JOGJA--Dokter ahli penyakit stroke Rumah Sakit (RS) Dr Sardjito, Prof Samekto Wibowo menyatakan, saat ini sekitar 12 juta penduduk di Indonesia yang berumur 35 tahun keatas mempunyai potensi terkena serangan stroke. Angka kejadian stroke ini meningkat secara dramatis dua kali lipat setiap penambahan usia 10 tahun sejak umur 35 tahun.
"Penyakit stroke tertinggi menimpa penduduk usia 50-60 tahun. Sedangkan 5 persen penduduk yang berusia diatas 65 tahun paling tidak perbah mengalami satu kali stroke," papar Samekto kepada wartawan di RS setempat, Kamis (18/3) terkait pertemuan ilmiah nasioanal tentang stroke dan syaraf yang digelar di Hotel Sheraton 18-21 Maret.
Faktor resiko stroke ini, menurut Samekto diantaranya usia yang semakin tua dan genetika. Selain itu penyakit pemicu seperti hipertensi, diabetes, jantung, obesitas,kolesterol.
Gaya hidup yang tidak sehat juga memicu munculnya serangan stroke, terutama bagi penduduk usia produktif yang trendnya semakin meningkat pada saat ini. Konsumsi rokok, narkotika, alkohol membuat faktor resiko stroke juga semakin sulit dikendalikan.
"Pergeseran angka lansia yang semakin tinggi membuat resiko serangan stroke, terutama di Yogyakarta yang tinggi angka lansianya juga semakin besar," ujarnya.
Sementara dokter ahli syaraf lainnya, dr Ismail Setyopranoto menjelaskan, tanda-tanda stroke bisa dideteksi secara dini. Diantaranya tiba-tiba terjadi kelemahan gerak separo, kesemutan separo tubuh, penurunan kesadaran mulai ngantuk hingga koma, tidak bisa bicara tiba-tiba, bicara pelo atau perot, kebutaan separo, gangguan fungsi intelektual dan sensasi berputar.
"Jika mendapati tanda-tanda itu, pasien harus segera dibawa kerumah sakut yang memiliki fasilitas stroke maksimal 3 jam," jelasnya.
Kecepatan penanganan ini diperlukan, lanjut Ismail karena kasus serangan stroke,khususnya akibat penyumbatan darah mencapai 80 persen. Untuk mengatasi persoalan ini dibutuhkan pembelajaran manajemen stroke.
Diantaranya terapi window atau mengetahui tanda-tanda serangan stroke dan pengetahuan tentang faktor resiko. Selain itu letak stroke dan fasilitas yang bisa memberikan terapi sesuai kebutuhan. "Yang tidak kalah penting adalah kemampuan dalam membayar biaya perasional karena stroke memerlukan terapi yang panjang. Namun saat ini untuk masalah ini bisa ditangani melalui program jamkesmas," imbuhnya.(ptu)
Rabu, 24 Maret 2010
Rabu, 23 September 2009
Lebaran, 1 orang terkena H1N1
Yogyakarta, 22 September 2009 - setiap hari Lebaran tentunya banyak dinanti-nanti olaeh kebanyakan orang terutama masyarakat jawa, tapi apa jadinya jika acara mudik membawa cerita tersendiri bagi seorang lelaki ini.
Sebut saja AS, pria ini habis pulang dari Amerika, namun dalam perjalanan pulangnya, pesawat yang diokendarai harus transit dahulu di Hongkong.Diapun berharap bisa secepatnya sampai ke kampung halamannya untuk menggelar lebaran dan saling minta maaf ke sanak saudara.
Nasib baik masih mengikuti AS, sesampai dikampung halamannya di bilangan Yogya Barat, lelaki berusia sekitar 39 tahun ini dapat mengikuti sholat Idul Fitri, namun naas setelah sholat dia merasa batuk dan pilek.
Tak mau kecolongan, diapun memeriksakan dirinya ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, setelah diterima oleh petugas Instalasi Gawat Darurat pada minggu (20 /9) pukul 13.00 WIB, AS dinyatakan suspect H1N1 sehingga harus menjalani perawatan Intensive Khusus pasien H1N1 di ruang Kartika RSUP Dr Sardjito.
Menurut pantauan petugas Humas RSUP Dr Sardjito, sampai siang ini selasa (22/9) kondisi AS masih terus dalam pemantauan karena suhu tubuhnya mencapai 37,7 derajat, serta masih ditemui batuk pilek dan nyeri tenggorokan.
Semoga saja pasien ini cepat sembuh, supaya bisa saling memafkan dan bersilaturohmi dengan keluarganya.
Sebut saja AS, pria ini habis pulang dari Amerika, namun dalam perjalanan pulangnya, pesawat yang diokendarai harus transit dahulu di Hongkong.Diapun berharap bisa secepatnya sampai ke kampung halamannya untuk menggelar lebaran dan saling minta maaf ke sanak saudara.
Nasib baik masih mengikuti AS, sesampai dikampung halamannya di bilangan Yogya Barat, lelaki berusia sekitar 39 tahun ini dapat mengikuti sholat Idul Fitri, namun naas setelah sholat dia merasa batuk dan pilek.
Tak mau kecolongan, diapun memeriksakan dirinya ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, setelah diterima oleh petugas Instalasi Gawat Darurat pada minggu (20 /9) pukul 13.00 WIB, AS dinyatakan suspect H1N1 sehingga harus menjalani perawatan Intensive Khusus pasien H1N1 di ruang Kartika RSUP Dr Sardjito.
Menurut pantauan petugas Humas RSUP Dr Sardjito, sampai siang ini selasa (22/9) kondisi AS masih terus dalam pemantauan karena suhu tubuhnya mencapai 37,7 derajat, serta masih ditemui batuk pilek dan nyeri tenggorokan.
Semoga saja pasien ini cepat sembuh, supaya bisa saling memafkan dan bersilaturohmi dengan keluarganya.
Pembunuhan di Hari Lebaran 1430 H
Yogyakarta, 22 september 2009 - Kisah pilu anak manusia kembali terjadi di Yogyakarta, disaat suasana saling maaf memaafkan, justru dini hari tadi sekitar pukul 00.20 WIB, sesosok mayat perempuan dikirim ke kamar mayat Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
"Sesosok mayat perempuan diperkirakan berusia 24 tahun, tadi malam (Selasa, 22/7) sekitar pukul 00.20 telah dikirim ke Instalasi Kedokteran Forensik oleh petugas Polsek Umbulharjo," Terang Trisno Heru Nugroho,M.Kes selaku Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito siang tadi 22/9 ketika ditemui di raung kerjanya.
Menurut keterangan polisi yang mengirim jenazah tersebut, lanjut Heru Nugroho,M.kes dikatakan bahwa korban ditemukan di Malian, umbulharjo No 7 / 252 RT 37 RW XIII kecamatan Umbulharjo dalam kondisi ditemukan dua luka tusuk di dada sebelah kanan dan kiri.
sedangkan dari catatan kepolisian, juga telah ditemukan sebuah alamat di bayat rejo RT 41 RW 08 Desa Mliji 7 kecamatan tegal bimo banyuwangi, apakah alamat yang ditemukan tersebut merupakan alamat asli korban, tentu saja belum diketahui secara pasti ungkap Heru Nugroho.
Harapan dari RSUP Dr Sardjito tambahnya, bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarga bisa melakukan kroscek terhadap jenazah tersebut di RSUP Dr Sardjito. (banu)
"Sesosok mayat perempuan diperkirakan berusia 24 tahun, tadi malam (Selasa, 22/7) sekitar pukul 00.20 telah dikirim ke Instalasi Kedokteran Forensik oleh petugas Polsek Umbulharjo," Terang Trisno Heru Nugroho,M.Kes selaku Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito siang tadi 22/9 ketika ditemui di raung kerjanya.
Menurut keterangan polisi yang mengirim jenazah tersebut, lanjut Heru Nugroho,M.kes dikatakan bahwa korban ditemukan di Malian, umbulharjo No 7 / 252 RT 37 RW XIII kecamatan Umbulharjo dalam kondisi ditemukan dua luka tusuk di dada sebelah kanan dan kiri.
sedangkan dari catatan kepolisian, juga telah ditemukan sebuah alamat di bayat rejo RT 41 RW 08 Desa Mliji 7 kecamatan tegal bimo banyuwangi, apakah alamat yang ditemukan tersebut merupakan alamat asli korban, tentu saja belum diketahui secara pasti ungkap Heru Nugroho.
Harapan dari RSUP Dr Sardjito tambahnya, bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarga bisa melakukan kroscek terhadap jenazah tersebut di RSUP Dr Sardjito. (banu)
Sabtu, 19 September 2009
SAHABAT, MAAFKAN AKU
Sahabat, MOHON Sejenak Renungkan ceritaku ini ;
Dua orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di
tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar
temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan
tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : "HARI INI, SAHABAT
TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka
memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka
hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil
diselamatkan oleh sahabatnya yang menampar tadi.
Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis
di sebuah batu: HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, "Kenapa
setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan
sekarang kamu menulis di batu?" Temannya sambil tersenyum
menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya
di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan
tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus
memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup
angin."
Cerita di atas, bagaimanapun tentu saja lebih mudah dibaca dibanding
diterapkan. Begitu mudahnya kita memutuskan sebuah pertemanan 'hanya'
karena sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan yang menurut
kita keterlaluan hingga menyakiti hati kita. Sebuah sakit hati lebih
perkasa untuk merusak dibanding begitu banyak kebaikan untuk menjaga.
Mungkin ini memang bagian dari sifat buruk diri kita.
Karena itu, seseorang pernah memberitahu saya apa yang harus saya
lakukan ketika saya sakit hati. Beliau mengatakan ketika sakit hati
yang paling penting adalah melihat apakah memang orang yang menyakiti
hati kita itu tidak kita sakiti terlebih dahulu. Bukankah sudah
menjadi kewajaran sifat orang untuk membalas dendam? Maka sungguh
sangat bisa jadi kita telah melukai hatinya terlebih dahulu dan dia
menginginkan sakit yang sama seperti yang dia rasakan. Bisa jadi juga
sakit hati kita karena kesalahan kita sendiri yang salah dalam
menafsirkan perkataan atau perbuatan teman kita. Bisa jadi kita
tersinggung oleh perkataan sahabat kita yang dimaksudkannya sebagai
gurauan.
******
Namun demikian, orang yang bijak akan selalu mengajari muridnya untuk
memaafkan kesalahan-kesalahan saudaranya yang lain. Tapi ini akan
sungguh sangat berat. Karena itu beliau mengajari kami
untuk 'menyerahkan' sakit itu kepada Allah -yang begitu jelas dan
pasti mengetahui bagaimana sakit hati kita- dengan membaca doa, "Ya
Allah, balaslah kebaikan siapapun yang telah diberikannya kepada kami
dengan balasan yang jauh dari yang mereka bayangkan. Ya Allah, ampuni
kesalahan-kesalahan saudara-saudara kami yang pernah menyakiti hati
kami."
Bukankah Rasulullah pernah berkata, "Tiga hal di antara akhlak ahli
surga adalah memaafkan orang yang telah menganiayamu, memberi
kepada orang yang mengharamkanmu, dan berbuat baik kepada orang yang
berbuat buruk kepadamu".
Karena itu, Saudara-saudaraku, mungkin aku pernah menyakiti hatimu
dan kau tidak membalas, dan mungkin juga kau menyakiti hatiku karena
aku pernah menyakitimu. Namun dengan ijin-Nya aku berusaha
memaafkanmu. Tapi yang aku takutkan kalian tidak mau memaafkan.
Sungguh, Saudara-saudaraku, dosa-dosaku kepada Tuhanku telah
menghimpit kedua sisi tulang rusukku hingga menyesakkan dada.
Saudara-saudaraku, jika kalian tidak sanggup mendoakan aku agar
aku 'ada' di hadapan-Nya, maka ikhlaskan segala kesalahan-
kesalahanku. Tolong jangan kau tambahkan kehinaan pada diriku
dengan mengadukan kepada Tuhan bahwa aku telah menyakiti hatimu.
Tolong, sekali pun jangan. Tolong, maafkan.**
Sumber: Unknown
Dua orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di
tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar
temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan
tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : "HARI INI, SAHABAT
TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka
memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka
hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil
diselamatkan oleh sahabatnya yang menampar tadi.
Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis
di sebuah batu: HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, "Kenapa
setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan
sekarang kamu menulis di batu?" Temannya sambil tersenyum
menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya
di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan
tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus
memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup
angin."
Cerita di atas, bagaimanapun tentu saja lebih mudah dibaca dibanding
diterapkan. Begitu mudahnya kita memutuskan sebuah pertemanan 'hanya'
karena sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan yang menurut
kita keterlaluan hingga menyakiti hati kita. Sebuah sakit hati lebih
perkasa untuk merusak dibanding begitu banyak kebaikan untuk menjaga.
Mungkin ini memang bagian dari sifat buruk diri kita.
Karena itu, seseorang pernah memberitahu saya apa yang harus saya
lakukan ketika saya sakit hati. Beliau mengatakan ketika sakit hati
yang paling penting adalah melihat apakah memang orang yang menyakiti
hati kita itu tidak kita sakiti terlebih dahulu. Bukankah sudah
menjadi kewajaran sifat orang untuk membalas dendam? Maka sungguh
sangat bisa jadi kita telah melukai hatinya terlebih dahulu dan dia
menginginkan sakit yang sama seperti yang dia rasakan. Bisa jadi juga
sakit hati kita karena kesalahan kita sendiri yang salah dalam
menafsirkan perkataan atau perbuatan teman kita. Bisa jadi kita
tersinggung oleh perkataan sahabat kita yang dimaksudkannya sebagai
gurauan.
******
Namun demikian, orang yang bijak akan selalu mengajari muridnya untuk
memaafkan kesalahan-kesalahan saudaranya yang lain. Tapi ini akan
sungguh sangat berat. Karena itu beliau mengajari kami
untuk 'menyerahkan' sakit itu kepada Allah -yang begitu jelas dan
pasti mengetahui bagaimana sakit hati kita- dengan membaca doa, "Ya
Allah, balaslah kebaikan siapapun yang telah diberikannya kepada kami
dengan balasan yang jauh dari yang mereka bayangkan. Ya Allah, ampuni
kesalahan-kesalahan saudara-saudara kami yang pernah menyakiti hati
kami."
Bukankah Rasulullah pernah berkata, "Tiga hal di antara akhlak ahli
surga adalah memaafkan orang yang telah menganiayamu, memberi
kepada orang yang mengharamkanmu, dan berbuat baik kepada orang yang
berbuat buruk kepadamu".
Karena itu, Saudara-saudaraku, mungkin aku pernah menyakiti hatimu
dan kau tidak membalas, dan mungkin juga kau menyakiti hatiku karena
aku pernah menyakitimu. Namun dengan ijin-Nya aku berusaha
memaafkanmu. Tapi yang aku takutkan kalian tidak mau memaafkan.
Sungguh, Saudara-saudaraku, dosa-dosaku kepada Tuhanku telah
menghimpit kedua sisi tulang rusukku hingga menyesakkan dada.
Saudara-saudaraku, jika kalian tidak sanggup mendoakan aku agar
aku 'ada' di hadapan-Nya, maka ikhlaskan segala kesalahan-
kesalahanku. Tolong jangan kau tambahkan kehinaan pada diriku
dengan mengadukan kepada Tuhan bahwa aku telah menyakiti hatimu.
Tolong, sekali pun jangan. Tolong, maafkan.**
Sumber: Unknown
Lebaran di RSUP Dr Sardjito
Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1430 H/ 2009 M, maka kami Informasikan kepada masyarakat luas terutama para pelanggan setia dan pasien rutin RSUP Dr Sardjito bahwa libur lebaran di RSUP Dr Sardjito akan dilaksanakan pada ;
1. Libur Hari Raya Idul Fitri 1430 H / 2009 M dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa, tanggal 21 & 22 September 2009.
2. Pelaksanaan Cuti bersama dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24 September 2009 (dua hari setelah hari raya).
3. Pada tanggal 25 September 2009 dan seterusnya, RSUP Dr Sardjito terutama Rawat Jalan akan kembali melayani masyarakat seperti biasanya sesuai aturan jam kerja.
4. Bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan RSUP Dr Sardjito khususnya layanan emergency pada tanggal 21 September 2009 s.d 24 September 2009 akan tetap dilayani di Instalasi Rawat Darurat (IRD) selama 24 jam.
Kami himbau kepada masyarakat dan pasien yang membutuhkan pelayanan khususnya rawat jalan yang menjalani pengobatan secara rutin seperti Penyandang DM, Hipertensi, termasuk pengobatan rutin Kemoterapi dapat mengatur lebih lanjut jadwal pengobatannya sejak dini dengan dokter yang merawat.
Demikian kami sampaikan, terimakasih.
Bagian Hukum dan Humas
Kepala,
Drs. Trisno Heru Nugroho, APP, M.Kes.
NIP: 19591222 1980031002
1. Libur Hari Raya Idul Fitri 1430 H / 2009 M dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa, tanggal 21 & 22 September 2009.
2. Pelaksanaan Cuti bersama dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24 September 2009 (dua hari setelah hari raya).
3. Pada tanggal 25 September 2009 dan seterusnya, RSUP Dr Sardjito terutama Rawat Jalan akan kembali melayani masyarakat seperti biasanya sesuai aturan jam kerja.
4. Bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan RSUP Dr Sardjito khususnya layanan emergency pada tanggal 21 September 2009 s.d 24 September 2009 akan tetap dilayani di Instalasi Rawat Darurat (IRD) selama 24 jam.
Kami himbau kepada masyarakat dan pasien yang membutuhkan pelayanan khususnya rawat jalan yang menjalani pengobatan secara rutin seperti Penyandang DM, Hipertensi, termasuk pengobatan rutin Kemoterapi dapat mengatur lebih lanjut jadwal pengobatannya sejak dini dengan dokter yang merawat.
Demikian kami sampaikan, terimakasih.
Bagian Hukum dan Humas
Kepala,
Drs. Trisno Heru Nugroho, APP, M.Kes.
NIP: 19591222 1980031002
Rabu, 09 September 2009
Jangan Sebut Flu Babi Lagi
Vera Farah Bararah - detikHealth - melaporkan ;
Jakarta, Indonesia akan mengikuti Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk tidak lagi menyebut virus flu H1N1 sebagai penyakit flu babi tapi menamakannya dengan Flu A H1N1.
WHO sendiri telah menyatakan flu H1N1 sebagai pandemi. Suatu penyakit disebut mengalami pandemi jika terjadi hampir di seluruh negara di dunia dan merupakan jenis penyakit terbaru sehingga tubuh manusia belum memiliki daya tahan untuk melawannya.
Berdasarkan beberapa penelitian telah didapatkan bahwa flu yang selama ini sering disebut-sebut dengan flu babi, ternyata tidak berhubungan sama sekali dengan binatang tersebut. Karena virus H1N1 merupakan jenis virus baru dan menjadi pandemi karena manusia belum memiliki daya than tubuh terhadap virus tersebut.
"Awalnya disebut flu babi lalu flu Meksiko dan sekarang organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menetapkan untuk menyebutnya dengan flu A H1N1," ujar Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) dalam acara sarasehan bersama perwakilan ormas keagamaan di Gedung Depkes, Jakarta, Senin malam (7/9/2009).
Tjandra Yoga juga menambahkan bahwa 95 persen penderita flu H1N1 bisa sembuh tanpa masuk rumah sakit bahkan tanpa minum obat sekalipun, dan angka kematiannya kurang dari 1 persen. Biasanya penyakit ini bertambah parah karena ada faktor lain yang mendukung salah satunya faktor kegemukan.
Flu H1N1 memiliki gejala yang sama dengan gejala flu biasa, sehingga banyak masyarakat yang susah untuk mengenalinya. Rasa sakit dari virus ini adalah memiliki masa tunas (waktu sejak virus tersebut masuk hingga menimbulkan gejala) selama 3 sampai 4 hari. Hal terpenting adalah tidak perlu panik dalam menghadapi pandemi flu H1N1 ini.
"Kunci utamanya adalah jangan tertular dan menularkan serta cuci tangan menggunakan sabun sudah terbukti efektif menghindari penyakit menular," tambah Prof Dr Tjandra Yoga Aditama yang juga konsultan spesialis penyakit paru-paru ini.
Mulai saat ini sebutlah penyakit tersebut dengan flu H1N1 dan jangan panik menghadapi pandemi ini. Untuk menghindarinya lakukanlah pola hidup sehat dan cuci tangan menggunakan sabun untuk menghindari penularannya.
Badan Litbangkes Depkes per 2 September 2009 melaporkan hasil konfirmasi laboratorium positif influenza A H1N1 sebanyak 14 kasus baru, 2 orang diantaranya meninggal dunia, seorang anak dari DKI Jakarta dan 1 orang perempuan dari Yogyakarta. Dengan demikian secara kumulatif, total kasus di Indonesia sampai saat ini 1.097 orang di 25 provinsi dan 10 kematian
Penyakit influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat namun dapat dicegah.
Cara yang efektif untuk mencegah yaitu menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan bugar, istirahat yang cukup dan mencuci tangan pakai sabun. Bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu.
Jika ada gejala influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor, sekolah atau tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter.
Jakarta, Indonesia akan mengikuti Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk tidak lagi menyebut virus flu H1N1 sebagai penyakit flu babi tapi menamakannya dengan Flu A H1N1.
WHO sendiri telah menyatakan flu H1N1 sebagai pandemi. Suatu penyakit disebut mengalami pandemi jika terjadi hampir di seluruh negara di dunia dan merupakan jenis penyakit terbaru sehingga tubuh manusia belum memiliki daya tahan untuk melawannya.
Berdasarkan beberapa penelitian telah didapatkan bahwa flu yang selama ini sering disebut-sebut dengan flu babi, ternyata tidak berhubungan sama sekali dengan binatang tersebut. Karena virus H1N1 merupakan jenis virus baru dan menjadi pandemi karena manusia belum memiliki daya than tubuh terhadap virus tersebut.
"Awalnya disebut flu babi lalu flu Meksiko dan sekarang organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menetapkan untuk menyebutnya dengan flu A H1N1," ujar Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) dalam acara sarasehan bersama perwakilan ormas keagamaan di Gedung Depkes, Jakarta, Senin malam (7/9/2009).
Tjandra Yoga juga menambahkan bahwa 95 persen penderita flu H1N1 bisa sembuh tanpa masuk rumah sakit bahkan tanpa minum obat sekalipun, dan angka kematiannya kurang dari 1 persen. Biasanya penyakit ini bertambah parah karena ada faktor lain yang mendukung salah satunya faktor kegemukan.
Flu H1N1 memiliki gejala yang sama dengan gejala flu biasa, sehingga banyak masyarakat yang susah untuk mengenalinya. Rasa sakit dari virus ini adalah memiliki masa tunas (waktu sejak virus tersebut masuk hingga menimbulkan gejala) selama 3 sampai 4 hari. Hal terpenting adalah tidak perlu panik dalam menghadapi pandemi flu H1N1 ini.
"Kunci utamanya adalah jangan tertular dan menularkan serta cuci tangan menggunakan sabun sudah terbukti efektif menghindari penyakit menular," tambah Prof Dr Tjandra Yoga Aditama yang juga konsultan spesialis penyakit paru-paru ini.
Mulai saat ini sebutlah penyakit tersebut dengan flu H1N1 dan jangan panik menghadapi pandemi ini. Untuk menghindarinya lakukanlah pola hidup sehat dan cuci tangan menggunakan sabun untuk menghindari penularannya.
Badan Litbangkes Depkes per 2 September 2009 melaporkan hasil konfirmasi laboratorium positif influenza A H1N1 sebanyak 14 kasus baru, 2 orang diantaranya meninggal dunia, seorang anak dari DKI Jakarta dan 1 orang perempuan dari Yogyakarta. Dengan demikian secara kumulatif, total kasus di Indonesia sampai saat ini 1.097 orang di 25 provinsi dan 10 kematian
Penyakit influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat namun dapat dicegah.
Cara yang efektif untuk mencegah yaitu menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan bugar, istirahat yang cukup dan mencuci tangan pakai sabun. Bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu.
Jika ada gejala influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor, sekolah atau tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter.
Selasa, 08 September 2009
Langganan:
Postingan (Atom)