Rabu, 23 September 2009

Lebaran, 1 orang terkena H1N1

Yogyakarta, 22 September 2009 - setiap hari Lebaran tentunya banyak dinanti-nanti olaeh kebanyakan orang terutama masyarakat jawa, tapi apa jadinya jika acara mudik membawa cerita tersendiri bagi seorang lelaki ini.
Sebut saja AS, pria ini habis pulang dari Amerika, namun dalam perjalanan pulangnya, pesawat yang diokendarai harus transit dahulu di Hongkong.Diapun berharap bisa secepatnya sampai ke kampung halamannya untuk menggelar lebaran dan saling minta maaf ke sanak saudara.
Nasib baik masih mengikuti AS, sesampai dikampung halamannya di bilangan Yogya Barat, lelaki berusia sekitar 39 tahun ini dapat mengikuti sholat Idul Fitri, namun naas setelah sholat dia merasa batuk dan pilek.
Tak mau kecolongan, diapun memeriksakan dirinya ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, setelah diterima oleh petugas Instalasi Gawat Darurat pada minggu (20 /9) pukul 13.00 WIB, AS dinyatakan suspect H1N1 sehingga harus menjalani perawatan Intensive Khusus pasien H1N1 di ruang Kartika RSUP Dr Sardjito.
Menurut pantauan petugas Humas RSUP Dr Sardjito, sampai siang ini selasa (22/9) kondisi AS masih terus dalam pemantauan karena suhu tubuhnya mencapai 37,7 derajat, serta masih ditemui batuk pilek dan nyeri tenggorokan.
Semoga saja pasien ini cepat sembuh, supaya bisa saling memafkan dan bersilaturohmi dengan keluarganya.

Pembunuhan di Hari Lebaran 1430 H

Yogyakarta, 22 september 2009 - Kisah pilu anak manusia kembali terjadi di Yogyakarta, disaat suasana saling maaf memaafkan, justru dini hari tadi sekitar pukul 00.20 WIB, sesosok mayat perempuan dikirim ke kamar mayat Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
"Sesosok mayat perempuan diperkirakan berusia 24 tahun, tadi malam (Selasa, 22/7) sekitar pukul 00.20 telah dikirim ke Instalasi Kedokteran Forensik oleh petugas Polsek Umbulharjo," Terang Trisno Heru Nugroho,M.Kes selaku Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito siang tadi 22/9 ketika ditemui di raung kerjanya.
Menurut keterangan polisi yang mengirim jenazah tersebut, lanjut Heru Nugroho,M.kes dikatakan bahwa korban ditemukan di Malian, umbulharjo No 7 / 252 RT 37 RW XIII kecamatan Umbulharjo dalam kondisi ditemukan dua luka tusuk di dada sebelah kanan dan kiri.
sedangkan dari catatan kepolisian, juga telah ditemukan sebuah alamat di bayat rejo RT 41 RW 08 Desa Mliji 7 kecamatan tegal bimo banyuwangi, apakah alamat yang ditemukan tersebut merupakan alamat asli korban, tentu saja belum diketahui secara pasti ungkap Heru Nugroho.
Harapan dari RSUP Dr Sardjito tambahnya, bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarga bisa melakukan kroscek terhadap jenazah tersebut di RSUP Dr Sardjito. (banu)

Sabtu, 19 September 2009

SAHABAT, MAAFKAN AKU

Sahabat, MOHON Sejenak Renungkan ceritaku ini ;

Dua orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di
tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar
temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan
tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : "HARI INI, SAHABAT
TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.


Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka
memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka
hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil
diselamatkan oleh sahabatnya yang menampar tadi.

Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis
di sebuah batu: HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, "Kenapa
setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan
sekarang kamu menulis di batu?" Temannya sambil tersenyum
menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya
di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan
tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus
memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup
angin."

Cerita di atas, bagaimanapun tentu saja lebih mudah dibaca dibanding
diterapkan. Begitu mudahnya kita memutuskan sebuah pertemanan 'hanya'
karena sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan yang menurut
kita keterlaluan hingga menyakiti hati kita. Sebuah sakit hati lebih
perkasa untuk merusak dibanding begitu banyak kebaikan untuk menjaga.
Mungkin ini memang bagian dari sifat buruk diri kita.

Karena itu, seseorang pernah memberitahu saya apa yang harus saya
lakukan ketika saya sakit hati. Beliau mengatakan ketika sakit hati
yang paling penting adalah melihat apakah memang orang yang menyakiti
hati kita itu tidak kita sakiti terlebih dahulu. Bukankah sudah
menjadi kewajaran sifat orang untuk membalas dendam? Maka sungguh
sangat bisa jadi kita telah melukai hatinya terlebih dahulu dan dia
menginginkan sakit yang sama seperti yang dia rasakan. Bisa jadi juga
sakit hati kita karena kesalahan kita sendiri yang salah dalam
menafsirkan perkataan atau perbuatan teman kita. Bisa jadi kita
tersinggung oleh perkataan sahabat kita yang dimaksudkannya sebagai
gurauan.

******

Namun demikian, orang yang bijak akan selalu mengajari muridnya untuk
memaafkan kesalahan-kesalahan saudaranya yang lain. Tapi ini akan
sungguh sangat berat. Karena itu beliau mengajari kami
untuk 'menyerahkan' sakit itu kepada Allah -yang begitu jelas dan
pasti mengetahui bagaimana sakit hati kita- dengan membaca doa, "Ya
Allah, balaslah kebaikan siapapun yang telah diberikannya kepada kami
dengan balasan yang jauh dari yang mereka bayangkan. Ya Allah, ampuni
kesalahan-kesalahan saudara-saudara kami yang pernah menyakiti hati
kami."

Bukankah Rasulullah pernah berkata, "Tiga hal di antara akhlak ahli
surga adalah memaafkan orang yang telah menganiayamu, memberi
kepada orang yang mengharamkanmu, dan berbuat baik kepada orang yang
berbuat buruk kepadamu".

Karena itu, Saudara-saudaraku, mungkin aku pernah menyakiti hatimu
dan kau tidak membalas, dan mungkin juga kau menyakiti hatiku karena
aku pernah menyakitimu. Namun dengan ijin-Nya aku berusaha
memaafkanmu. Tapi yang aku takutkan kalian tidak mau memaafkan.

Sungguh, Saudara-saudaraku, dosa-dosaku kepada Tuhanku telah
menghimpit kedua sisi tulang rusukku hingga menyesakkan dada.
Saudara-saudaraku, jika kalian tidak sanggup mendoakan aku agar
aku 'ada' di hadapan-Nya, maka ikhlaskan segala kesalahan-
kesalahanku. Tolong jangan kau tambahkan kehinaan pada diriku
dengan mengadukan kepada Tuhan bahwa aku telah menyakiti hatimu.
Tolong, sekali pun jangan. Tolong, maafkan.**

Sumber: Unknown

Lebaran di RSUP Dr Sardjito

Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1430 H/ 2009 M, maka kami Informasikan kepada masyarakat luas terutama para pelanggan setia dan pasien rutin RSUP Dr Sardjito bahwa libur lebaran di RSUP Dr Sardjito akan dilaksanakan pada ;

1. Libur Hari Raya Idul Fitri 1430 H / 2009 M dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa, tanggal 21 & 22 September 2009.
2. Pelaksanaan Cuti bersama dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24 September 2009 (dua hari setelah hari raya).
3. Pada tanggal 25 September 2009 dan seterusnya, RSUP Dr Sardjito terutama Rawat Jalan akan kembali melayani masyarakat seperti biasanya sesuai aturan jam kerja.
4. Bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan RSUP Dr Sardjito khususnya layanan emergency pada tanggal 21 September 2009 s.d 24 September 2009 akan tetap dilayani di Instalasi Rawat Darurat (IRD) selama 24 jam.

Kami himbau kepada masyarakat dan pasien yang membutuhkan pelayanan khususnya rawat jalan yang menjalani pengobatan secara rutin seperti Penyandang DM, Hipertensi, termasuk pengobatan rutin Kemoterapi dapat mengatur lebih lanjut jadwal pengobatannya sejak dini dengan dokter yang merawat.

Demikian kami sampaikan, terimakasih.


Bagian Hukum dan Humas
Kepala,




Drs. Trisno Heru Nugroho, APP, M.Kes.
NIP: 19591222 1980031002

Rabu, 09 September 2009

Jangan Sebut Flu Babi Lagi

Vera Farah Bararah - detikHealth - melaporkan ;

Jakarta, Indonesia akan mengikuti Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk tidak lagi menyebut virus flu H1N1 sebagai penyakit flu babi tapi menamakannya dengan Flu A H1N1.

WHO sendiri telah menyatakan flu H1N1 sebagai pandemi. Suatu penyakit disebut mengalami pandemi jika terjadi hampir di seluruh negara di dunia dan merupakan jenis penyakit terbaru sehingga tubuh manusia belum memiliki daya tahan untuk melawannya.

Berdasarkan beberapa penelitian telah didapatkan bahwa flu yang selama ini sering disebut-sebut dengan flu babi, ternyata tidak berhubungan sama sekali dengan binatang tersebut. Karena virus H1N1 merupakan jenis virus baru dan menjadi pandemi karena manusia belum memiliki daya than tubuh terhadap virus tersebut.

"Awalnya disebut flu babi lalu flu Meksiko dan sekarang organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menetapkan untuk menyebutnya dengan flu A H1N1," ujar Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) dalam acara sarasehan bersama perwakilan ormas keagamaan di Gedung Depkes, Jakarta, Senin malam (7/9/2009).

Tjandra Yoga juga menambahkan bahwa 95 persen penderita flu H1N1 bisa sembuh tanpa masuk rumah sakit bahkan tanpa minum obat sekalipun, dan angka kematiannya kurang dari 1 persen. Biasanya penyakit ini bertambah parah karena ada faktor lain yang mendukung salah satunya faktor kegemukan.

Flu H1N1 memiliki gejala yang sama dengan gejala flu biasa, sehingga banyak masyarakat yang susah untuk mengenalinya. Rasa sakit dari virus ini adalah memiliki masa tunas (waktu sejak virus tersebut masuk hingga menimbulkan gejala) selama 3 sampai 4 hari. Hal terpenting adalah tidak perlu panik dalam menghadapi pandemi flu H1N1 ini.

"Kunci utamanya adalah jangan tertular dan menularkan serta cuci tangan menggunakan sabun sudah terbukti efektif menghindari penyakit menular," tambah Prof Dr Tjandra Yoga Aditama yang juga konsultan spesialis penyakit paru-paru ini.

Mulai saat ini sebutlah penyakit tersebut dengan flu H1N1 dan jangan panik menghadapi pandemi ini. Untuk menghindarinya lakukanlah pola hidup sehat dan cuci tangan menggunakan sabun untuk menghindari penularannya.

Badan Litbangkes Depkes per 2 September 2009 melaporkan hasil konfirmasi laboratorium positif influenza A H1N1 sebanyak 14 kasus baru, 2 orang diantaranya meninggal dunia, seorang anak dari DKI Jakarta dan 1 orang perempuan dari Yogyakarta. Dengan demikian secara kumulatif, total kasus di Indonesia sampai saat ini 1.097 orang di 25 provinsi dan 10 kematian

Penyakit influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat namun dapat dicegah.

Cara yang efektif untuk mencegah yaitu menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan bugar, istirahat yang cukup dan mencuci tangan pakai sabun. Bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu.

Jika ada gejala influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor, sekolah atau tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter.

Selasa, 08 September 2009

MAHATMA GANDHI

Kamis, 03 September 2009

Flu babi tinggal 2 orang

Yogyakarta, 3 september 2009 - Pasien Flu babi yang saat ini dirawat di RSUP Dr sardjito sekarang tinggal 2 orang, masing-masing F dan A, sedangkan A2 telah pulang sejak rabu sore (2/9) dan N telah pulang siang ini (Kamis,3/9).
Sedangkan untuk pasien flu babi yang telah dikabarkan dua orang meninggal, dr. H. Sumardi,SpPD-KP selaku ketua penanggulangan flu babi RSUP Dr Sardjito siang tadi mengatakan bahwa pasien yang meninggal atas nama H meninggal dalam perjalanan dari Bali dan dilakukan swep di gunungkidul, satu lagi wanita hamil yang datang ke IRD RSUP Dr Sardjito datang dengan sesek nafas dan terjadi gawat nafas sehingga dipasang alat bantu nafas di IRD agar paru-parunya tetap bisa bernafas tetapi setelah tiga jam kondisinya semakin memburuk dan akhirnya meninggal di Instalasi Rawat Darurat.Kejadian itu terjadi pada tanggal 8 Agustus 2009 sedang pria asal Gunungkidul dengan inisial H meninggal sehari sebelumnya atau tanggal 7 Agustus 2009.
Ketika ditanya kenapa baru diumumkan sebulan setelah kejadian, dr sumardi mengatakan bahwa pemeriksaan harus dikirim di jakarta, dan komitmennya bahwa yang harus mengumumkan keadaan seperti itu adalah dari jakarta.sedangkan penyebaran virus H1N1, menurut dr. sumardi sekarang sudah tersebar dimasyarakat, artinya tidak hanya tergantung pada kontak dengan orang yang dari luar negeri saja, atau hanya kontak dengan orang positif melainkan fase kedua ini telah tersebar dimasyarakat sehingga sangat penting dilakukan survelen dalam arti penyelidikan dan pencatatan dimasyarakat dalam arti orang-orang yang menderita flu berat atau menderita radang paru-paru akan menjadi catatan di puskesmas, RS dilapangan dan dilihat trendnya ada peningkatan lebih atau tidak.
Tata cara penanganan kedepan menurut dr. sumardi, untuk penderita H1N1 dengan tingkat ringan bisa ke puskesmas, agak berat dirujuk ke RS Rujukan (RSUD), dan kalau berat serta mengancam jiwa bisa dibawa langsung ke Pusat Rujukan seperti di RSUP Dr Sardjito ini. Jadi RS Sardjito hanya menerima yang berat-berat, arahnya kesana karena kalau tersebar dimasyarakat memang harus ada mekanisme seperti itu.
Untuk awam,masih lanjut dr. sumardi, yang perlu diketahui adalah jika mengalami flu jangan pernah disepelekan, kemudian jika semakin memberat maka harus segera kedokter atau RS setempat untuk dideteksi Flunya H1N1 atau bukan.(mas Banu)

Rabu, 02 September 2009

Ternyata ada Dua Penderita H1N1 di DIY yang Meninggal

YOGYAKARTA, KOMPAS- Pihak RSUP Dr Sardjito saat ini masih merawat empat pasien, dua diantaranya positif H1N1 masing-masing F (19) dan N (20) keduanya warga Sorosutan, Yogyakarta, yang memiliki riwayat baru saja berkunjung ke salah satu pesantren di Probolinggo, Jawa Timur.
Pasien lainnya yang masih menunggu hasil adalah A (20) yang merupakan rekan dari F dan N, serta A (53) warga Banguntapan, Bantul, yang baru saja pulang dari Malaysia.
Pihak Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Sardjito sendiri membenarkan bahwa salah satu orang yang positif terinfeksi virus H1N1 atau flu babi, dan meninggal sekitar tiga pekan lalu, sempat masuk ke Instalasi Rawat Darurat atau IRD. Pasien itu berinisial I, perempuan berumur 27 tahun.
Hingga kini berarti telah ada dua pasien positif H1N1 di DIY yang meninggal, satu lagi warga Gunung Kidul berinisial H (53) yang menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan dari Bali menuju DIY.
“Namun, I yang tengah hamil dan beralamat di Turi, Sleman, itu belum masuk ke ruang isolasi Kartika. Ia meninggal ketika baru saja masuk ke IRD,” ujar Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Trisno Heru Nugroho yang didampingi stafnya, Banu Hermawan, Rabu (2/9).
Menurut Heru saat datang kondisi pasien sangat buruk. Ia menderita batuk, pilek, dan demam. Karena informasi dari pihak keluarga menyatakan yang bersangkutan menderita gelaja-gejala flu, maka pihak rumah sakit tetap mengambil swap cairan hidung dan tenggorokan. Dari hasil penelitian laboratoriun dan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan (Balitbangkes), menyatakan yang bersangkutan positif H1N1.
“Begitu pula untuk penderita asal Gunung Kidul, kami mengirimkan petugas ke sana untuk memeriksa swap jenazah. Hasilnya (termasuk penelitian oleh Balitbangkes) juga positif,” kata Heru.
Sementara itu, AMM pasien asal Kediri, Jawa Timur, yang sebelumnya diduga terinveksi H5N1 atau flu burung, menurut Heru juga meninggal pertengahan Agustus lalu. Ia sempat menjalani perawatan selama 10 hari di RSUP Dr Sarjito.
“Ia ternyata bukan flu burung, hari pertama masuk memang gejalanya khas sehingga terduga flu burung. Setelah pemeriksan ternyata hasilnya negatif,” kata Heru. (WER)