Assalamualaikum wr wb
Manusia itu kebanyakan selalu lupa dan sombong sehingga lupa bahwa setiap kesenangan, kebahagiaan itu datangnya dari Alloh dan jangan sekali-kali berpaling darinya atas nikmat yang diberikan karena sesungguhnyalah segala kenikmatan itu merupakan cobaan dari-Nya dan kesombongan akan membawa bencana dan bagi yang melampaui batas kesombongan dengan merasa telah memiliki / menggenggam dunia tanpa bantuan Alloh maka segeralah bertobat, sesungguhnya Alloh selalu mengampuni dosa-dosa kita karena Allohlah yang maha pengasih lagi maha penyayang itulah salah satu hikmah dari surat Surat Az Zumar ayat 49 – 50 dan ayat 53 – 63 ;
Kalimat Laa illahaillalloh Muhammadurosululloh sungguh memaknai perjalanan hidupku. Aku lupa seperti apa yang telah diungkapan oleh Gde Prana bahwa ada saja cara Sang hidup untuk bicara ke kita manusia. Kadang, ia bicara melalui tubuh ini. Kerap ia meminjam mulut orang lain. Sering ia hadir melalui kejadian-kejadian di hadapan kita. Tidak jarang ia lewat melalui bacaan dan tontonan. Dalam cahaya-cahaya pemahaman seperti ini, kerap diri ini tersentuh oleh demikian baik dan perhatiannya Sang Hidup pada saya (Gde Prana). Aku benar-benar merasakan telah disapa oleh Sesembahanku Alloh SWT, sapaan Alloh Kepadaku hanya dengan memberiku sedikit cubitan sangat kecil berupa musibah sakit yang secara medis sudah dalam kondisi terminal, artinya semua usaha medis telah angkat tangan dan memasrahkan kepada sang pencipta atas musibah yang aku alami. Dan aku menjalani musibah sakit dari tahun 2003 sampai 2005, atau hampir 2 tahun lamanya.
Cerita ini akan aku sampaikan semoga menjadi inspirasi bagi semua pembaca yang ingin mengetahui bagaimana Alloh berbicara kepada semua hamba-Nya, bagaimana Alloh sangat dekat dengan Hamba-Nya, dan bagaimana Maha-Maha Pemurah lagi maha penyayangnya Alloh kepada siapa saja yang Alloh Kehendaki, kebetulan salah satunya Insya Alloh Aku.
Aku terlahir ditahun 1977, perjalan hidupku cukup panjang untuk aku ceritakan semuanya, namun aku merasa bahwa pada tahun 2003 itulah Alloh menyapaku dengan kasihnya supaya aku kembali mengingat sang penciptaku yang selama ini (Astagfirulloh) aku kadang lupa bahkan sering meninggalkan apa yang diperintahkannya, saat itu dalam benakku bagaimana caranya agar aku tetap dapat melanjutkan dan bertahan dalam hidup yang keras ini, sehingga selepas SMP aku sudah terbiasa bekerja sambil sekolah, dan sewaktu selepas SMA aku diterima sebagai tenaga honorer di sebuah rumah sakit terbesar di Jogjakarta, akupun terus berusaha kuliah sambil bekerja.
Ditahun 2003, sebuah musibah berupa sapaan dari Alloh SWT datang menghampiriku. Ketika itu masih ingat betul dalam benakku, tatkala dalam keadaan antara tidur dan sadar aku yang saat itu tertidur dikamar rumah merasakan ada sesosok tubuh nenek-nenek tua renta dengan muka buruk membangunkan tidurku dan seraya menghardikku serta mengancam untuk membunuhku, ketika itu aku sangat-sangat ketakutan dengan kemunculannya yang tiba-tiba, aku sadar ini mahluk ghoib yang berusaha membangunkanku karena dirumahku tidak ada seorangpun nenek-nenek seperti itu.Aku yang dalam posisi ketakutan tidak bisa melafalkan kalimat illahi sama sekali, yang ada aku teriak-teriak dan berlari keluar kamar menuju kamar kedua orangtuaku untuk minta pertolongan.
Seminggu kemudian, sungguh diluar akal sehatku bahwa wajahku yang semula sawo matang kok berubah agak semburat kehitaman. Saat itu teman-teman di rumah sakit - termasuk dokter,perawat para sahabatku - menyapa aku atas perubahan wajah yang aku alami. Tepat pada tanggal 13 mei 2003, aku akhirnya secara tiba-tiba tergolek lemas tidak punya kekuatan untuk berjalan, seluruh kakiku terasa tidak ada tenaga untuk melangkah maupun untuk diangkat. Saat itu terpikirkan olehku apakah aku terkena serangan stroke ? padahal aku tidak pernah punya riwayat penyakit darah tinggi maupun melakukan minum-minuman keras, tetapi kalau aku terkena stroke kenapa kakiku tidak kaku namun justru sebaliknya lemas.
Sore harinya aku dibawa kerumah sakit tempat aku kerja yang merupakan rumah sakit terbesar milik pemerintah di Jogja. Singkat cerita, Begitu aku masuk rumah sakit semua professor terbaik di FK-UGM berkonsentrasi untuk mengobatiku, mulai dari disiplin ilmu Penyakit Dalam, Saraf, Bedah, Bedah vaskuler, Radiolog, Patologi Klinik & anatomi, spesialis fisioterapy, dll pokoknya semua kemampuan dikerahkan untuk semaksimal mungkin menolongku karena kondisiku saat itu semakin memprihatinkan, tubuhku yang awalnya hanya kaki yang tidak mempunyai tenaga akhirnya menjalar ke tangan dan semua anggita gerak yang lain, praktis aku menjadi lumpuh total. Saat itu yang berfungsi hanyalah kelopak mataku dan akal pikiranku, semua anggota tubuh tidak mempunyai daya untuk bergerak, aku benar-benar lemas tidak punya daya lagi..
Selama satu bulan lebih penegakan Diagnosa dilakukan di RS, akhirnya atas hasil kerja tim medis yang tidak kenal lelah, penyakitku diketahui MYOPATY namanya, yaitu kelemahan pada seluruh otot-otot tubuh. Ketika ditanya apa yang menyebabkan dari penyakit ini ? jawaban dari tim medis mengatakan tidak mengetahui, dan penyakitku ini tergolong langka karena perbandingannya satu per seratus ribu penduduk (1 / 100 ribu penduduk). Terus pertanyaan selanjutnya apakah aku dapat disembuhkan ? ternyata semua tim mengatakan tidak tahu pasti apakah bisa sembuh… saat itu dalam hatiku aku putus asa, frustasi dan merasakan tidak ada harapan sama sekali, pilihanku hanya satu yaitu mati……
Ternyata Alloh memang memiliki cara-Nya tersendiri untuk berbicara kepada Hamba-Nya yang sedikit banyak telah melupakan dan tidak mensyukuri atas nikmat-nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Setelah dirawat dirumah sakit aku diharuskan rawat jalan, obat setumpuk harus aku minum satu persatu untuk mencapai penyembuhanku, dan ada satu pengobatan yang sungguh diluar akalku yang diberikan oleh Prof.dr.Hj. Wsl (inisial),SpPD-KGR , obat yang diberikan berupa kalimat Laa illahaillalloh Muhammadurosululloh dan aku diingatkan untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT karena yang bisa menyembuhkan hanya Alloh semata, dokter tidak memiliki kemampuan yang lebih, yang berbicara hanya kehendak Alloh semata.
Akhirnya aku sadar, aku tidak sendirian, Ada Alloh disisiku yang belum berkehendak mencabut nyawaku, ada ibu dan bapakku yang sangat menyayangiku dengan tulus, ada kakakku yang tulus dan sabar ikut memberiku semangat dan tak lupa ada saudara-saudaraku yang masih mengharapkan aku hidup disisi mereka, dengan tulusnya semuanya mendoakan aku, memohon pada Tuhan Alloh untuk memberikan karunianya agar aku sembuh kembali.
Catatan yang terpenting dalam proses pengobatan yang aku lakukan selama 2 tahun, diriku maupun kedua orangtuaku tidak pernah mau melakukan pengobatan selain medis, kami menolak pengobatan alternatife apalagi menggunakan piranti yang bersifat musrik,kami sadar bahwa Alloh sedang menguji kami, lengah sedikit maka kami akan terjerumus kedalam kemusrikan karena dalam kondisi yang tidak menentu sepeti saat aku sakit (apalagi Jangka waktunya lama, hampir 2 tahun) maka godaan kearah kemusrikan sangat tinggi dan tidak terasa kita telah terjerumus kedalamnya. Prinsip utama saat itu aku menganggap kalaupun harus mati maka aku mati dalam keadaan Laa illahaillalloh Muhammadurosululloh - bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain AllohSWT dan Muhammad Rosul Alloh.
Selama perjalanan pengobatanku itu aku juga tercerahkan dengan sebuah kata-kata akhir dari salah satu guru spiritualku yang meninggal saat aku masih sakit parah katanya begini “Sakaratul maut itu sakitnya bukan main, aku saja yang merasakan dekat dengan Alloh dan berusaha menjalankan semua perintahnya serta menjauhi larangannya juga masih merasakan sakitnya sakaratul maut, apalagi kalau kita berbuat kufur kepada Alloh sesembahan kita,maka tetaplah pegang ajaran Muhamad Rosullulloh,”
Dalam kondisi seperti inilah kalimat Laa illahaillalloh Muhammadurosululloh terus aku dzikirkan dalam kondisi berbaring, sholat aku aktifkan dan seluruh perintah-perintah Alloh secara maksimal aku lakukan, karena tidak ada kegiatan lain (Keduniawian) yang bisa aku lakukan saat itu, sama-sama mengucapnya maka aku ucapkan kalimat Alloh semata,hingga akhirnya Alloh berkehendak untuk aku dapat sembuh kembali, dan lewal keyakinanku yang semakin tebal aku terus mendekatkan diri kepada penciptaku melalui Laa illahaillalloh Muhammadurosululloh, sehingga pada bulan januari 2005 aku mulai pelan-pelan dapat meggerakkan tubuhku sedikit demi sedikit dan diberi kesembuhan total saat aku menikah di awal januari 2006. Sungguh jika Alloh telah berkehendak maka semua tidak ada yang bisa menahannya seperti tertuang dalam surat Surat Fathir ayat 2 – 3 yang isinya bahwa Alloh adalah sang pencipta segalanya (anugrah & Rahmat) dan tidak ada sesuatu yang dapat menahan apa yang telah menjadi kehendak-Nya, termasuk siapa yang mau diberi anugrah dan rahmat sesuai kehendaknya ataupun sebaliknya menahan anugrah kepada siapa saja yang dikehendaki, maka jangan pernah kita berpaling dari-Nya.
Semoga sedikit cerita ini menjadi inspirasi lebih bagi orang-orang yang ingin mendekatkan diri kepada Alloh SWT dan ingatlah satu surat yaitu Surat Fushshilaat ayat 51 yang artinya ;
“ dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, Maka ia banyak berdoa “.
Semoga bermanfaat…
Kalimat Laa illahaillalloh Muhammadurosululloh sungguh memaknai perjalanan hidupku. Aku lupa seperti apa yang telah diungkapan oleh Gde Prana bahwa ada saja cara Sang hidup untuk bicara ke kita manusia. Kadang, ia bicara melalui tubuh ini. Kerap ia meminjam mulut orang lain. Sering ia hadir melalui kejadian-kejadian di hadapan kita. Tidak jarang ia lewat melalui bacaan dan tontonan. Dalam cahaya-cahaya pemahaman seperti ini, kerap diri ini tersentuh oleh demikian baik dan perhatiannya Sang Hidup pada saya (Gde Prana). Aku benar-benar merasakan telah disapa oleh Sesembahanku Alloh SWT, sapaan Alloh Kepadaku hanya dengan memberiku sedikit cubitan sangat kecil berupa musibah sakit yang secara medis sudah dalam kondisi terminal, artinya semua usaha medis telah angkat tangan dan memasrahkan kepada sang pencipta atas musibah yang aku alami. Dan aku menjalani musibah sakit dari tahun 2003 sampai 2005, atau hampir 2 tahun lamanya.
Cerita ini akan aku sampaikan semoga menjadi inspirasi bagi semua pembaca yang ingin mengetahui bagaimana Alloh berbicara kepada semua hamba-Nya, bagaimana Alloh sangat dekat dengan Hamba-Nya, dan bagaimana Maha-Maha Pemurah lagi maha penyayangnya Alloh kepada siapa saja yang Alloh Kehendaki, kebetulan salah satunya Insya Alloh Aku.
Aku terlahir ditahun 1977, perjalan hidupku cukup panjang untuk aku ceritakan semuanya, namun aku merasa bahwa pada tahun 2003 itulah Alloh menyapaku dengan kasihnya supaya aku kembali mengingat sang penciptaku yang selama ini (Astagfirulloh) aku kadang lupa bahkan sering meninggalkan apa yang diperintahkannya, saat itu dalam benakku bagaimana caranya agar aku tetap dapat melanjutkan dan bertahan dalam hidup yang keras ini, sehingga selepas SMP aku sudah terbiasa bekerja sambil sekolah, dan sewaktu selepas SMA aku diterima sebagai tenaga honorer di sebuah rumah sakit terbesar di Jogjakarta, akupun terus berusaha kuliah sambil bekerja.
Ditahun 2003, sebuah musibah berupa sapaan dari Alloh SWT datang menghampiriku. Ketika itu masih ingat betul dalam benakku, tatkala dalam keadaan antara tidur dan sadar aku yang saat itu tertidur dikamar rumah merasakan ada sesosok tubuh nenek-nenek tua renta dengan muka buruk membangunkan tidurku dan seraya menghardikku serta mengancam untuk membunuhku, ketika itu aku sangat-sangat ketakutan dengan kemunculannya yang tiba-tiba, aku sadar ini mahluk ghoib yang berusaha membangunkanku karena dirumahku tidak ada seorangpun nenek-nenek seperti itu.Aku yang dalam posisi ketakutan tidak bisa melafalkan kalimat illahi sama sekali, yang ada aku teriak-teriak dan berlari keluar kamar menuju kamar kedua orangtuaku untuk minta pertolongan.
Seminggu kemudian, sungguh diluar akal sehatku bahwa wajahku yang semula sawo matang kok berubah agak semburat kehitaman. Saat itu teman-teman di rumah sakit - termasuk dokter,perawat para sahabatku - menyapa aku atas perubahan wajah yang aku alami. Tepat pada tanggal 13 mei 2003, aku akhirnya secara tiba-tiba tergolek lemas tidak punya kekuatan untuk berjalan, seluruh kakiku terasa tidak ada tenaga untuk melangkah maupun untuk diangkat. Saat itu terpikirkan olehku apakah aku terkena serangan stroke ? padahal aku tidak pernah punya riwayat penyakit darah tinggi maupun melakukan minum-minuman keras, tetapi kalau aku terkena stroke kenapa kakiku tidak kaku namun justru sebaliknya lemas.
Sore harinya aku dibawa kerumah sakit tempat aku kerja yang merupakan rumah sakit terbesar milik pemerintah di Jogja. Singkat cerita, Begitu aku masuk rumah sakit semua professor terbaik di FK-UGM berkonsentrasi untuk mengobatiku, mulai dari disiplin ilmu Penyakit Dalam, Saraf, Bedah, Bedah vaskuler, Radiolog, Patologi Klinik & anatomi, spesialis fisioterapy, dll pokoknya semua kemampuan dikerahkan untuk semaksimal mungkin menolongku karena kondisiku saat itu semakin memprihatinkan, tubuhku yang awalnya hanya kaki yang tidak mempunyai tenaga akhirnya menjalar ke tangan dan semua anggita gerak yang lain, praktis aku menjadi lumpuh total. Saat itu yang berfungsi hanyalah kelopak mataku dan akal pikiranku, semua anggota tubuh tidak mempunyai daya untuk bergerak, aku benar-benar lemas tidak punya daya lagi..
Selama satu bulan lebih penegakan Diagnosa dilakukan di RS, akhirnya atas hasil kerja tim medis yang tidak kenal lelah, penyakitku diketahui MYOPATY namanya, yaitu kelemahan pada seluruh otot-otot tubuh. Ketika ditanya apa yang menyebabkan dari penyakit ini ? jawaban dari tim medis mengatakan tidak mengetahui, dan penyakitku ini tergolong langka karena perbandingannya satu per seratus ribu penduduk (1 / 100 ribu penduduk). Terus pertanyaan selanjutnya apakah aku dapat disembuhkan ? ternyata semua tim mengatakan tidak tahu pasti apakah bisa sembuh… saat itu dalam hatiku aku putus asa, frustasi dan merasakan tidak ada harapan sama sekali, pilihanku hanya satu yaitu mati……
Ternyata Alloh memang memiliki cara-Nya tersendiri untuk berbicara kepada Hamba-Nya yang sedikit banyak telah melupakan dan tidak mensyukuri atas nikmat-nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Setelah dirawat dirumah sakit aku diharuskan rawat jalan, obat setumpuk harus aku minum satu persatu untuk mencapai penyembuhanku, dan ada satu pengobatan yang sungguh diluar akalku yang diberikan oleh Prof.dr.Hj. Wsl (inisial),SpPD-KGR , obat yang diberikan berupa kalimat Laa illahaillalloh Muhammadurosululloh dan aku diingatkan untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT karena yang bisa menyembuhkan hanya Alloh semata, dokter tidak memiliki kemampuan yang lebih, yang berbicara hanya kehendak Alloh semata.
Akhirnya aku sadar, aku tidak sendirian, Ada Alloh disisiku yang belum berkehendak mencabut nyawaku, ada ibu dan bapakku yang sangat menyayangiku dengan tulus, ada kakakku yang tulus dan sabar ikut memberiku semangat dan tak lupa ada saudara-saudaraku yang masih mengharapkan aku hidup disisi mereka, dengan tulusnya semuanya mendoakan aku, memohon pada Tuhan Alloh untuk memberikan karunianya agar aku sembuh kembali.
Catatan yang terpenting dalam proses pengobatan yang aku lakukan selama 2 tahun, diriku maupun kedua orangtuaku tidak pernah mau melakukan pengobatan selain medis, kami menolak pengobatan alternatife apalagi menggunakan piranti yang bersifat musrik,kami sadar bahwa Alloh sedang menguji kami, lengah sedikit maka kami akan terjerumus kedalam kemusrikan karena dalam kondisi yang tidak menentu sepeti saat aku sakit (apalagi Jangka waktunya lama, hampir 2 tahun) maka godaan kearah kemusrikan sangat tinggi dan tidak terasa kita telah terjerumus kedalamnya. Prinsip utama saat itu aku menganggap kalaupun harus mati maka aku mati dalam keadaan Laa illahaillalloh Muhammadurosululloh - bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain AllohSWT dan Muhammad Rosul Alloh.
Selama perjalanan pengobatanku itu aku juga tercerahkan dengan sebuah kata-kata akhir dari salah satu guru spiritualku yang meninggal saat aku masih sakit parah katanya begini “Sakaratul maut itu sakitnya bukan main, aku saja yang merasakan dekat dengan Alloh dan berusaha menjalankan semua perintahnya serta menjauhi larangannya juga masih merasakan sakitnya sakaratul maut, apalagi kalau kita berbuat kufur kepada Alloh sesembahan kita,maka tetaplah pegang ajaran Muhamad Rosullulloh,”
Dalam kondisi seperti inilah kalimat Laa illahaillalloh Muhammadurosululloh terus aku dzikirkan dalam kondisi berbaring, sholat aku aktifkan dan seluruh perintah-perintah Alloh secara maksimal aku lakukan, karena tidak ada kegiatan lain (Keduniawian) yang bisa aku lakukan saat itu, sama-sama mengucapnya maka aku ucapkan kalimat Alloh semata,hingga akhirnya Alloh berkehendak untuk aku dapat sembuh kembali, dan lewal keyakinanku yang semakin tebal aku terus mendekatkan diri kepada penciptaku melalui Laa illahaillalloh Muhammadurosululloh, sehingga pada bulan januari 2005 aku mulai pelan-pelan dapat meggerakkan tubuhku sedikit demi sedikit dan diberi kesembuhan total saat aku menikah di awal januari 2006. Sungguh jika Alloh telah berkehendak maka semua tidak ada yang bisa menahannya seperti tertuang dalam surat Surat Fathir ayat 2 – 3 yang isinya bahwa Alloh adalah sang pencipta segalanya (anugrah & Rahmat) dan tidak ada sesuatu yang dapat menahan apa yang telah menjadi kehendak-Nya, termasuk siapa yang mau diberi anugrah dan rahmat sesuai kehendaknya ataupun sebaliknya menahan anugrah kepada siapa saja yang dikehendaki, maka jangan pernah kita berpaling dari-Nya.
Semoga sedikit cerita ini menjadi inspirasi lebih bagi orang-orang yang ingin mendekatkan diri kepada Alloh SWT dan ingatlah satu surat yaitu Surat Fushshilaat ayat 51 yang artinya ;
“ dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, Maka ia banyak berdoa “.
Semoga bermanfaat…
Wassalamualaikum Wr Wb