JOGJA--Dokter ahli penyakit stroke Rumah Sakit (RS) Dr Sardjito, Prof Samekto Wibowo menyatakan, saat ini sekitar 12 juta penduduk di Indonesia yang berumur 35 tahun keatas mempunyai potensi terkena serangan stroke. Angka kejadian stroke ini meningkat secara dramatis dua kali lipat setiap penambahan usia 10 tahun sejak umur 35 tahun.
"Penyakit stroke tertinggi menimpa penduduk usia 50-60 tahun. Sedangkan 5 persen penduduk yang berusia diatas 65 tahun paling tidak perbah mengalami satu kali stroke," papar Samekto kepada wartawan di RS setempat, Kamis (18/3) terkait pertemuan ilmiah nasioanal tentang stroke dan syaraf yang digelar di Hotel Sheraton 18-21 Maret.
Faktor resiko stroke ini, menurut Samekto diantaranya usia yang semakin tua dan genetika. Selain itu penyakit pemicu seperti hipertensi, diabetes, jantung, obesitas,kolesterol.
Gaya hidup yang tidak sehat juga memicu munculnya serangan stroke, terutama bagi penduduk usia produktif yang trendnya semakin meningkat pada saat ini. Konsumsi rokok, narkotika, alkohol membuat faktor resiko stroke juga semakin sulit dikendalikan.
"Pergeseran angka lansia yang semakin tinggi membuat resiko serangan stroke, terutama di Yogyakarta yang tinggi angka lansianya juga semakin besar," ujarnya.
Sementara dokter ahli syaraf lainnya, dr Ismail Setyopranoto menjelaskan, tanda-tanda stroke bisa dideteksi secara dini. Diantaranya tiba-tiba terjadi kelemahan gerak separo, kesemutan separo tubuh, penurunan kesadaran mulai ngantuk hingga koma, tidak bisa bicara tiba-tiba, bicara pelo atau perot, kebutaan separo, gangguan fungsi intelektual dan sensasi berputar.
"Jika mendapati tanda-tanda itu, pasien harus segera dibawa kerumah sakut yang memiliki fasilitas stroke maksimal 3 jam," jelasnya.
Kecepatan penanganan ini diperlukan, lanjut Ismail karena kasus serangan stroke,khususnya akibat penyumbatan darah mencapai 80 persen. Untuk mengatasi persoalan ini dibutuhkan pembelajaran manajemen stroke.
Diantaranya terapi window atau mengetahui tanda-tanda serangan stroke dan pengetahuan tentang faktor resiko. Selain itu letak stroke dan fasilitas yang bisa memberikan terapi sesuai kebutuhan. "Yang tidak kalah penting adalah kemampuan dalam membayar biaya perasional karena stroke memerlukan terapi yang panjang. Namun saat ini untuk masalah ini bisa ditangani melalui program jamkesmas," imbuhnya.(ptu)
Ada sisi lain dari dunia yang belum terkuak, ada makna lain dari alam sekitar yang masih berserak, Melalui Sebuah catatan-catatan yang tergores lewat pena, kebenaran akan nampak... "Dan Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum." (Mahatma Gandhi), silakan baca apa adanya dibawah ini................
Banu Hermawan,SH.,M.H.Li.,Mediator
SALAM KENAL........
Pemilik Blog ini akrab disapa dengan panggilan Banu, nama lengkapnya adalah Banu Hermawan, SH.,M.H.Li.,Mediator. Sehari-hari bapak satu anak ini bekerja di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta sebagai Sekretaris Komite Etik dan Hukum.
Sebagai seorang sarjana hukum tentu saja pekerjaannya banyak bersinggungan dengan perkara Hukum terutama Hukum di dunia Kedokteran. Selain itu banyak perkara lain yang ditanganinya diluar hukum kedokteran.
Ayah dari Berlino Millyarta Azar Hermawan ini merupakan lulusan dari Magister Hukum Litigasi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Hukum yang digelutinya yaitu Hukum Litigasi yang merupakan cabang ilmu hukum yang berfokus pada hukum acara. Pilihan tersebut diambil untuk membantu memberikan Advokasi dan menyelesaikan berbagai sengketa hukum yang sering terjadi di masyarakat khususnya hubungan antara Rumah sakit, Dokter dan Pasien, maupun kasus-kasus hukum lainnya.
Melalui Kantor Mediator dan Konsultan Hukum yang didirikannya diluar aktivitas sehari-hari di rumah sakit, Kiprah Pria yang dilahirkan pada tahun 1977 ini tidak hanya berhasil menyelesaikan kasus yang ada di rumah sakit semata. Saat ini bersama dengan Pusat Mediasi Indonesia Pasca Sarjana UGM yang telah mendapatkan akreditasi dari Mahkamah Agung, dan didukung bersama-sama para Mediator Profesional Jogja, telah berhasil mendirikan Lembaga Jogja Mediation Center yaitu suatu lembaga yang bergerak untuk membantu masyarakat luas dalam menyelesaikan sengketa melalui jalur Non litigasi (penyelesaian sengketa di luar pengadilan). Pada pengurusan 5 tahun kedepan, lelaki yang juga akrab dengan insan pers ini telah ditunjuk menduduki sebagai Ketua Jogja Mediation Center.
Kiprahnya diluar aktivitas mengurusi rumah sakit dan mengurusi Lembaga Jogja Mediation Center yang didirikannya tersebut, Suami dari Rahma Dwi P ini masih dengan setia tetap menjalankan bisnis di Bidang Property yang sudah digelutinya sejak lama. Prinsip utama dalam penjualan property yang dijalankannya adalah "Mengutamakan Kualitas dan Legalitas" sehingga para pembeli rumah yang di bangunnya akan terlindungi baik kualitas bangunannya maupun legalitas kepemilikannya.
Puluhan rumah telah dibangun dan dijualnya, dan kedepan akan banyak rumah yang akan dibangunnya untuk masyarakat yang membutuhkan.
Puluhan kasus sengketa pun demikian telah banyak diselesaikannya, sehingga kedepannya ia akan terus mengabdikan diri membantu orang-orang bermasalah tanpa harus diselesaikan melalui jalan pertengkaran di pengadilan untuk mencari Benar atau Salah. Yang dicari dalam mediasi adalah win-win solusion, namun tetap memiliki kekuatan hukum mutlak, karena kebenaran sesungguhnya itu hanya Milik Allah SWT katanya.
Dalam menjalankan semua aktivitasnya, pria ini selalu memegang prinsip "HASBUNNALLAH WA NI'MAL WAKIL" alias “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”.
Semoga Blog ini bermanfaat, dan Banu Hermawan akan senantiasa bersedia membantu anda semua baik dalam penyelesaiaan sengketa ataupun property, Salam.
Sebagai seorang sarjana hukum tentu saja pekerjaannya banyak bersinggungan dengan perkara Hukum terutama Hukum di dunia Kedokteran. Selain itu banyak perkara lain yang ditanganinya diluar hukum kedokteran.
Ayah dari Berlino Millyarta Azar Hermawan ini merupakan lulusan dari Magister Hukum Litigasi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Hukum yang digelutinya yaitu Hukum Litigasi yang merupakan cabang ilmu hukum yang berfokus pada hukum acara. Pilihan tersebut diambil untuk membantu memberikan Advokasi dan menyelesaikan berbagai sengketa hukum yang sering terjadi di masyarakat khususnya hubungan antara Rumah sakit, Dokter dan Pasien, maupun kasus-kasus hukum lainnya.
Melalui Kantor Mediator dan Konsultan Hukum yang didirikannya diluar aktivitas sehari-hari di rumah sakit, Kiprah Pria yang dilahirkan pada tahun 1977 ini tidak hanya berhasil menyelesaikan kasus yang ada di rumah sakit semata. Saat ini bersama dengan Pusat Mediasi Indonesia Pasca Sarjana UGM yang telah mendapatkan akreditasi dari Mahkamah Agung, dan didukung bersama-sama para Mediator Profesional Jogja, telah berhasil mendirikan Lembaga Jogja Mediation Center yaitu suatu lembaga yang bergerak untuk membantu masyarakat luas dalam menyelesaikan sengketa melalui jalur Non litigasi (penyelesaian sengketa di luar pengadilan). Pada pengurusan 5 tahun kedepan, lelaki yang juga akrab dengan insan pers ini telah ditunjuk menduduki sebagai Ketua Jogja Mediation Center.
Kiprahnya diluar aktivitas mengurusi rumah sakit dan mengurusi Lembaga Jogja Mediation Center yang didirikannya tersebut, Suami dari Rahma Dwi P ini masih dengan setia tetap menjalankan bisnis di Bidang Property yang sudah digelutinya sejak lama. Prinsip utama dalam penjualan property yang dijalankannya adalah "Mengutamakan Kualitas dan Legalitas" sehingga para pembeli rumah yang di bangunnya akan terlindungi baik kualitas bangunannya maupun legalitas kepemilikannya.
Puluhan rumah telah dibangun dan dijualnya, dan kedepan akan banyak rumah yang akan dibangunnya untuk masyarakat yang membutuhkan.
Puluhan kasus sengketa pun demikian telah banyak diselesaikannya, sehingga kedepannya ia akan terus mengabdikan diri membantu orang-orang bermasalah tanpa harus diselesaikan melalui jalan pertengkaran di pengadilan untuk mencari Benar atau Salah. Yang dicari dalam mediasi adalah win-win solusion, namun tetap memiliki kekuatan hukum mutlak, karena kebenaran sesungguhnya itu hanya Milik Allah SWT katanya.
Dalam menjalankan semua aktivitasnya, pria ini selalu memegang prinsip "HASBUNNALLAH WA NI'MAL WAKIL" alias “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”.
Semoga Blog ini bermanfaat, dan Banu Hermawan akan senantiasa bersedia membantu anda semua baik dalam penyelesaiaan sengketa ataupun property, Salam.
Yang Punya Ide
