burn Unit)
27. Mursiyam (sempat di rawat di Burn Unit)
28. Muji / adi (sempat di rawat di Burn Unit)
29. Bapak Warjo (sempat di rawat di Burn Unit)
30. Harno Miharjo (sempat di rawat di Burn Unit)
31. Harno Wiyono (sempat di rawat di Burn Unit)
32. Udi Sutrisno (sempat di rawat di Burn Unit)
33. Ny Ngatinem (sempat di rawat di Burn Unit)
34. Ny Ratmi (sempat di rawat di Burn Unit)
35. Ny Sugiyem (Meninggal 30/10/10, akibat Lakalantas saat mengungsi)
36. An. Afiyo (2 Th)
37. Nardi Wiyono (sempat dirawat di Bougenfil 2)

Dari ke 37 jenazah, kesemuanya telah diambil oleh keluarga dan telah dikebumikan ditempat peristirahatan terakhir.

Bagian Hukum dan Humas.
Kepala,



Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
NIP. 195912221980031002.

Rabu, 03 November 2010

Satu Pengungsi Yang Mondok Meninggal dunia dan Penambahan Beberapa Pasien dan kini di Rawat di RSUP Dr Sardjito

Nomer : KH.IV.3.X.1089.10 03 November 2010
Hal : Pers Release ke 7 korban merapi


Satu Pengungsi Yang Mondok Meninggal dunia dan Penambahan Beberapa Pasien dan kini di Rawat di RSUP Dr Sardjito

Satu pengungsi dari Kepuh Harjo Pakem Sleman an Nardi Wiyono umur 66 tahun dengan
Broncho Pneumonia yang dirawat di Bougenfile II kemarin malam tanggal 2 Niopember 2010 jam 18.30 meninggal dunia dan jenazahnya malam itu juga telah diambil keluarganya.
Letusan Gunung Merapi, Sejak tanggal 26 Oktober 2010, ternyata terus menambah korban utamanya kiriman dari Barak-Barak Pengungsian dan kini 6 Orang di rawat di RSUP Dr Sardjito. 6 pasien-pasien dari Barak Pengungsian yang masih dirawat dan yang diperbolehkan pulang selengkapnya ;
1. Dwi Wahyu Septiana, umur 14 tahun mengalami cidera kepala ringan dirawat di Ruang Cendana IV D2.
2. Ny. Mujiyem Aji Sumarto, umur 70 tahun, mengalami lakalantas saat akan pindah dari pengungsian pada sabtu dini hari dirawat di ruang Cendana II.
3. Pari Wahyudi, umur 35 tahun terkena DHF dan febris 3 hari di Barak pengungsian dirawat di ruang Bougenfile I.
4. Samijo, umur 67 tahun, alamat di Candi Binangun Pakem, mengalami Despepsia, dirawat di ruang Bougenfile II B1
5. Tukinah 85 tahun , Ngipik sari RT 01/12 Hargobinangun Pakem dengan Dyspepsia dan sekarang dirawat di Bougenfile 4
6. Saridi 60 Th, Dari Barak Pengungsian di Magelang dan Beralamatkan Mberut Sumber Dukun Magelang dengan Suspect Illeus mondok di IMC
7. Ny Kariyo 80 thn Alamat Ngrangkak Umbulharjo Cangkringan dengan Anoreksia menolak pulang (APS)
8. Tri Wenning Hidayati 43 th beralamatkan Plalangan Seleman dengan Asma Attack paparan debu merapi Pulang
Sedangkan pasien lain yang mengalami luka bakar saat letusan pertama (selasa, 26 Oktober 2010) yang saat ini masih dirawat di Burn Unit RSUP Dr Sardjito masih sejumlah 4 pasien dari 14 orang yang terkena awan panas dalam keadaan luka bakar. Keempat korban yang masih di rawat di Burn Unit ditangani Tim medis yang dipimpin oleh para dokter spesialis bedah plastik yaitu dr. Ishandono Dahlan,SpB.Sp.BP dan dr. Rosyadi,SpB.Sp.BP. Ke empat pasien yang masih dirawat diantaranya ;
1. Bp. Bilal, umur 52 tahun dengan luka bakar II/III 35%
2. Wahyu Nur Irawan, umur 16 tahun dengan luka bakar II 28 %
3. Arip Candra, umur 23 tahun dengan luka bakar II/III 45 %
4. Trisno Utomo, luka bakar 9 % warga kaliadem RT 04/02 Cangkringan Sleman yang semula dirawat dan diperbolehkan pulang di RS Panti Nugroho, akhirnya masuk dan menjalani rawat inap di RSUP Dr Sardjito.
Dengan demikian, selama Gunung Merapi meletus telah mengakibatkan korban meninggal sebanyak …orang selengkapnya nama-nama korban meninggal seperti berikut ini:
Nama-Nama Korban Meninggal
No Nama
1. Tarno
2. Yamto Utomo
3. Wahono Suketi
4. Sajiman
5. Puji Sarono
6. Sipon
7. Imam Nur Kholis
8. Tomo
9. M. Yuniawan Nugroho
10. Marijan Mbah
11. Dr. Tutur
12. Suranto
13. Bayi Nurul
14. Wiyono
15. Keluarga bapak Nardi
16. Ny Emy
17. Bayi Ny emy (nadila)
18. Imam 1
19. Andri
20. Imam 2
21. Samidi
22. Nardi
23. Sarwo rejo
24. Narudi
25. Slamet Ngadiran (Gomet)
26. Ny. Pujo (sempat di rawat di Burn Unit)
27. Mursiyam (sempat di rawat di Burn Unit)
28. Muji / adi (sempat di rawat di Burn Unit)
29. Bapak Warjo (sempat di rawat di Burn Unit)
30. Harno Miharjo (sempat di rawat di Burn Unit)
31. Harno Wiyono (sempat di rawat di Burn Unit)
32. Udi Sutrisno (sempat di rawat di Burn Unit)
33. Ny Ngatinem (sempat di rawat di Burn Unit)
34. Ny Ratmi (sempat di rawat di Burn Unit)
35. Ny Sugiyem (Meninggal 30/10/10, akibat Lakalantas saat mengungsi)
36. An. Afiyo (2 Th)
37. Nardi Wiyono (sempat dirawat di Bougenfil 2)

Dari ke 37 jenazah, kesemuanya telah diambil oleh keluarga dan telah dikebumikan ditempat peristirahatan terakhir.

Bagian Hukum dan Humas.
Kepala,



Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
NIP. 195912221980031002.

Senin, 01 November 2010

Kabar Merapi Yogyakarta

Nomer : KH.IV.3.X. .10 01 November 2010
Hal : Pers Release ke 5 korban merapi


Satu Pengungsi Terkena DHF, kini di Rawat di RSUP Dr Sardjito

Satu pengungsi dari Hargobinangun, Pakem Sleman telah mengalami panas selama 3 hari di pengungsian, dan akhirnya harus dilarikan ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Pengungsi ini mengalami demam dan setelah dilacak ternyata terserang DHF, sehingga terpaksa harus dilakukan rawat inap di IRNA I.
Letusan Gunung Merapi, Sabtu (30/10) pukul 01.40 Dini hari tadi ternyata memang harus menyisakan korban yang harus di rawat di RSUP Dr Sardjito. Keempat korban yang tinggalharus menjalani rawat inap diantaranya ;
1. Nardi wiyono, umur 66 tahun dari kepuharjo sleman, mengalami bronchopnemuno dan CHF dikirim Sabtu dini hari pasca letusan, dirawat di Instalasi Rawat Inap I.
2. Dwi Wahyu Septiana, umur 14 tahun mengalami cidera kepala ringan dirawat di IMC.
3. Ny. Mujiyem Aji Sumarto, umur 70 tahun, mengalami lakalantas saat akan pindah dari pengungsian pada sabtu dini hari.
4. Pari Wahyudi, umur 35 tahun terkena DHF dan febris 3 hari di Barak pengungsian.
Sedangkan pasien lain yang masuk pasca letusan Sabtu Dini hari atas nama Bp. Aji Sumarto, Bapak Sarjono, Parinah, Lila Dinar, Wahyu Septianingsih, dan Wiji Sutrisno masing-masing telah diperbolehkan pulang ke Barak pengungsian oleh tim medis.
Sedangkan pasien lain yang mengalami luka bakar saat letusan pertama (senin, 26 Oktober 2010) yang saat ini masih dirawat di Burn Unit RSUP Dr Sardjito sejumlah 4 pasien dari 14 orang yang terkena awan dalam keadaan luka bakar. Keempat korban yang masih di rawat di Burn Unit ditangai Tim medis dengan dipimpin oleh para dokter spesialis bedah plastik yaitu dr. Ishandono Dahlan,SpB.Sp.BP dan dr. Rosyadi,SpB.Sp.BP. Ke empat pasien yang masih dirawat diantaranya ;
1. Bp. Bilal, umur 52 tahun dengan luka bakar II/III 35%
2. Wahyu Nur Irawan, umur 16 tahun dengan luka bakar II 28 %
3. Arip Candra, umur 23 tahun dengan luka bakar II/III 45 %
4. Trisno Utomo, luka bakar 9 % warga kaliadem RT 04/02 Cangkringan Sleman yang semula dirawat dan diperbolehkan pulang di RS Panti Nugroho, akhirnya masuk dan menjalani rawat inap di RSUP Dr Sardjito.
Dengan demikian, selama Gunung Merapi Aktif harapan semua pihak tidak akan jatuh korban lagi, selengkapnya nama-nama korban yang meninggal sampai tanggal 31 oktober 2010 di RSUP Dr Sardjito ;
Selengkapnya nama-nama korban yang meninggal ;
No Nama
1. Tarno
2. Yamto Utomo
3. Wahono Suketi
4. Sajiman
5. Puji Sarono
6. Sipon
7. Imam Nur Kholis
8. Tomo
9. M. Yuniawan Nugroho
10. Marijan Mbah
11. Dr. Tutur
12. Suranto
13. Bayi Nurul
14. Wiyono
15. Keluarga bapak Nardi
16. Ny Emy
17. Bayi Ny emy (nadila)
18. Imam 1
19. Andri
20. Imam 2
21. Samidi
22. Nardi
23. Sarwo rejo
24. Narudi
25. Slamet Ngadiran (Gomet)
26. Ny. Pujo (sempat di rawat di Burn Unit)
27. Mursiyam (sempat di rawat di Burn Unit)
28. Muji / adi (sempat di rawat di Burn Unit)
29. Bapak Warjo (sempat di rawat di Burn Unit)
30. Harno Miharjo (sempat di rawat di Burn Unit)
31. Harno Wiyono (sempat di rawat di Burn Unit)
32. Udi Sutrisno (sempat di rawat di Burn Unit)
33. Ny Ngatinem (sempat di rawat di Burn Unit)
34. Ny Ratmi (sempat di rawat di Burn Unit)
35. Ny Sugiyem (Meninggal 30/10/10, akibat Lakalantas saat mengungsi)
36. An. Afiyo (2 Th)

Dari ke 36 jenazah, kesemuanya telah diambil oleh keluarga dan telah dikebumikan ditempat peristirahatan terakhir.

Bagian Hukum dan Humas.
Kepala,



Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
NIP. 195912221980031002.

Minggu, 31 Oktober 2010

RSUP Dr Sardjito Tambah Rawat 4 Pasien Pengungsi Merapi

Nomer : KH.IV.3.X. .10 31 Oktober 2010
Hal : Pers Release ke 4 korban merapi


RSUP Dr Sardjito Tambah Rawat 4 Pasien Pengungsi Merapi

Letusan Gunung Merapi, Sabtu (30/10) pukul 01.40 Dini hari tadi ternyata masih menyisakan korban yang harus di rawat di RSUP Dr Sardjito. Keempatnya merupakan korban yang tinggal di pengungsian. Masing-masing korban diantaranya ;
1. Nardi wiyono, umur 66 tahun dari kepuharjo sleman, mengalami bronchopnemuno dan CHF dikirim Sabtu dini hari pasca letusan, dirawat di Instalasi Rawat Inap I.
2. Dwi Wahyu Septiana, umur 14 tahun mengalami cidera kepala ringan dirawat di IMC.
3. Ny. Mujiyem Aji Sumarto, umur 70 tahun, mengalami lakalantas saat akan pindah dari pengungsian pada sabtu dini hari.
4. Pasi Wahyudi, terkena DHF dan febris 3 hari di Barak pengungsian.
Sedangkan pasien lain yang masuk pasca letusan Sabtu Dini hari atas nama Bp. Aji Sumarto, Bapak Sarjono, Parinah, Lila Dinar, Wahyu Septianingsih, dan Wiji Sutrisno masing-masing telah diperbolehkan pulang ke Barak penngungsian oleh tim medis.
Sedangkan pasien lain yang mengalami luka bakar saat letusan pertama (senin, 26 Oktober 2010) yang saat ini masih dirawat di Burn Unit RSUP Dr Sardjito sejumlah 4 pasien dari 14 orang yang terkena awan dalam keadaan luka bakar. Keempat korban yang masih di rawat di Burn Unit ditangai Tim medis dengan dipimpin oleh para dokter spesialis bedah plastik yaitu dr. Ishandono Dahlan,SpB.Sp.BP dan dr. Rosyadi,SpB.Sp.BP. Ke empat pasien yang masih dirawat diantaranya ;
1. Bp. Bilal, umur 52 tahun dengan luka bakar II/III 35%
2. Wahyu Nur Irawan, umur 16 tahun dengan luka bakar II 28 %
3. Arip Candra, umur 23 tahun dengan luka bakar II/III 45 %
4. Trisno Utomo, luka bakar 9 % warga kaliadem RT 04/02 Cangkringan Sleman yang semula dirawat dan diperbolehkan pulang di RS Panti Nugroho, akhirnya masuk dan menjalani rawat inap di RSUP Dr Sardjito.
Dengan demikian, selama Gunung Merapi Aktif harapan semua pihak tidak akan jatuh korban lagi, selengkapnya nama-nama korban yang meninggal sampai tanggal 31 oktober 2010 di RSUP Dr Sardjito ;
Selengkapnya nama-nama korban yang meninggal ;
No Nama
1. Tarno
2. Yamto Utomo
3. Wahono Suketi
4. Sajiman
5. Puji Sarono
6. Sipon
7. Imam Nur Kholis
8. Tomo
9. M. Yuniawan Nugroho
10. Marijan Mbah
11. Dr. Tutur
12. Suranto
13. Bayi Nurul
14. Wiyono
15. Keluarga bapak Nardi
16. Ny Emy
17. Bayi Ny emy (nadila)
18. Imam 1
19. Andri
20. Imam 2
21. Samidi
22. Nardi
23. Sarwo rejo
24. Narudi
25. Slamet Ngadiran (Gomet)
26. Ny. Pujo (sempat di rawat di Burn Unit)
27. Mursiyam (sempat di rawat di Burn Unit)
28. Muji / adi (sempat di rawat di Burn Unit)
29. Bapak Warjo (sempat di rawat di Burn Unit)
30. Harno Miharjo (sempat di rawat di Burn Unit)
31. Harno Wiyono (sempat di rawat di Burn Unit)
32. Udi Sutrisno (sempat di rawat di Burn Unit)
33. Ny Ngatinem (sempat di rawat di Burn Unit)
34. Ny Ratmi (sempat di rawat di Burn Unit)
35. Ny Sugiyem (Meninggal 30/10/10, akibat Lakalantas saat mengungsi)
36. An. Afiyo (2 Th)

Dari ke 36 jenazah, kesemuanya telah diambil oleh keluarga dan telah dikebumikan ditempat peristirahatan terakhir.

Bagian Hukum dan Humas.
Kepala,



Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
NIP. 195912221980031002.

Sabtu, 30 Oktober 2010

Ledakan Merapi Di Dini Hari, 1 orang meninggal Lakalantas

Nomer : KH.IV.3.X.1074.10
Hal : Pers Release ke 4 korban merapi


Ledakan Merapi Di Dini Hari, 1 orang meninggal Lakalantas

Yogyakarta - (30/10/10 ). Dini hari tadi , Sabtu (30/10) pukul 01.40 Gunung Merapi kembali menunjukkan keperkasaannya. Ledakan yang cukup keras dan besar menimbulkan hujan debu dan pasir di kota Yogyakarta. Tak ayal karena kepanikan luar biasa korbanpun berjatuhan.

Di RSUP Dr Sardjito, atas kejadian letusan pada dini hari tadi, tercatat Instalasi Rawat Darurat telah menerima 4 korban dengan satu orang meninggal akibat kecelakaan saat hendak mengungsi dari barak pengungsian ke tempat pengungsian yang lebih aman.
Sementara itu satu korban meninggal akibat kecelakaan saat akan mengungsi bernama Ny. Sugiyem, umur 44 tahun, warga kuweron candibinangun sleman. Saat ini jenazah telah diambil keluarga.

Tercatat Sembilan (9) pasien yang masuk di RSUP Dr Sardjito sejak letusan dini hari tadi diantaranya ;
1. Bp. Aji Sumarto, (71 tahun), sambirejo pakembinangun pakem sleman.
(Dirawat di IMC)
2.Ny. Mujinem Aji Sumarto (70 tahun) sambirejo pakembinangun pakem sleman.
(Pukul 08.00 WIB Masih di IRD)
3.Dwi wahyu Septiana (14 tahun) perempuan kuweron candibinangun pakem.
(Dirawat di IMC)
4.Bapak Sarjono (70 tahun), bulusan sardonoharjo ngaglik sleman. (Pulang)
5.Parinah, 63 tahun, bulusan sardonoharjo ngaglik sleman. (Pulang)
6.Lila Dinar, bayi perempuan 6 hari, dengan BBLC CBSMK SPNTAN, Plosorejo
hargobinangun pakem (Pulang)
7.Wahyu septianingsih, (17 th), kuweron candibinangun pakem, Pulang
8.Wiji Sutrisno (77), masih di IRD sampai pukul 08.00 WIB.
9.Afiyo N, (2 th), perempuan kronggahan trihanggo gamping sleman.
(datang dan meninggal)

Korban wudus gembel letusan Merapi yang pada Awalnya berjumlah 14 orang, hari ini yang dirawat masih dirawat 4 pasien di Burn Unit RSUP Dr Sardjito. Keempat korban yang masih di rawat di Burn Unit dan ditangai Tim tim medis dengan dipimpin oleh para dokter spesialis bedah plastik yaitu dr. Ishandono Dahlan,SpB.Sp.BP dan dr. Rosyadi,SpB.Sp.BP.

Ke empat pasien yang masih dirawat diantaranya ;
1. Bp. Bilal, umur 52 tahun dengan luka bakar 55%
2. Wahyu Nur Irawan, umur 16 tahun dengan luka bakar 45 %
3. Arip Candra, umur 23 tahun dengan luka bakar 46 %
4. Trisno Utomo, luka bakar 9 % warga kaliadem RT 04/02 Cangkringan Sleman yang
semula dirawat dan diperbolehkan pulang di RS lain akhirnya masuk dan
menjalani rawat inap di RSUP Dr Sardjito.

Sedangkan untuk pasien atas nama Ny .Ratmi, umur 30 tahun dengan luka bakar 63 % tepat pukul 21.15 WIB sampai hari kelima letusan merapi telah menghembuskan nafas terakhir menyusul korban wedus gembel yang lain.

Adapun jumlah jenazah baik yang datang dalam keadaan meninggal dan jenazah dari Ruang Perawatan Burn Unit total berjumlah 33 Orang dan semua telah teridentifikasi oleh Tim idetifikasi Forensik RSUP Dr Sardjito dibawah dr Lipur Riyantiningtyas, Sp.F serta dibantu Tim DVI Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selengkapnya nama-nama korban yang meninggal ;

1. Tarno
2. Yamto Utomo
3. Wahono Suketi
4. Sajiman
5. Puji Sarono
6. Sipon
7. Imam Nur Kholis
8. Tomo
9. M. Yuniawan Nugroho
10. Marijan Mbah
11. Dr. Tutur
12. Suranto
13. Bayi Nurul
14. Wiyono
15. Keluarga bapak Nardi
16. Ny Emy
17. Bayi Ny emy (nadila)
18. Imam 1
19. Andri
20. Imam 2
21. Samidi
22. Nardi
23. Sarwo rejo
24. Narudi
25. Slamet Ngadiran (Gomet)
26. Ny. Pujo
27. Mursiyam
28. Muji / adi
29. Bapak Warjo
30. Harno Miharjo
31. Harno Wiyono
32. Udi Sutrisno
33. Ny Ngatinem
34. Ny Ratmi (dari Born Unit)
35. Ny Sugiyem (Meninggal 30/10/10, akibat Lakalantas saat mengungsi)
36. An. Afiyo (2 Th)

Dari ke 33 jenazah, beberapa diantaranya sudah diambil oleh masing-masing keluarga pada Kamis, 28 oktober 2010 sebanyak 9 jenazah. Dan sisanya sebanyak 23 korban pada Hari Kamis Jam 09.00 telah diserahkan Prof Dr. Budi Mulyono, SpPK(K),MM, selaku Direktur Utama RSUP Dr Sardjito termasuk diantaranya Alm Mbah Marijan Kepada pemerintah Kabupaten Sleman dalam hal ini diterima oleh Drs Sunartono, M.Kes selaku asek III Pemda Sleman dan selanjutnya ke 23 jenazah dimakamkan Pemerintah Kabupaten Sleman di tempat pemakamam di makam Dusun Srunen Glagahharjo Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Sedangkan tiga jenazah yang meninggal tadi malam atas nama Ny. Ratmi, Sugiyem, An. Afiyo sudah diambil keluarga. Sehingga total jumlah korban di RSUP Dr Sardjito meninggal menjadi 36 orang.

Bagian Hukum dan Humas.
Kepala,



Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
NIP. 195912221980031002.

Jumat, 29 Oktober 2010

RSUP Dr Sardjito Masih Tangani Empat Korban Letusan Merapi

Nomer : KH.IV.3.X.1060.10 29 Oktober 2010
Hal : Pers Release ke 3 korban merapi


RSUP Dr Sardjito Masih Tangani Empat Korban Letusan Merapi

Korban wudus gembel letusan merapi Yang Pada Awalnya berjumlah 14 orang, hari ini tinggal 4 pasien yang dirawat di Burn Unit RSUP Dr Sardjito.Keempat korban yang masih di rawat di Burn Unit dan ditangai Tim tim medis dengan dipimpin dari bedah plastik yaitu dr. Ishandono Dahlan,SpB.Sp.BP dan dr. Rosyadi,SpB.Sp.BP.

Ke empat pasien yang masih dirawat diantaranya ;
1. Bp. Bilal, umur 52 tahun dengan luka bakar 55%
2. Wahyu Nur Irawan, umur 16 tahun dengan luka bakar 45 %
3. Arip Candra, umur 23 tahun dengan luka bakar 46 %
4. Ny .Ratmi , umur 30 tahun dengan luka bakar 63 %

Sampai hari ke empat pasca meletusnya Gunung Merapi ke empat kondisi pasien tetap di rawat di Burn Unit satu diantaranya Ny Ratmi 30 Tahun luika bakar 63 % dalam kondisi kritis dan terpasang Ventilator

Adapun jumlah jenazah baik yang datang dalam keadaan meninggal dan jenazah dari Ruang Perawatan Burn Unit total berjumlah 33 Orang dan semua telah teridentifikasi oleh Tim idetifikasi Forensik RSUP Dr Sardjito dibawah dr Lipur Riyantiningtyas, Sp.F serta dibantu Tim DVI Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selengkapnya nama-nama korban yang meninggal

1. Tarno
2. Yamto Utomo
3. Wahono Suketi
4. Sajiman
5. Puji Sarono
6. Sipon
7. Imam Nur Kholis
8. Tomo
9. M. Yuniawan Nugroho
10. Marijan Mbah
11. Dr. Tutur
12. Suranto
13. Bayi Nurul
14. Wiyono
15. Keluarga bapak Nardi
16. Ny Emy
17. Bayi Ny emy (nadila)
18. Imam 1
19. Andri
20. Imam 2
21. Samidi
22. Nardi
23. Sarwo rejo
24. Narudi
25. Slamet Ngadiran (Gomet)
26. Ny. Pujo
27. Mursiyam
28. Muji / adi
29. Bapak Warjo
30. Harno Miharjo
31. Harno Wiyono
32. Udi Sutrisno
33. Ny Ngatinem

Dari ke 33 jenazah, beberapa diantaranya sudah diambil oleh masing-masing keluarga pada Kamis, 28 oktober 2010 sebanyak 9 jenazah. Dan sisanya sebanyak 33 korban pada Hari Kamis Jam 09.00 telah diserahkan Prof Dr Budi Mulyono, SpPK(K),MM, selaku Direktur Utama RSUP Dr Sardjito termasuk diantaranya Alm Mbah Marijan Kepada pemerintah Kabupaten Sleman dalam hal ini diterima oleh Drs Sunartono, M.Kes selaku asek III Pemda Sleman dan selanjutnya ke 33 jenazah dimakamkan Pemerintah Kabupaten Sleman di tempat pemakamam di makam Dusun Srunen Glagahharjo Cangkringan, Sleman,

Yogyakarta
Bagian Hukum dan Humas.
Kepala,



Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
NIP. 195912221980031002.

Kamis, 28 Oktober 2010

RSUP Dr Sardjito Masih Tangani Lima Korban Letusan Merapi

Korban wudus gembel letusan merapi kian hari kian bertambah, hari ini tinggal 5 pasien yang dirawat di Unit Luka Bakar RSUP Dr Sardjito. Kelima korban yang masih di rawat dan ditangai di bawah kendali tim medis bedah plastic, dr. Ishandono Dahlan,Sp.BP dan dr. Rosyadi,Sp.BP diantaranya ;
1. Bp. Bilal umur 52 tahun dengan luka bakar 55%
2. Wahyu Nur Irawan umur 16 tahun dengan luka bakar 45 %
3. Arip Candra umur 23 tahun dengan luka bakar 46 %
4. Ratmi umur umur 30 tahun dengan luka bakar 63 %

Adapun pasien luka bakar akibat sengatan wedus gembel yang menyusul meninggal pada pagi ini 28 Oktober 2010, ada 3 orang yaitu Udi Sutrisno usia 50 tahun dengan luka bakar 72 %, Harno Wiyono usia 50 tahun dengan luka bakar 80 %, dan sampai pukul 14.00 WIB pasien atas nama Ngatinem umur 55 tahun dengan luka bakar 75% telah menghembuskan nafas terakhir pada pukul 9.30 WIB.

Adapun jenazah yang langsung diidetifikasi di Forensik secara keseluruhan telah teridentifikasi sampai pukul 01.00 dini hari tadi. Sehingga total jenazah yang meninggal sampai dengan pagi ini sejumlah 30 orang korban.

Sedangkan korban meninggal di tempat kejadian, yang dilakukan identifikasi di Instalasi Kedokteran Forensik oleh dr. Lipur Riyantiningtyas,Sp.F dan dr. Ida Bagus Surya Putra Pidada,Sp.F dimana keduanya dari Dokter Spesialis Forensik RSUP Dr Sardjito dengan dibantu dari tim DVI Polda DIY secara keseluruhan telah berhasil di Identifikasi diantaranya ;

1. Tarno
2. Yamto Utomo
3. Wahono Suketi
4. Sajiman
5. Puji Sarono
6. Sipon
7. Imam Nur Kholis
8. Tomo
9. M. Yuniawan Nugroho
10.Marijan Mbah
11.Dr. Tutur
12.Suranto
13.Bayi Nurul
14.Wiyono
15.Keluarga bapak Nardi
16.Ny Emy
17.Bayi Ny emy (nadila)
18.Imam 1
19.Andri
20.Imam 2
21.Samidi
22.Nardi
23.Sarwo rejo
24.Narudi
25.Slamet Ngadiran (Gomet)
26.Ny. Pujo
27.Mursiyam
28.Muji / adi
29.Bapak Warjo
30.Harno Miharjo
31.Harno Wiyono
32.Udi Sutrisno
33.Ngatinem

Dari ke 30 jenazah, beberapa diantaranya sudah diambil oleh masing-masing keluarga pada Kamis, 28 oktober 2010 sebanyak 9 jenazah. Dan rencana pada pagi ini 23 jenazah telah di serahterimakan dari DVI Polda DIY ke RSUP Dr Sardjito diterima oleh Prof. dr. Budi Mulyono,Sp.PK-K.,MM selanjutnya diserahkan ke Pemda Sleman dan diterima oleh Drs Sunartono selaku asek III Pemda Sleman.
Bagian Hukum dan Humas.
Kepala,



Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
NIP. 195912221980031002.

Rabu, 27 Oktober 2010

Merapi Meletus, Korban di RSUP Dr Sardjito

inilah berita yang di Rilies oleh Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito ;


Nomer : KH.IV.3.X.1051.10 27 Oktober 2010
Hal : Pers Rilies 1 korban merapi

RSUP Dr Sardjito Menangani Korban Letusan Merapi

Letusan merapi yang terjadi selasa, 26 Oktober 2010 ternyata membawa banyak korban. Sebagian besar korban mengalami luka akibat awan panas sehingga tubuhnya mengalami “melempuh” dengan luka bakar yang bervariasi antara 40 % s.d 90 %. Korban yang dikirim ke RSUP Dr Sardjito, mengalir satu persatu masuk mulai pukul 19.44 WIB sampai jam 01.13 WIB. Kebanyakan para korban luka bakar dirujuk dari RS Panti Nugroho Pakem, dan RS Grasia Pakem. Korban yang meninggal ditempat kejadian oleh ambulan relawan langsung dikirim ke Instalasi Kedokteran forensik.

Sejak korban luka bakar masuk ke Instalasi Rawat Darurat, korban yang masih dalam keadaan hidup tercatat sejumlah 14 korban, dan dilakukan penanganan tindakan medis oleh tim medis Kejadian Luar Biasa RSUP Dr Sardjito yang diketuai dr. Agus Barmawi,SpB.,Sp.BD yang sekaligus sebagai Kepala Instalasi Gawat Darurat.

Sedangkan korban meninggal di tempat kejadian, langsung di bawa ke Instalasi Kedokteran Forensik untuk dilakukan identifikasi oleh dr. Lipur Riyantiningtyas,Sp.F dan dr. Ida Bagus Surya Putra Pidada,Sp.F dimana keduanya dari Dokter Spesialis Forensik RSUP Dr Sardjito dengan dibantu dari tim DVI Polda DIY. Korban yang langsung di bawa ke Instalasi Kedokteran Forensik sejumlah 25 orang meninggal dunia.
Berikut nama-nama korban hidup yang di rawat di Instalasi Rawat Darurat RSUP Dr Sardjito ;

DATA SEMENTARA KORBAN MERAPI YANG DIRAWAT DI RSUP DR. SARDJITO, Per 26 – 27 Oktober 2010, Pukul 19.44 s.d 1.13 ;
1. Ratmi, Ny 30 P Korban Merapi Sleman 63 % Rawat Inap
2. Arip Candra 23 L Kedung Sriti Umbulharjo 46 % Rawat Inap
3. Wahyu Nur Irawan 16 L Umbulharjo Cangkringan 45% Rawat Inap
4. Pujo, Ny 68 P Umbulharjo Cangkringan 70 % Meninggal
5. Ngatinem/Widi Utomo 50 P Ngrangkah Cangkringan 75 % Rawat Inap
6. Dhyah Permonosari 37 P Manukan Condongcatur Patah tulang Pulang, Relawan
7. Muji, Bp 50 L Korban Merapi Sleman 89 % Meninggal
8. Warjo, Bp 50 L Umbulharjo Cangkringan 90 % Rawat Inap
9. Udi Sutrisno 50 P Umbulharjo Cangkringan 72 % Rawat Inap
10.Tarno, Bp 60 L Kinahrejo Umbulharjo Cangkringan 72 % Meninggal
11.Harno Wiyono, Bp 50 L Kinahrejo Umbulharjo Cangkringan 80 % Rawat Inap
12.Bilal, Bp 52 L RS. Panti Nugroho Pakem 55 % Rawat Inap
13.Mursiyam 45 L Pelemsari Umbulharjo Cangkringan 80 % Meninggal
14.Sujiyah 80 L Gondoarum Wonokerto Turi CKR Rawat Inap

Adapun korban yang datang dalam keadaan sudah meninggal berjumlah 25 orang yang langsung dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik. Diantara kedua puluh lima orang yang sudah teridentifikasi secara forensik dengan mencocokkan antem mortem dan post mortem hanya ada 2 yaitu dr. Tutur relawan dari PMI Bantul dan wartawan Vivanews.com Yuniawan.

Sedang jenazah yang masuk pada pukul 11.00 s.d 01.30 sejumlah 13 orang dengan komposisi 10 laki-laki dan 3 wanita, dan mulai pukul 04.00 WIB diketemukan lagi 12 jenazah dalam keadaan meninggal dengan jumlah 10 laki-laki dan 2 wanita. Sedangkan 4 jenazah lagi berasal dari bangsal perawatan RSUP Dr Sardjito.

Sedangkan pukul 11.30 WIB instalasi Kedokteran Forensik juga menerima serpihan-serpihan tubuh manusia di kawasan kinahrejo. Sehingga sampai Pukul 12.00 WIB siang ini, Instalasi Forensik secara Total telah menangani 29 korban meninggal, dan yang teridentifikasi dan sudah konform secara ilmu forensik ada 2 yaitu dr. Tutur relawan dari PMI Bantul dan wartawan Vivanews.com Yuniawan. Dan 18 orang sudah bernama namun masih subyektif sehingga belum konform dan masih menunggu antem & post mortemnya. Sedangkan 7 orang jenazah lainnya sampai saat ini belum bernama sama sekali alias Mr.X.
Mohon kepada wartawan untuk menginformasikannya lebih lanjut supaya proses identifikasi dapat berjalan lancar.
Bagian Hukum dan Humas.
Kepala,



Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
NIP. 195912221980031002.

Senin, 02 Agustus 2010

MENGENANG PROF. DR. M. SARDJITO, M.D., M.P.H.

MENGENANG PROF. DR. M. SARDJITO, M.D., M.P.H.
(13 Agustus 1889 – 13 Agustus 2010)

“Dengan memberi, seseorang menjadi kaya”
Falsafah hidup Prof. Dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H.

Prof. Sardjito lahir pada 13 Agustus 1889 di Desa Purwadadi, Kawedanan Magetan, Karesidenan Madiun, Jawa Timur. Beliau adalah putra pertama dari lima bersaudara. Ayahnya, Pak Sajit, berprofesi sebagai guru.
Pendidikan Sardjito
Sejak usia 6 tahun, Sardjito mulai belajar Al Qur’an. Pada usia ini juga, Sardjito mengawali pendidikan umumnya di Sekolah Rakyat. Pada tahun 1889 keluarga Sardjito pindah ke Lumajang. Di kota ini pula pendidikannya di Sekolah Rakyat diselesaikan pada tahun 1901.
Antara tahun 1901 sampai 1907 Sardjito melanjutkan pendidikannya di sekolah Belanda di Lumajang.
Pada tahun 1907, Sardjito melanjutkan pendidikannya di Stovia (School tot Opleiding voor Indische Artsen), Jakarta. Pada saat itu seniornya di Stovia, Wahidin Sudirohusodo, Sutomo, dll. sedang hangat-hangatnya menyiapkan berdirinya Budi Utomo. Sardjito pun pada saat itu ikut aktif menjadi anggota Budi Utomo.
Pada tahun 1915, Sardjito lulus dari Stovia dengan predikat lulusan terbaik. Setelah lulus dari Stovia, Sardjito bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Jakarta selama satu tahun, kemudian pindah ke Institut Pasteur Jakarta (sekarang Gedung Eyckman) sampai tahun 1920. Seperi diketahui, Institut Pasteur adalah laboratorium riset paling terkemuka di belahan bumi selatan, yang menghasilkan hadiah Nobel bagi Eyckman, penemu penyakit beri-beri dan vitamin B1. Karena itu, jiwa peneliti Sardjito ikut terbangun disini. Salah satu contohnya adalah pada tahun 1918 sampai dengan 1919 Sardjito mengikuti tim penelitian khusus influenza di Institut Pasteur. Saat itu influenza menjadi momok masyarakat dunia dengan pandemi influenza. Influenza ini adalah penyakit pertama yang diteliti oleh Sardjito.
Pada tahun 1920-1922 Sardjito melanjutkan sekolah di Fakultas Kedokteran Universitas Amsterdam, kemudian pada tahun 1922-1923 pindah ke Universitas Leiden untuk belajar lebih intensif mengenai penyakit tropis.
Pada tahun 1923 Sardjito mendapatkan promosi doktor dari Universitas Leiden, Belanda dengan judul disertasi “Immunisatie tegen Baccilaire Dysenterie door Middle van Bacteriophaag Anti–Dysenterie Shiga–Kruse”. Sebagai promotornya adalah Prof. Dr. PC Flu. (Ada anekdote demikian: kehidupan Prof. Sardjito sangat berhubungan erat dengan “flu”; penelitian pertama dr Sardjito tentang flu, promotor di Leiden oleh Prof. Flu, sebagai penyebab sakit sampai wafat beliau adalah sakit flu).
Setelah lulus doktor, pada tahun 1923 Sardjito melanjutkan pendidikan ke John Hopkins University, Amerika Serikat untuk sekolah hygiene dan mendapat gelar Master of Public Health (MPH) pada tahun 1924.
Didasari oleh jiwa berorganisasi yang tinggi, Sardjito tetap aktif sebagai anggota Budi Utomo. Bahkan pada 1925 menjadi Ketua Budi Utomo Cabang Jakarta. Pada tahun 1926 – 1930, Sardjito menjadi anggota pemerintahan kotapraja dan wakil wethouder Jakarta.
Pada tahun 1931-1932, Sardjito memperoleh kesempatan tugas belajar tentang laboratorium di Reich-Gesundheitant, Berlin, Jerman.
Merintis Karir
Dunia pendidikan dan kedokteran memang telah mendarah daging dalam jiwa seorang Sardjito. Semangat Sardjito dalam kedua bidang ini terlihat dalam perjalanan karirnya berikut ini:
- Pada tahun 1924 sampai dengan 1929, sekembalinya dari Amerika Serikat, Sardjito menjadi dokter Laboratorium Pusat Jakarta.
- Pada tahun 1929 menjadi Asisten Kepala Sekolah Tinggi Kedokteran (GHS/Geneeskundige Hoogeschhoool).
- Pada tahun 1930 menjadi Kepala Laboratorium Makassar.
- 1932-1945 Kepala Laboratorium Semarang. Selama 1932-1942 meneliti lepra sambil menjadi Pemimpin redaksi Medische Brichten ( Berita Ketabiban).
Sardjito dan Sejarah UGM
Pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sardjito diminta untuk mengambil alih Institute Pasteur Bandung. Tugas itu dapat dilaksanakan dengan baik bersama dr. Moh Saleh dkk. Laboratorium ini pada jaman perang dengan Sekutu/Belanda hijrah ke Klaten. Sejak di Bandung, Sardjito juga aktif mendirikan Palang Merah untuk menolong pejuang kemerdekaan. Hal yang sama dilakukan juga di Klaten dan sekitarnya. Untuk pekerjaan itu Sardjito selalu dicari Belanda.
Pada 4 Januari 1946 Ibukota Jakarta pindah Yogyakarta. Pada 24 Januari 1946 di SMT Kotabaru muncul gagasan mendidrikan Balai Perguruan Tinggi, yang diberi nama Gadjah Mada yang bersifat kerakyatan dan swasta. BPT UGM berdiri 17 Februari 1946.
Pada 20 Mei 1949 di Kepatihan Yogyakarta dilangsungkan rapat penggabungan perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, Klaten, dan Solo. Pada saat itu Sardjito mewakili perguruan tinggi yang ada di Solo dan Klaten. Karena tidak ada gedung untuk kantor dan ruang kuliah, Sardjito menyatakan untuk memikirkannya terlebih dahulu. Selain itu, pemindahan perguruan tinggi dari Klaten dan Solo memiliki resiko yang tinggi karena pada saat itu masih sering terjadi perang melawan Belanda di wilayah tersebut. Pada akhirnya, Sri Sultan HB IX memberikan tempat di Mangkubumen sebagai tempat untuk perguruan tinggi sehingga pemindahan perguruan tinggi dari Klaten dan Solo yang dikomando oleh Sardjito dapat berjalan lancar.
Pada 1 Nopember 1949 dibuka kompleks Ngasem yang menggunakan lokasi di Kadipaten. Dalam segala keterbatasannya, pada awal berdirinya perguruan tinggi di Yogyakarta menggunakan kamar kereta untuk poliklinik, kamar penjaga untuk laboratorium bakteriologi, kamar-kamar pelayan menjadi laboratorium kimia, rumah sakit darurat dan gedungnya dijadikan laboratorium fisika, dimana kemudian ada elektron mikroskupnya. Bahkan, kandang kuda bisa menjadi rumah sakit. Rumah sakit dari kandang kuda inilah yang menjadi tonggak lahirnya RSUP Sardjito yang megah saat ini.
Peraturan Pemerintah No. 23 tertanggal 16 Desember tahun 1949 menetapkan bahwa perguruan tinggi perlu digabung dan diberi nama Universitas Negeri Gadjah Mada (UNGM). Sardjito terpilih menjadi rektor pertama UNGM, sebutannya pada saat itu adalah Presiden Universiteit. Pada saat dilantik beliau berusia lebih dari 60 tahun.
Meletakkan Kerangka Dasar UGM
Sardjito yang didukung Notonagoro berhasil meletakkan kerangka dasar didirikan UNGM dalam bentuk Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1950. Menurut PP itu Universitas Negeri Gadjah Mada adalah balai nasional ilmu pengetahuan dan kebudayaan, bertugas atas dasar cita-cita bangsa Indonesia yang termaktub dalam Pancasila, membentuk manusia susila, yang cakap, dan mempunyai keinsyafan bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya dan dunia umumnya.
Sardjito membangun Gedung Pusat UGM sejak tahun 1951-1959. Sepanjang Sardjito menjadi Rektor, terdapat 3 gelar doktor Honoris causa yang diberikan UGM, yaitu kepada Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Ki Hadjar Dewantara.
Penelitian
Sebagai dokter yang sejak muda tergembleng di Laboratorium yang terdepan dijamannya, maka semangat meneliti Sardjito sangat besar. Selain influenza, baksiler disenteri, lepra, juga meneliti dan menemukan obat batu ginjal dari bahan Sonchus Avensis L ( tempuyung) yang terkenal dengan calcusol. Khusus untuk penemuan ini Dr Sardjito berpesan “...tidak boleh menjual obat ini mahal-mahal. Obat ini untuk rakyat. Banyak rakyat yng menderita penyakit batu ginjal. Kasihan kalau mereka harus operasi.”
Pada saat perang revolusi kemerdekaan, dalam suasa embargo, Sardjito mampu membuat vaksin anti penyakit infeksi seperti tyfus, kolera, dysenteri, stafilokoken, streptokoken, dll. Bahkan pada saat itu Sardjito mampu membuat tablet makanan yang berisi cukup kalori, protein, dan vitamin yang dapat dipergunakan oleh tentara di garis depan pertempuran.
Tulisan atau karya lain Sardjito diluar bidang kedokteran adalah di bidang paleoanthropologi dan seni pahat.
Penghargaan
Sardjito menjadi Rektor UGM sejak 1949-1961. Selain menjadi rektor UGM, beliau juga pernah menjabat sebagai Rektor UII pada tahun 1964, menjadi anggota MPRS pada tahun 1967, dan anggota Dewan Pertimbangan Agung pada tahun 1968. Banyak penghargaan, baik level nasional maupun internasional, bagi sosok Founding Father UGM ini. Selain penghargaan Bintang Keilmuan dari Uni Soviet pada tahun 1960, pada tahun 1961 Sardjito menerima penghargaan Bintang Satya Lencana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan dan Bintang Satya Lencana Karya Satya, dan pada tahun 1973 mendapat penghargaan Bintang Mahaputra Tingkat II secara anumerta.
Pribadi Sardjito
Rektor pertama UGM ini adalah penggemar seni, wayang, permainan biola dan gong, seni pahat dan seni lukis, dan untuk olah raga beliau memilih tenis.
Sifat khas yang dimiliki Sardjito:
1. Lemah lembut, tutur bahasanya lembut menghormat. Sabar banget dengan mahasiswa, baru bisa marah kalau mahasiswanya gebleg banget dan bisa berkata “Saudara kurang ajar” ( maksudnya kurang mendapat ajaran atau kurang belajar).
2. Sederhana dan suka menolong.
3. Memberi lebih baik dari pada meminta.
4. Peneliti yang tekun dan pantang menyerah.
Makanan favorit dari Sardjito adalah sayur-sayuran dan telur. Acara rutin pagi hari dari Rektor pertama UGM ini adalah membaca buku, solat Subuh kemudian dilanjutkan membaca koran pagi sambil sarapan pagi berupa roti, susu, dan buah.
Sardjito meninggal pada Selasa, 5 Mei 1970.

“Profesor Sardjito telah memberikan kemampuannya dan jasa-jasanya selama hidupnya, dan dengan demikian, jiwa beliau bertambah kaya...”
Prof. Ir. Herman Johannes

Senin, 26 Juli 2010

Jurnalis Yogya akan Divaksin Hepatitis B

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Dunia, vaksinasi hepatitis B secara gratis akan diberikan bagi wartawan di DI Yogyakarta. Vaksinasi akan digelar di RSUP Dr Sardjito, Rabu (28/7).

''Kami menargetkan ada 50 wartawan yang divaksinasi hepatitis B. Karena wartawan aktivitasnya sangat tinggi dan berinteraksi dengan semua orang sehingga termasuk kelompok berisiko tinggi dan sangat rentan terhadap penularan hepatitis B,'' ujar Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Trisno Heru Nugroho pada Republika, di ruang kerjanya, Rabu (26/7).

Vaksinasi hepatitis B ini harus dilakukan sebanyak tiga kali agar diperoleh kekebalan di dalam tubuh, yaitu vaksinasi kedua dilakukan sebulan setelah vaksinasi pertama, vaksinasi ketiga dilakukan tiga bulan setelah vaksinasi kedua. Biayanya untuk tiga kali vaksinasi tersebut diperkirakan sekitar Rp 450 ribu.

Namun dalam rangka peringatan Hari Hepatitis Dunia, wartawan akan digratiskan selama tiga kali vaksinasi. ''Karena itu bagi wartawan yang berminat bisa mendaftarkan ke Humas hingga sehari sebelum dilakukan vaksinasi, Selasa, (27/7),'' kata Heru menambahkan.

Pada Puncak Peringatan Hari Hepatitis Dunia yang dipusatkan di RSUP Dr Sardjito ini juga akan dihadiri oleh Menteri Kesehatan Dr Endang Rahayu Sedyaningsih. Dia akan melakukan vaksinasi kepada salah satu bayi yang baru lahir di RSUP Dr Sardjito. ''Pada bayi yang lahir di RSUP Dr Sardjito pada Rabu (28/7) juga akan mendapatkan vaksinasi hepatitis B secara gratis,'' jelas Heru.



Republika OnLine » Breaking News » Nusantara
Senin, 26 Juli 2010, 14:47 WIB
Smaller Reset Larger

Sabtu, 24 Juli 2010

Mengupas Tanggungjawab Hukum RS Jejaring Pendidikan

Dunia kedokteran di Indonesia dimasa globalisasi ini perkembangannya kian melaju pesat. Banyak dokter tercetak dari keberadaan rumah sakit pendidikan. Bertahun dijadikan tempat belajar ribuan dokter, ternyata masih banyak RS Pendidikan menyimpan berbagai masalah. Tak pelak tanggungjawab hukum sebagai rumah sakit yang merupakan tulang punggung pendidikan dokter umum (S1), dokter spesialis (Sp.I), dan dokter spesialis konsultan (Sp.II) yang sebagian terkonsep sebagai RS Jejaring pendidikan, ternyata terus menjadi sorotan dan perdebatan karena tanggungjawab hukum yang masih sumir terus membayanginya.
Benturan-benturan kebijaksanaan dan kepentingan di RS Pendidikan akibat beragamnya status kepegawaian di antara dokter pendidik, pembimbing, dan penguji juga turut mewarnai kompleknya permasalahan. Selain itu RS Pendidikan yang satu sisi padat modal, padat karya dan padat teknologi tak lepas diiringi dengan padat konflik etikolegal, padat pemborosan dan padat ‘penggembosan’ & monopoli profesi.
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada yang merupakan salah satu penyumbang terbanyak lulusan tenaga dokter di Indonesia dalam upaya melakukan perbaikan, pengembangan dan inovasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Dokter dan Spesialis juga mengalami benturan terkait terbatasnya lahan pendidikan berupa rumah sakit dan puskesmas. Tiga rumah sakit besar yang telah dijadikan sebagai lahan pendidikan utama diantaranya RSUP Dr Sardjito, RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten dan RSUD Banyumas ternyata masih dirasa belum mencukupi sebagai lahan pendidikan.
Langkah lain FK UGM dalam membuat jejaring pendidikan dilakukan dengan ikatan MOU walaupun beberapa diantaranya telah berakhir, antara lain dengan RSUD Saras Husada Purworejo, RSUD Kab. Banjarnegara Jateng, RS Bethesda Yogya, RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, RSUD Cilacap, RSUD Wates, RSUD Kota Yogya, RS Yap, dan RS Tidar Magelang. Tujuan MOU diantaranya meningkatkan pengalaman dan ketrampilan peserta Program Pendidikan, meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan RSUD yang merupakan Rumah Sakit dan meningkatkan jaringan system rujukan (referal system) pelayanan kesehatan.
Peran yang begitu strategis pada rumah sakit pendidikan, menurut UU No 14 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada pasal 23 ayat 1 disebutkan bahwa rumah sakit pendidikan merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya. Sehingga dalam penyelenggaraannya, pada ayat 2 Pasal 23 UU RS ditegaskan pula bahwa RS Pendidikan dapat membentuk rumah sakit jejaring pendidikan. Sejalan dengan pembentukan RS Jejaring pendidikan, pada pasal 41 UU RS juga menekankan bahwa pemerintah dan asosiasi RS dapat membentuk jejaring dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan, dan jejaring yang dimaksudkan meliputi jejaring informasi, sarana prasarana, pelayanan, rujukan, penyediaan alat, dan pendidikan tenaga.
Dengan demikian RS Pendidikan sedikitnya memiliki empat fungsi, yakni yang utama sebagai pusat layanan kesehatan rujukan, sekaligus menjadi tempat pendidikan, penelitian, dan sebagai tempat penapisan teknologi kedokteran. Maka tak heran bila rumah sakit pendidikan seharusnya memang lebih unggul dibandingkan rumah sakit lain non pendidikan.
RS Pendidikan sendiri dalam jejaringnya diklasifikasikan menjadi 3 katagori yaitu RS Pendidikan Utama, RS Pendidikan Afiliasi dan RS Pendidikan Satelit. Untuk mengklasifikasikan RS Pendidikan ada persyaratan pokok yang harus dipenuhi terutama terkait akreditasi RS Pendidikan. Untuk menjadi RS Pendidikan utama syaratnya harus telah terakreditasi 16 pelayanan dengan sertifikasi masih berlaku, sedang untuk RS Pendidikan Afiliasi maka harus terakreditasi untuk 12 pelayanan, dan sebagai RS Satelit maka diwajibkan telah terakreditasi 5 pelayanan.
Dalam penelitian terhadap rumah sakit pendidikan yang dilakukan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan, tahun 2003, sedikit memberikan gambaran yang sebenarnya. Penelitian ini dilakukan terhadap 20 Fakultas Kedokteran Negeri dan 19 Fakultas Kedokteran Swasta. Respon ratenya hampir 100 persen.
Hasil penelitian, seperti disampaikan Ditjen Yan Medik Dr. Farid W. Husein, menunjukkan ada beberapa masalah di rumah sakit pendidikan yang potensial menimbulkan masalah hukum. Antara lain, jumlah ko-as yang terlalu banyak di satu rumah sakit pendidikan sementara rasio dosen dan mahasiswa belum ada pola yang baku. Selain itu sebagian besar FK tidak menempatkan dosen khusus di rumah sakit pendidikan. FK lebih mengandalkan dokter di rumah sakit setempat untuk menjadi tenaga pengajar.( Majalah Farmacia ,April 2006)
Melihat fakta yang ada, sebenarnya dapat kita cermati bersama bahwa dalam pasal 6 Permenkes No. 512 tahun 2007 tentang ijin praktik dan pelaksanaan praktik kedokteran, diatur beberapa hal diantaranya ;
1. SIP bagi dokter dan dokter gigi sebagai pendidik yang melakukan praktik kedokteran dan kedokteran gigi pada RS Pendidikan, berlaku juga untuk melakukan proses pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di RS Pendidikan lainnya dan atau rumah sakit atau sarana pelayanan pelayanan kesehatan lainnya yang dijadikan sebagai jejaring pendidikan.
2. Penetapan sebagai RS Pendidikan, standar RS Pendidikan dan standar RS atau sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan sebagai tercantum pada ayat 1 ditetapkan dengan Keputusan Menteri berdasarkan standar RS sebagai tempat pendidikan.
3. RS atau sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan ditetapkan melalui kerjasama Dekan FK atau Dekan FKG dengan RS Pendidikan sebagai tempat pendidikan.
4. Dekan FK/FKG wajib melaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengenai kerjasama tersebut.
Dari pasal 6 Permenkes No. 512 tahun 2007 maka SIP dr/drg pendidik tidak masuk dalam “syndrome 3 TP” ( Tiga Tempat Praktik) seperti yang digariskan dalam UUPK Pasal 37 ayat 2, artinya selama masih menjadi pendidik maka bisa melakukan praktik di RS Jejaringnya walau telah melampaui 3 tempat. Selain itu RS Pendidikan harus memiliki SK Menteri yang menunjuk sebagai RS Pendidikan. Dan disempurnakan dengan keharusan ada MOU antara FK/FKG dengan RS Pendidikan sebagai RS Jejaring Pendidikan yang wajib diketahui Kepala Daerah setempat. Hal ini diperkuat dengan keluarnya Surat Edaran dari Menteri Kesehatan no. 725/2007 yang mewajibkan Dekan FK/FKG untuk melaporkan kerjasama yang dibuat dengan RS Pendidikan kepada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten / kota dengan tembusan Menteri Kesehatan.
Tanggungjawab lain yang melekat pada Institusi pendidikan dalam melaksanakan RS Jejaring jika melihat UU No. 29 tahun 2004 (UUPK) pasal 26 maka Institusi pendidikan mempunyai kewajiban untuk berkoordinasi dengan organisasi profesi, kolegium, asosiasi RS Pendidikan, Kementrian Pendidikan, Kementrian Kesehatan, Asosiasi institusi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi untuk menyusun standar pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi, standar pendidikan profesi dokter spesialis dan atau dokter gigi spesialis.
Lebih jauh tanggungjawab Institusi Pendidikan dalam Pasal 6 ayat 3 Permenkes 512 tahun 2007, mewajibkan Dekan FK dan atau FKG untuk menuangkan kerjasama dengan RS Pendidikan berdasarkan standar rumah sakit sebagai tempat pendidikan, dan menetapkan rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan.
Tak kalah penting mengenai kewajiban institusi pendidikan dalam hal ini Dekan FK/FKG berdasarkan surat persetujuan dari Konsil Kedokteran Indonesia pada saat awal pendidikan PPDS/PPDGS dilaksanakan, maka sebelum melakukan pendidikan dan pelayanan kedokteran pada RS Jejaring terlebih dahulu harus memberitahukan peserta didik baik nama, jadwal, dan tahap pendidikan ke Kepala Dinas Kesehatan kabupaten / kota tempat RS Jejaring berada (pasal 7 ayat 1 Permenkes 512 tahun 2007). Penegasan lain pada pasal 11 Permenkes 512 tahun 2007 turut diatur suatu kewajiban bahwa Dr/Drg di RS Pendidikan dan sarana kesehatan jejaringnya, dalam melaksanakan tugas mendidik dapat memberikan pembimbingan/pelaksanaan/pengawasan untuk melakukan tindakan kedokteran/kedokteran gigi kepada peserta didik tersebut untuk melakukan pelayanan medis kepada pasien di bawah pengawasan dan tanggungjawab pembimbingnya.
Namun lain halnya untuk kewajiban hukum bagi RS Jejaring pendidikan, pada pasal 42 UUPK hal yang harus dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban hukumnya secara umum adalah bahwa RS Jejaring Pendidikan wajib melarang dokter atau dokter gigi yang tidak memiliki surat ijin praktik untuk melakukan praktik kedokteran di sarana pelayanan kesehatan yang dipimpinnya. Serta wajib membuat daftar dokter atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran disarana RS Jejaring yang dipimpinnya dan menempatkannya pada suatu tempat yang mudah dilihat.(Psl 41 ayat 2 UUPK dan Psl 16 Permenkes 512 th 2007).
Kemudian jika ada kesalahan medis yang ditimbulkan oleh peserta didik, semestinya siapa yang harus bertanggung jawab. Pada posisi ini kebanyakan terjadi saling lempar tanggungjawab, namun prinsip utama sebelum melihat pertanggungjawaban hukum maka perlu di cermati terlebih dahulu legalitas dari PPDS. Legalitas yang ada dibagi 2, secara pribadi dan kolektif. Secara pribadi yang harus diperhatikan yaitu terdaftarnya peserta didik dengan dibuktikan kepemilikan kartu mahasiswa atau tanda peserta PPDS dari Universitas yang sah, dan Kartu Tanda Anggota IDI kota tempat Universitas tersebut.
Secara kolektif maka yang harus diperhatikan adalah ada tidaknya sertifikat kompetensi yang dikeluarkan Ketua Program Studi (KPS) sesuai tahapan, surat keterangan Dekan terkait residen senior atau mandiri, ada tidaknya surat tugas KPS untuk melakukan kunjungan ke RS Jejaring Pendidikan dan terakhir ada atau tidak surat keterangan dari Direktur RS Jejaring Pendidikan tentang kewenangan klinik yang dimilikinya. Dalam hal pemberian SK ini maka secara hukum direktur dapat berarti respondeat superior yaitu ikut tanggungrenteng jika terjadi resiko medis yang dilakukan PPDS.
Legalitas PPDS tersebut tentu saja sangat di utamakan untuk mengurai pertanggungjawaban hukum yang ada dalam menjalankan praktik kedokteran. Bila legalitas secara pribadi dan kolektif terpenuhi maka tanggungjawab peserta didik yang melakukan kesalahan/kecelakaan medis saat melaksanakan praktik kedokteran pada RS jejaring maka respondeat superior berlaku yaitu tanggungrenteng berlaku mulai dari pembuat kesalahan, dosen pembimbing, direktur RS dan Dekan, disini semua lini bertanggungjawab karena kesalahan Peserta Didik dalam menjalankan praktik kedokteran. Sehinbgga pada dasarnya semua lini harus bertanggungjawab secara tanggungrenteng. (*Banu : Sekretaris Komite Hukum RSUP Dr Sardjito, diambil dari berbagai sumber)

Penyakit Jantung Naik 10 % per Tahun Pada Wanita Sulit Dideteksi

Serangan jantung, pernahkah anda membayangkan jika kejadian ini menimpa anda ? tentu sangat menakutkan. Penyakit pembunuh nomor satu di dunia ini memang perlu diwaspadai bagi siapa saja. Di Yogyakarta, dimana RSUP Dr Sardjito sebagai pusat pelayanan jantung terpadu berada, ternyata angka penderitanya mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Peningkatan penderita sakit jantung mencapai angka 5 – 10 persen pertahun. “Kami menerima rujukan 500 – 550 setahunnya, bahkan pada tahun 2009 kemarin sempat mencapai 1.077 orang,” papar Kepala Instalasi Rawat Jantung Terpadu RSUP Dr Sardjito dr. Lucia Kris Dinarti,Sp.PD.,Sp.JP (K) saat berbincang dengan EFKAGAMA selasa, 13 Juli 2010 sebelum diselenggarakannya Jogja Cardiology Update 2010 tanggal 15 s.d 17 Juli 2010 di Hotel Ina Garuda dengan sentral tema Women and Cardiovascular Disease, dan menyongsong seminar awam serangan jantung pada tanggal 24 Juli 2010 yang menghadirkan pembicara diantaranya Butet Kartarajasa untuk bercerita tentang keadaan terkena serangan jantung.

Kematian yang terjadi pada serangan jantung, dari total 1.077 pasien tersebut terdapat 9,3 persen atau 29 orang meninggal dalam waktu kurang dari 24 jam di rawat. Sedangkan 43 pasien lainnya meninggal dunia setelah 24 jam ditolong. Sebagian besar kematian terjadi pada penderita yang terlambat dibawa ke rumah sakit. Jumlah ini meningkat 15 persen dibandingkan lima tahun lalu.
Sejauh ini, pasien penyakit jantung masih didominasi pria, dengan presentasi 70 persen pria dan 30 persen perempuan. Penyakit jantung pada perempuan belum banyak diungkap dan sulit dideteksi. “Untuk kasus jantung koroner pada wanita sulit dideteksi karena wanita seringkali tidak menampakkan keluhannya sehingga lebih susah untuk didiagnosa,” jelas dr. Kris Dinarti.

Kemunculan penyakit jantung pada laki-laki akan lebih cepat muncul dibanding wanita. Kalau laki-laki, resiko penyakit jantung muncul pada usia 40 tahun, sedangkan pada wanita 10 tahun lebih lambat atau sekitar usia 50 tahun keatas atau pada masa menopause.

Pada kesempatan yang sama, dr. Irsad Andi Arso,Sp.PD menambahkan bahwa masih banyak warga yang tidak mengenali tanda-tanda serangan jantung seperti nyeri dada, sakit ulu hati, dan keringat dingin. Gejala-gejala ini kerap dianggap sebagai masuk angin atau angin duduk. “Karena dianggap penyakit ringan, penderita biasanya tidak langsung dibawa ke rumah sakit tapi dirawat biasa dengan cara tradisional baik dipijit maupun dikeroki,”katanya.

Menurut Irsad,idealnya pertolongan diberikan kurang dari enam jam setelah serangan jantung atau setidak-tidaknya kurang dari 12 jam setelah serangan jantung. Kondisi di Indonesia jauh berbeda dengan singapura. Sebanyak 89 persen penderita serangan jantung di Singapura dibawa ke rumah sakit kurang dari 12 jam setelah serangan, sehingga banyak yang terselamatkan.(*Banu)

Kamis, 08 Juli 2010

ESQ Ary Ginanjar di "Serang" MUFTI Malaysia

MUFTI MALAYSIA Menfatwa Sesat ESQ Ary Ginanjar


Jakarta - Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) milik Ary Ginanjar Agustian sangat terkenal di Indonesia. Namun Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia menilai ESQ Ary melenceng dari ajaran-ajaran agama Islam.

Menurut Wikipedia, Wilayah Persekutuan meliputi Kuala Lumpur, Putrajaya dan Labuan. Inilah fatwa lengkap soal ESQ Ary yang dikutip dari situs www.muftiwp.gov.my:

'Fatwa Berkenaan dengan Kursus ESQ Leadership Training dan Fahaman yang Seumpama Dengannya'

(a) ajaran, pegangan dan fahaman yang dibawa oleh ESQ Leadership Training anjuran Ary Ginanjar Agustian dan apa-apa ajaran yang seumpama dengannya adalah menyeleweng daripada ajaran Islam kerana mengandungi ajaran-ajaran yang boleh merosakkan akidah dan syariah Islam. Ciri-ciri penyelewengan tersebut adalah seperti yang berikut:

i. mendukung fahaman liberalisme iaitu memahami atau mentafsir nas-nas agama (Al-Quran dan As-Sunnah) secara bebas, dan fahaman pluralisme-agama iaitu fahaman yang mengajarkan semua agama adalah sama dan benar. Kedua-dua fahaman ini adalah sesat dan boleh membawa kepada kekufuran.

ii. mendakwa bahawa para Nabi mencapai kebenaran melalui pengalaman dan pencarian. Ini bercanggah dengan akidah Islam tentang Nabi dan Rasul. Menurut akidah ahli Sunnah Wal Jamaah, kenabian dan kerasulan adalah pilihan Allah s.w.t semata-mata (al-Isthifaiyyah), dan bukan sesuatu yang boleh diusahakan (al-Kasbiyyah).

iii. mencampuradukkan ajaran kerohanian bukan Islam dengan ajaran Islam, 'SQ' adalah hasil penemuan seorang Yahudi, Danah Zohar, manakala 'God Spot' adalah hasil kajian seorang Hindu VS Ramachandran. Kedua-dua penemuan ini disahkan dengan ayat Al-Quran (Al-Hajj, ayat 46).

iv. menekanan konsep 'suara hati' atau 'conscience' sebagai sumber rujukan utama dalam menentukan baik dan buruk sesuatu perbuatan. Konsep suara hati adalah ajaran paling suci dalam agama Kristiani. The Oxford Dictionary of World Religion menyebut 'In the main forms og Christianity, conscience is the absolutely inviolable and sacrosanct center of the person as human as responsible for her or his decisions;. Konsep suara hati juga merupakan ajaran Hindu seperti yang dijelaskan oleh Swami Vivekandanda. Menurut Imam Abu al-Abbas, pendapat demikian adalah zindik dan kufur.

v. menjadikan logik sebagai sumber rujukan utama. Ini bertentangan dengan akidah Islam yang menetapkan bahawa Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber rujukan utama.

vi. mengingkari mukjizat dan menganggapnya tidak dapat diterima oleh akal dan tidak sesuai dengan zaman sekarang yang serba logik. Mengingkari mukjizat adalah kufur dengan ijmak ulamak kerana ia bermakna mengingkari nas-nas Al-Quran dan Hadis Mutawatir yang mensabitkan mukjizat bagi para Nabi a.s .

vii. menggunakan Kod 19 rekaan Rasyad Khalifah untuk mentafsir Al-Quran. Rasyad Khalifah mengaku dirinya sebagai rasul dan membawa agama baru yang dinamakan 'submission'. Teori Kod 19 dianggap lebih tinggi daripada Al-Quran kerana mengikut teori ini, ayat-ayat Al-Quran perlu dibuang atau ditambah bagi menyesuaikan dengan Kod 19.

viii. menyamakan bacaan Al-Fatihah sebanyak 17 kali sehari oleh orang Islam dengan amalan Bushido oleh orang jepun yang berteraskan ajaran Buddha.

ix. mendakwa bahawa kekuatan luar biasa seperti mukjizat boleh berlaku melalui rumus Zero Mind Process (ZMP). Dengan rumusan ZMP ini, ESQ mengiaskan bahawa mukjizat Nabi Musa a.s diselamatkan daripada Fir'aun boleh juga berlaku kepada orang lain seperti yang berlaku kepada juru terbang Kapten Abdul Razak. Kefahaman mukjizat seperti ini, merupakan ajaran agama Hindu seperti yang diterangkan oleh Swami Vivekananda.

x. mentafsirkan makna kalimah syahadah dengan 'triple one'. Ini adalah tafsiran bidaah dan sesat. Dalam konteks akidah, 'triple one' digunakan oleh Kristian untuk menghuraikan konsep trinity. Buku 'Christianity For Dummies', ketika menghuraikan konsep ini menyatakan 'The Trinity: How 1+1+1 Equals 1. Christianity says that God is Trinity - one God expressed in three beings. The term trinity meands: three-oneness.

(b) mana-mana orang hendaklah menjauhi ajaran, pegangan dan fahaman sebagaimana yang dinyatakan dalam perenggan.

Bertarikh 10 Jun 2010 dan ditandatangani oleh Mufti wilayah persekutuan Malaysia, Datuk Hj. Wan Zahidi bin Wan Teh tanggal 10 Juni 2010. (mok/nrl)

Sumber : http://us.detiknews.com/read/2010/07...q-ary-ginanjar

Senin, 14 Juni 2010

Serangan Jantung, Perlu dikenali

Penyekit jantung merupakan penyebab kematian utama baik di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Kematian dapat dihindari bila masyarakat mengenal secara dini penyakit jantung koroner, khususnya pengenalan saat serangan jantung, penanganan di rumah, serta memilih layanan yang tepat bagi perawatan penyakit jantung. Untuk mengetahui bagaimana serangan penyakit jantung secara dini, gejala maupun penanganan awal serta penanganan paripurnanya maka RSUP Dr Sardjito akan mengadakan seminar jantung awam pada hari Sabtu, 24 Juli 2010.
Para pakar Jantung dari RSUP Dr Sardjito akan mengupas, cara memberikan pertolongan pertama terhadap seseorang yang terkena serangan jantung sampai langkah-langkah rehabilitasi apa saja yang diperlukan bagi penderita yang telah terkena serangan jantung.
Butet Kertarajasa pada seminar nanti juga akan berbagi pengalaman bagaimana terkena serangan jantung. Apalagi dengan di pandu oleh Heru Nugroho yang juga Presenter “Dokter kita” dari Jogja TV menjadikan seminar sehari ini akan lebih berbobot. Disamping butet, beberapa pakar Penyakit Jantung akan mengisi diantaranya dr. Irsad Andi Arsono,Sp.PD akan mengupas Gejala dan Pertolongan Awal Serangan Jantung. Sedang Dr. Nahar Taufiq,Sp.JP(K) akan mengupas Tindakan intervensi koroner perkutan pada serangan jantung dan pasca serangan jantung.
Untuk rehabilitasi pasca serangan jantung serta tindakan bedah pintas koroner pada serangan jantung, nara sumbernya masing-masing disampaikan oleh dr. Hasanah Mumpuni,Sp.PD dan dr. Supomo,SpB-KBTKV. PT Askes dalam seminar ini juga tak mau kalah ketinggalan, dengan memaparkan klaim pembiayaan bagi peserta Askes jika terkena penyakit jantung.
Seminar ini dimaksudkan sebagai edukasi bagi masyarakat akan bahayanya penyakit jantung, pesertanya dibatasi hanya 300 orang, dan terbuka untuk umum. Bagi yang berminat dapat mendaftar mulai sekarang di Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito di telpon 0274-520410 atau ke Pusat Jantung Terpadu RSUP Dr Sardjito telpon 0274-631011.

Rabu, 09 Juni 2010

Mendisiplinkan Vs Menyebar Virus




Ini dia mesin absensi sidik jari tangan, mesin ini diberlakukan sejak 1 juni 2010 di seluruh sudut RSUP Dr Sardjito. Ada 7 titik mesin absensi, yang digunakan oleh sekitar 3000 orang setiap harinya. artinya bahwa satu titik mesin presensi rata-rata dipakai oleh sekitar 425 orang. dari sudut manfaat, mesin ini sangat bermanfaat bagi manajemen maupun karyawan khususnya dalam kedisiplinan kehadiran dan pulang, selain itu bisa dipakai untuk mengukur kinerja karyawan.
Namun dari itu semua, ada sisi lain yang perlu dicermati. yaitu mesin ini bisa menularkan berbagai virus yang masih menempel di tangan. bayangkan saja untuk satu mesin, yang menampung 425 orang jika dipakai oleh orang yang sedang terkena flu, dan orang tersebut habis "sisi" / membersihkan ingus tanpa cuci tangan maka apa yang terjadi ? resiko minimal 425 akan tertular flu. artinya RSUP Dr Sardjito bisa terkena flu massal.
Apa langkah yang tepat untuk menghindari segala resiko yang ada ? pertanyaan ini perlu dijawab dan dicarikan solusi, salah satunya adalah dengan menempatkan Alkohol 70 % disekitar mesin presensi. Langkah ini akan sedikit memberikan alternatif penyelesaiaan. atau kalau tidak bersegeralah cuci tangan dengan sabun sehabis melakukan presensi sidik jari.
Paling baik lagi jika ada pendapat dari Tim INOS untuk menganalisanya ?
Apakah Anda setuju ??? Kirimkan Komentar lebih lanjut...

Jagalah diri anda sendiri dengan baik supaya tetap sehat dan beraktifitas dengan prima...
salam sehat selalu.........
Baca Juga di http://www.bisnis5milyar.com/?id=lanjutkan
(Banu, 09 Juni 2010, Pukul 09.00 WIB)

Selasa, 08 Juni 2010

"Seperti" Cut Tari


Setelah heboh dengan video panas pelaku mirip artis Luna Maya dan Ariel Peterpan, sebuah video panas dengan pelaku mirip Ariel kembali beredar di YouTube. Kali ini pasangannya mirip artis Cut Tari.

Google mencatat ada 19 ribu halaman yang bisa ditemukan bila kita memasukkan kata kunci “video Ariel-Cut Tari“.

Video tersebut berdurasi lebih panjang, yaitu sekitar 8 menit dan lebih bersih dibandingkan video yang heboh sebelumnya. Tidak seperti video sebelumnya yang diduga diambil dengan ponsel oleh tangan pelaku, video kali ini nampaknya menggunakan kamera yang lebih canggih dan profesional.

Dengan sedikit keahlian bisa diketahui bahwa meta data video berukuran 50,9 MB itu diambil pada 18 November 2006 pukul 18.18 WIB. Tampak dalam video terlihat seorang perempuan mirip Cut Tari mengenakan baju terusan berwarna biru dengan dalaman tank top hitam.

Perempuan itu terlihat mengenakan cincin di jari manis tangan kirinya. Di di tangan kanannya juga melingkar cincin. Sedangkan sang pria sudah tanpa busana dan mengenakan jam.

Sejauh ini Ariel dan Cut Tari yang dikait-kaitan dengan video mirip keduanya itu belum bisa dimintai konfirmasi.

"Kayak alias Mirip " Ariel dan cut tari





"Ini perbuatan Terlarang"

Peterporn


Jadi Trending Topic, Ariel Dapat Julukan 'Ariel Peterporn'


Jakarta Video porno milik Ariel, Luna Maya dan Cut Tari tengah menjadi pusat perhatian di antara para pengguna Twitter. Kini, pemilik nama lengkap Nazriel Irham itu pun mendapat julukan Ariel Peterporn.

'I like peterporn..d tunggu next girlnya neeh," tulis salah satu pengguna Twitter.

Bahkan, nama peterporn kini menjadi salah satu trending topic di situs tersebut. Saat ini, peterporn menduduki posisi enam.

Beberapa orang tampak memberi dukungan kepada Ariel, namun di antaranya juga menghujatnya. Bahkan, salah satu pengguna Twitter mengungkapkan akan ada 23 video porno mirip Ariel lainnya siap beredar.

"Katanya Ariel masih punya 23 video lagi...ditunggu ya," tulisnya.

(hkm/iy)(sumber : detik.com Selasa, 08/06/2010 14:07 WIB oleh Han Kristi - detikhot)

Senin, 07 Juni 2010

Karyawan RS Sardjito Tanda Tangani Pakta Integritas

Jumat, 4 Juni 2010 | 16:30 WIB

Sleman, Kompas - Rumah sakit sebagai instansi pelayanan publik jelas mempunyai tanggung jawab moral pada masyarakat. Selain itu dituntut juga profesional, transparan, efektif, dan secara internal bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Karenanya, sebanyak 110 pucuk pimpinan dalam jajaran karyawan RS Dr Sardjito menandatangani Pakta Integritas.

Komitmen yang ditandatangani pejabat struktural, pejabat fungsional, ketua-ketua staf medik fungsional, dan kepala instansi, Kamis (3/6), berisi empat poin. Yang pertama, kerelaan mencurahkan tenaga dan pikiran, jujur, dan tidak melakukan KKN.

Poin kedua, bersedia melayani secara bersih, transparan, dan profesional. Poin ketiga melaporkan apa yang dijalankan. Poin keempat jika melanggar pakta, bersedia dikenakan sanksi administratif, sanksi moral, dan ganti rugi sesuai aturan undang- undang.

Direktur Utama RS Dr Sardjito Budi Mulyono yang memimpin penandatanganan itu mengatakan, profesionalisme rumah sakit perlu didukung komitmen. Rumah sakit sebagai instansi pelayanan akan baik melayani jika sumber daya manusianya baik.

Pakta Integritas ini bukan sekadar melanjutkan kesepakatan serupa di tingkat pusat 12 Februari lalu. Saat itu pucuk-pucuk pimpinan rumah sakit negeri menandatangani pakta di depan Menteri Kesehatan. Pakta ini lebih karena komitmen dan tanggung jawab rumah sakit terhadap siapa saja pasien yang dilayani.

Untuk selanjutnya, menurut Direktur Sumber Daya Manusia RS Dr Sardjito Sigit Priyo Utomo, sebanyak 100 karyawan akan segera menandatangani pakta. Mereka adalah para penanggung jawab layanan yang langsung berhadapan dengan pasien.

Staf Humas RS Dr Sardjito Banu Hermawan mengatakan, siapa saja pasien yang tidak puas atas pelayanan diharap segera melapor. Sejumlah karyawan pernah ditegur. Banu mencontohkan, pernah ada pasien diabetes kecewa pada dokter yang memberikan obat berbeda.

"Saat ditanya, si dokter menjawab ketus dan mengatakan dialah dokter yang paham. Si pasien protes. Kami menyikapi serius. Tak hanya surat peringatan, si dokter kami suruh mengulang spesialisasi selama satu semester," ucap Banu. (PRA)

Senin, 31 Mei 2010

Mahasiswa Galang Dana untuk Anak yang Jantungnya Bocor

Senin, 31 Mei 2010 | 13:29 WIB
Besar Kecil Normal

TEMPO Interaktif, Bantul - Puluhan mahasiwa Kabupaten Bantul mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bantul, Senin (31/5). Mereka menuntut para anggota Dewan menekan pemerintah supaya memberikan dana jaminan kesehatan gratis kepada seluruh warga miskin Bantul. Selain itu, mereka juga menggalang dana bantuan untuk Muhammad Zaen Pratama, 6 tahun, yang menderita sakit jantung bocor.

“Masih banyak warga miskin di Bantul yang belum mendapat jaminan kesehatan, kami mendesak anggota Dewan untuk memperjuangkan warga yang belum terjamah oleh jaminan kesehatan,” kata M Azhar, Ketua Ikatan Mahasiswa Bantul, Senin (31/5).

Zaen Pratama merupakan warga miskin yang tidak mendapatkan jaminan kesehatan sosial maupun jaminan kesehatan masyarakat. Orang tua Zaen tidak mampu membiayai operasi jantung di Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito sebesar Rp 40 juta.

Setelah mengajukan dana jaminan kesehatan ke Dinas Sosial, Zen mendapatkan bantuan sebesar Rp 30 juta. Dana tersebut diambilkan dari dana Pelayanan Kesehatan Daerah dan Jaminan Kesehatan Sosial.

Namun di Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito, Zein sudah diperiksa dan siap dioperasi. Sayangnya bangsal kelas III penuh. Sehingga ia masih harus menunggu antrean hingga bangsal kelas ekonomi itu ada yang kosong.

Pihak Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito menyatakan bangsal kelas III memang penuh. Namun saat ini keluarga Zein sudah dihubungi supaya segera dibawa ke rumah sakit untuk dioperasi.

“Kami sudah menghubungi pihak keluarga, segera saja pasien dibawa ke rumah sakit untuk dioperasi,” kata Banu Hermawan, staf Humas Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito.

MUH SYAIFULLAH

Jumat, 21 Mei 2010

Berita yang berserak ; Si Unyil, Berseri Sampai Pagi

Berita ini aku temukan saat aku menjelajah dunia maya, ada sebuah fakta yang terungkap yang saat itu belum aku ketahui, diambi dari Majalah Tempo Online. ini dia kisahnya ;
29 Agustus 1987
Si unyil, berseri sampai pagi

PENGADILAN Negeri Sleman, DI Yogyakarta, pekan lalu agaknya telah memecahkan rekor sebagai penyelenggara sidang terpanjang. Vonis perkara korupsi di Rumah Sakit Dokter Sardjito, Yogyakarta, dengan terdakwa dr. Edy Wibowo Kaswadi, setebal 490 halaman, dibacakan majelis hakim yang diketuai Idhar Mokoginta sejak pukul 10.00 tanggal 21 Agustus dan baru berakhir pukul 3.00 dinihari esoknya. Di kelelahan menjelang subuh itu, majelis akhirnya memutuskan Edy bersalah melakukan korupsi, dan karena itu menghukumnya 6 tahun penjara ditambah denda Rp 10 juta. Vonis itu jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa yang meminta agar Edy dipenjarakan selama 20 tahun, selain membayar denda Rp 30 juta. Sebab itu, tidak biasanya, Jaksa A.H. Ritonga kontan menyatakan banding atas keputusan majelis tersebut. Akibat sidang siang-malam itu, menjelang akhir vonis suara hakim semakin hilang sehingga terpaksa dipakai pengeras suara. Menjelang pagi seorang hakim anggota terlihat tidak kuat lagi menahan kantuknya. Sementara itu, paniteranya beberapa kali terlelap dan kemudian bangun lagi. Pesakitan Edy, 50 tahun, kendati menunggu hukuman bagi dirinya, tak terkecuali, ikut mengantuk. Sebenarnya, perkara Edy, bekas Wakil Direktur Umum dan Keuangan RS Dokter Sardjito, itu termasuk perkara korupsi biasa. Dokter lulusan UGM itu dituduh telah menyalahgunakan wewenangnya semasa menjabat Asisten Direktur Administrasi dan Keuangan RS Dokter Sardjito, ketika rumah sakit itu dibangun, sehingga negara dirugikan sekitar Rp 1,2 milyar. Beberapa bagian dari bangunan rumah sakit itu, menurut jaksa, telah dibangun di luar bestek yang semula ditetapkan. Akibatnya, rumah sakit yang mengabadikan nama presiden UGM pertama dan menelan biaya Rp 10 milyar itu mulai rontok setahun setelah diresmikan Presiden Soeharto, 1982. Edy, yang sebelum ditahan, September 1986, ketika menjabat Direktur Pelayanan Medis Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, juga dituduh jaksa telah memungli kontraktor yang ikut membangun rumah sakit itu scbesar 5% dari nilai kontrak. Sebagai imbalannya -- selaku wakil pimpinan proyek yang dijabat Prof. Dr. Ismangoen, Dirut RS Dokter Sardjito -- Edy menandatangani saja Laporan Kemajuan Pekerjaan kendati kontraktor yang melaksanakan pekerjaan itu menyimpang dari bestek. Bukan hanya memungli, Edy juga tuduh jaksa telah menyunat sekitar 70% dari uang masuk dari pasien RS Dokter Sardjito. Semua uang haram itu, menurut jaksa, selain untuk kepentingan pribadi juga dibagi ke atas, antara lain Prof. Ismangoen, Drs. Ikin Djayadisastra, dan dr. Gunawan. Tapi di sidang ternyata tidak semua dakwaan jaksa itu diterima hakim. Edy, misalnya, kata hakim tidak terbukti menyalahgunakan wewenang selaku pimpinan proyek. Sebab, di sidang, jaksa tidak berhasil menunjukkan pelimpahan wewenang secara tertulis dari pimpinan proyek yang sebenarnya, Ismangoen. Kecuali itu, jaksa juga gagal menghadapkan Ismangoen selaku saksi utama ke sidang. "Jaksa tidak berhasil menghadapkan saksi utama Prof. Ismangoen ke sidang. Padahal, saksi itu bisa menjernihkan persoalan siapa yang harus bertanggung jawab atas terjadinya penyimpangan bestek dalam pembangunan rumah sakit itu," kata Hakim Idhar Mokoginta di sidang. Sementara itu, menurut hakim, dari keterangan saksi-saksi disebutkan bahwa Ismangoen, selaku pimpinan proyek, sebagai satu-satunya pejabat yang bertanggung jawab atas diselewengkannya anggaran pembangunan rumah sakit yang dibiayai DIP Depkes dan Bantuan Presiden itu. "Tapi masalah itu tidak bisa dilacak sampai tuntas, karena ia tidak dihadirkan," tutur Hakim Idhar dalam vonisnya. Jaksa Ritonga memang gagal menghadapkan Prof. Ismangoen. Guru besar yang kini menjadi anggota DPA itu semula tidak bisa hadir dengan alasan sakit. Belakangan ia tidak bersedia datang karena, sebagai anggota DPA, ia baru bisa dipanggil ke pengadilan bila ada izin Presiden. Beberapa waktu lalu, ia juga tidak bersedia berbicara banyak tentang manipulasi itu kepada TEMPO. Anehnya, ia malah mengatakan tidak kenal dengan Edy, yang oleh pihak kejaksaan dianggap tangan kanannya. "Saya hanya kenal dengan Edy ketika ia masih mahasiswa," kata Ismangoen kepada TEMPO. Tapi, akibat Ismangoen tidak datang ke sidang itu pula, Edy luput dari sebagian tuntutan jaksa. Ia dibebaskan hakim dari tuduhan menyalahgunakan wewenang, dan hanya dihukum 6 tahun karena memungli kontraktor, dan menyunat uang penerimaan RS Dokter Sardjito. Dari kejahatan itu, kata hakim, ia terbukti mengkorup Rp 82 juta. Tentu saja, vonis hakim itu mengecewakan kejaksaan. Sebab itu, Jaksa Ritonga langsung banding. "Sebab, kami yakin bahwa tcrdakwa terbukti menyalahgunakan wewenangnya," kata sumber di kejaksaan. Sebelumnya, Jaksa Tinggi Yogyakarta, Djoko Mulyo -- sekarang dimutasikan ke Kejaksaan Agung -- malah menuduh Edy otak korupsi itu. Edy sendiri menolak diwawancarai TEMPO dan menyerahkan masalahnya kepada pengacaranya, A. Teras Narang dan Edy Saputra Sofyan. "Hukuman itu bagi kami terasa berat," ujar Teras Narang. Yang tak kalah menariknya dalam perkara itu adalah sidang terpanjang tadi. Kecuali sidang terakhir itu, majelis hakim memang sudah ngebut sidang itu sampai malam sejak awal Agustus lalu, kendati tidak sampai pagi. Sebab, seperti juga yang dialami majelis perkara subversi A.M. Fatwa dan perkara Nur Usman, masa penahanan Edy, sesuai dengan KUHAP, berakhir pada Rabu pekan lalu. Pada hari itu, bila perkara belum juga divonis, ia harus bebas demi hukum. Ternyata, kendati sudah sidang maraton, majelis tidak sanggup berlomba dengan waktu. Sebab itu, subuh Rabu pekan lalu, karena masa tahanan dianggap sudah lewat, pengacara Edy, Eddy Saputra Sofyan, menjemput kliennya itu ke LP Wirogunan, Yogyakarta. Tapi ia kecele. Sebelum Edy keluar, pihak kejaksaan sudah mengantisipasl membuat surat penahanan baru untuk perkara lain. Menurut surat penahanan itu Edy dituduh selaku pegawai negeri telah menerima hadiah dari dalam jabatannya (pasal suap) -- pasal yang semula tidak dituduhkan jaksa dalam perkara korupsi itu. "Pokoknya, seperti si Unyil, ceritanya berseri," kata sumber kejaksaan, puas. Tapi layakkah, menurut hukum, sebuah kejahatan diusut secara berseri begitu? Karni Ilyas, Laporan Slamet Subagyo (Yogyakarta)