Asian Strategic Alliance for Pneumococcal Disease Prevention atau dikenal dengan ASAP merupakan kelompok independent di Asia, suatu kelompok aliansi strategis untuk pencegahan infeksi pneumokokus yang terdiri dari 20 orang perwakilan Negara di Asia, dimana Indonesia menjadi salah satu negara anggota yang diwakili oleh Prof.Dr.dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro,SpA(K) dari FK UI / RSCM Jakarta dan Prof.Dr.dr. Cissy B Kartasasmita,SpA(K),MSc.,PhD dari UNPAD/RS Hasan Sadikin Bandung.
ASAP ini di Indonesia didirikan pada tanggal 30 Juni 2008, beranggotakan 15 dokter spesialis anak yang mewakili 10 kota di Indonesia. ASAP akan mewakili ‘suara anak’ Indonesia yang terancam kematian oleh penyakit pneumokokus. Pneumokokus sendiri adalah sekelompok penyakit yang terdiri dari meningitis, pneumonia, infeksi telinga tengah, infeksi darah dan sinusitis.
Orang yang terkena penyakit ini bisa kehilangan pendengaran permanen, kerusakan otak, cacat fisik, keterbelakangan mental bahkan kematian pada anak-anak, dan sayangnya penyakit ini sulit didiagnosa karena gejala awalnya mirip flu biasa.
Apabila ditinjau besarnya angka kejadian penyakit (burden of disease) penyakit pneumokokus termasuk meningitis, pneumonia dan bakteriemia, menyebabkan sekitar 2 juta kematian setiap tahun dan 700.000 sampai 1 juta diantaranya balita. Penyebaran pneumokokus sangat mudah terjadi karena bakteri pneumokokus hidup normal di dalam hidung dan tenggorokan dimana dapat menjadi ganas pada anak-anak balita dibawah 2 tahun, penularan dapat terjadi melalui percikan ludah atau udara bebas sehingga setiap anak dapat dengan mudah terinfeksi tanpa memandang status dan lingkungan sekitarnya.
Langkah-langkah yang dilakukan ASAP untuk mencegah pneumokokus yaitu dengan berperan aktif serta melaksanakan intervensi strategis untuk menurunkan angka kematian infeksi penyakit pneumokokus dengan cara meningkatkan kewaspadaan, melaksanakan pemantauan keadaan penyakit secara berkala, melakukan advokasi dan pencegahan terutama dengan vaksinasi. Vaksinasi adalah perlindungan terbaik bagi balita, disamping itu berikan pula ASI eksklusif dan gizi seimbang, selain itu hindari factor resiko seperti asap rokok. (banu/07)
Senin, 20 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar