Jumat, 31 Juli 2009

Flu babi tidak ada yang dirawat

Yogyakarta, 30 Juli 2009 - sampai hari ini kamis, 30 juli 2009 jumlah pasien yang dirawat di bangsal kartika sudah tidak ada. Pasien terakhir atas nama N asal rembang siang ini sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik.
"Mudah-mudahan kedepan sudah tidak ada lagi pasien yang dinyatakan suspect flu babi," jelas Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes. (Banu)

Mengapa Islam Mengharamkan BABI ??


FAKTA-FAKTA MENGAPA BABI HARAM


Sungguh-sungguh terjadi -- Islam telah melarang segala macam darah, analisis kimia dari darah menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam urat ), suatu senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia, bersifat racun. Dg kata lain uric acid sampah dalam darah yang terbentuk akibat metabolisme tubuh yang tidak sempurna yang diakibatkan oleh kandungan purine dalam makanan.Dalam tubuh manusia, senyawa ini dikeluarkan sebagai kotoran, dan 98% dari uric acid dalam tubuh, dikeluarkan dari dalam darah oleh ginjal,dan dibuang keluar tubuh melalui air seni. Dalam Islam dikenal prosedur khusus dalam penyembelihan hewan, yaitu menyebut nama Allah Yang MahaKuasa dan membuat irisan memotong urat nadi leher hewan, sembari membiarkan urat-urat danorgan organ lainnya utuh. Dengan cara ini menyebabkan kematian hewan karena kehabisan darah dari tubuh, bukannya karena cedera pada organ vitalnya, sebab jika organ-organ misalnya jantung, hati, atau otak dirusak, hewan tersebut dapat meninggal seketika dan darahnya akan menggumpal dalam urat-uratnya dan akhirnya mencemari daging, mengakibatkan daging hewan akan tercemar oleh uric acid, sehingga menjadikannya beracun, dan pada masa-masa kini lah para ahli makanan baru menyadari akan hal ini, subhanallah.
Apakah kita tahu kalau babi tidak dapat disembelih di leher ? karena mereka tidak memiliki leher, sesuai dengan anatomi alamiahnya? Bagi orang muslim beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Sang Pencipta akan merancang hewan ini dengan memiliki leher.
Ilmu kedokteran mengetahui bahwa babi sebagai inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya, sistem biochemistry babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya.
Allah SWT jelas telah MENGHARAMKANNYA BABI
a. QS. Al Baqoroh (2) : 173
b. QS. Al Maa'idah (5) : 3
c. QS. Al An `Aam (6) : 145
d. QS. An Nahl (16) : 115
Rasulullah SAW juga telah menegaskan babi lebih banyak mudhorotnya.

KENYATAAN DILAPANGAN TENTANG BABI :
Babi adalah binatang yang paling jorok dan kotor, Suka memakan bangkai dan kotorannya sendiri & kotoran manusia pun dimakannya. Sangat suka berada pada tempat yang kotor, tidak suka berada di tempat yang bersih dan kering. Babi hewan pemalas dan tidak suka bekerja (mencari pakan), tidak tahan terhadap sinar matahari, tidak gesit, tapi makannya rakus (lebih suka makan dan tidur), bahkan paling rakus di antara hewan jinak lainnya. Jika tambah umur, jadi makin malas & lemah (tidak berhasrat menerkam dan membela diri). Suka dengan sejenis dan tidak pencemburu. A.V. Nalbandov dan N.V. Nalbandov (Buku : Adaptive physiology on mammals and birds). Konsumen daging babi sering mengeluhkan bau pesing pada daging babi (menurut penelitian ilmiah, hal tsb. disebabkan karena praeputium babi sering bocor, sehingga urine babi merembes ke daging). Lemak punggung babi tebal, babi memiliki back fat (lemak punggung) yang lumayan tebal. Konsumen babi sering memilih daging babi yg lemak punggungnya tipis, karena semakin tipis lemak punggungnya, dianggap semakin baik kualitasnya. Sifat lemak punggung babi adalah mudah mengalami oxidative rancidity, sehingga secara struktur kimia sudah tidak layak dikonsumsi.

Babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan lain. Ia makan semua makanan yang ada di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya. Ia tidak akan berhenti makan, bahkan memakan muntahannya. Ia memakan semua yang bisa dimakan di hadapannya. Memakan kotoran apa pun di depannya, entah kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri, hingga tidak ada lagi yang bisa dimakan di hadapannya. Kadang ia mengencingi kotorannya dan memakannya jika berada di hadapannya, kemudian memakannya kembali. Ia memakan sampah busuk dan kotoran hewan. Babi adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu lama jika dibiarkan. Kulit orang yang memakan babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Penelitian ilmiah modern di dua negara Timur & Barat, yaitu Cina dan Swedia.Cina (mayoritas penduduknya penyembah berhala) & Swedia (mayoritas penduduknya sekuler) menyatakan:
"Daging babi merupakan merupakan penyebab utama kanker anus & kolon". Persentase penderita penyakit ini di negara negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis, terutama di negara-negara Eropa, dan Amerika, serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan India). Sementara di negara-negara Islam, persentasenya amat rendah, sekitar 1/1000. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 1986, dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan, yang diadakan di Sao Paulo. Babi banyak mengandung parasit, bakteri, bahkan virus yang berbahaya, sehingga dikatakan sebagai Reservoir Penyakit. Gara-gara babi, virus Avian Influenza jadi ganas. Virus normal AI (Strain H1N1 dan H2N1) tidak akan menular secara langsung ke manusia. Virus AI mati dengan pemanasan 60 ÂșC lebih-lebih bila dimasak hingga mendidih.Bila ada babi, maka dalam tubuh babi, Virus AI dapat melakukan mutasi & tingkat virulensinya bisa naik hingga menjadi H5N1. Virus AI Strain H5N1 dapat menular ke manusia. Virus H5N1 ini pada Tahun 1968 menyerang Hongkong dan membunuh 700.000 orang (diberi nama Flu Hongkong).

Daging babi adalah daging yang sangat sulit dicerna karena banyak mengandung lemak. Meskipun empuk dan terlihat begitu enak dan lezat, namun daging babi sulit dicerna. Ibaratnya racun, seperti halnya kholesterol! Selain itu, daging babi menyebabkan banyak penyakit : pengerasan pada urat nadi, naiknya tekanan darah, nyeri dada yang mencekam (angina pectoris) , dan radang pada sendi-sendi.

Sekitar th 2001 pernah terjadi para dokter Amerika berhasil mengeluarkan cacing yang berkembang di otak seorang perempuan, setelah beberapa waktu mengalami gangguan kesehatan yang ia rasakan setelah mengkonsumsi makanan khas meksiko yang terkenal berupa daging babi, hamburger (ham = babi, sebab aslinya, hamburger adalah dari daging babi). Sang perempuan menegaskan bahwa dirinya merasa capek-capek (letih) selama 3 pekan setelah makan daging babi. Telur cacing tsb menempel di dinding usus pada tubuh sang perempuan tersebut, kemudian bergerak bersamaan dengan peredaran darah sampai ke ujungnya, yaitu otak. Dan ketika cacing itu sampai di otak, maka ia menyebabkan sakit yang ringan pada awalnya, hingga akhirnya mati dan tidak bisa keluar darinya. Hal ini menyebabkan dis-fungsi yang sangat keras pada susunan organ di daerah yang mengelilingi cacing itu di otak. Penyakit-penyakit "cacing pita" merupakan penyakit yang sangat berbahaya yang terjadi melalui konsumsi daging babi. Ia berkembang di bagian usus 12 jari di tubuh manusia, dan beberapa bulan cacing itu akan menjadi dewasa. Jumlah cacing pita bisa mencapai sekitar ”1000 ekor dengan panjang antara 4 - 10 meter”, dan terus hidup di tubuh manusia dan mengeluarkan telurnya melalui BAB (buang air besar).

Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan : ”Bahwa seseorang itu berkelakuan sesuai dengan apa yang dimakannya.” Melihat tayangan di salah satu TV swasta kemarin sore, seorang profesor dari IPB (lupa namanya) telah meneliti struktur DNA babi. Sesuatu yang mengejutkan ternyata, struktur gen babi itu mirip dengan struktur gen manusia. Jadi dapat dikatakan gen babi = gen manusia, jadi sama dengan kita memakan daging manusia (=kanibal), subhanallah. Jadi ada betulnya artikel tadi mengatakan kalau kita memakan babi bukan tidak mungkin karakter babi menempel pada kita, tidak pada kita, bisa jadi pada keturunan kita ! wallahu a’lam.

Disarikan : dari berbagai sumber & mailing list.

Kamis, 30 Juli 2009

siapa 9 orang yang positif H1N1

Sejumlah 9 pasien dinyatakan positif, mereka saat ini sudah keluar dari rumah sakit, melakukan perawatan di rumah sendiri.Mereka pulang kerumah karena secara klinis sudah dinyatakan sembuh. 9 orang yang positif masing-masing ; 2 orang berasal dari sleman riwayat dari kalifornia dan korea selatan, orang sleman setelah dari Australia, warga sleman setelah mendampingi mahasiswa korea, satu keluarga (3 orang) setelah kontak dengan orang australia yang positif,warga semarang setelah pulang dari thiland, warga berbah sleman setelah pulang dari bali.
para penderita ini, menurut Trisno Heru Nugroho,M.Kes untuk sementara tidak dapat disebutkan inisial namanya karena privacy pasien, Harapan kepada mereka menurut Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito ini, diharapkan bahwa bagi para penderita yang positif H1N1 maka seyogyanya mereka mengisolasi diri selama minimal 14 hari, karena masih rentan penularan, mereka diharap tidak kontak dengan masyarakat luas agar penyebaran virus ini terkendali.
Selanjutnya untuk pengawasan lebih lanjut bagi para penderita yang dinyatakan positif akan dilakukan oleh keluarga sendiri beserta dinas kesehatan terkait. (banu)

Hari ini Hasil H1N1 Turun, 9 Positif

Yogyakarta, 29 Juli 2009 - Kekawatiran masyarakat yogyakarta akan H1N1 terbukti sudah, jumlah pasien yang dirawat di RSUP Dr sardjito total sebanyak 27 pasien sampai hari ini tercatat 9 orang diantaranya positif mengidap H1N1. Data terbaru diperoleh dari depkes pada hari ini 29 Juli 2009.

Kepala Bagian Hukum dan Humas, Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes menegaskan bahwa sampai saat ini kami telah merawat 27 pasien, diantaranya 9 orang dinyatakan positif H1N1, dan 8 orang dinyatakan Negatif. Selebihnya hasil laboratorium jakarta belum turun.

Sedangkan pada hari ini, pasien yang masih dirawat hanya 1 orang atas nama N warga rembang yang baru pulang dari Thailand."Kita berharap tidak ada penambahan pasien masuk lagi," paparnya. (Banu)

Perihal Tunggakan Listrik, Informasi Humas PLN Salah

Yogyakarta, 29 Juli 2009 - Menanggapi pernyataan dari Humas PLN Distribusi Jateng dan DIY FP Koesno, saat konfrensi pers pasca penandatanganan MOU dengan Kepolisian pada hari selasa, 28 Juli 2009 di Kantor PLN Jl. Gedongkuning No 3, yang menyatakan bahwa RSUP Dr Sardjito menurut data PLN sampai dengan bulan juni 2009 RSUP Dr Sardjito menunggak sebesar Rp. 500 juta dan telah dikutip oleh berbagai media massa baik cetak daerah maupun nasional dan berbagai media online, maka melalui rubrik ini RSUP Dr Sardjito memandang perlu memberikan klarifikasi yang sebenarnya berdasar Evidance Based agar dapat dipahami oleh semua pihak khususnya PLN secara Institusional untuk lebih berhati-hati memberikan statement maupun para pembaca agar dapat memahami yang sebenarnya, sebagai berikut ;
1. Kami informasikan bahwa pembayaran tagihan listrik bulan Januari, Februari, Maret, dan April untuk RSUP Dr Sardjito dengan total tagihan sebesar Rp. 1.612.584.000,- telah dibayar lunas oleh Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) melalui transfer dari Bank BRI ke PT PLN Persero UP Yogya Utara melalui Bank Bukopin Jl. Kaliurang tertanggal 6 Mei 2009. Keterlambatan pembayaran selama 4 bulan sudah dipahami bersama pihak Manajemen PLN dan RSUP Dr Sardjito, hal ini terjadi karena DIPA dari APBN memang turunnya pada bulan Mei, namun demikian tetap kita bayarkan sesuai dengan jumlah tagihan dari PLN.
2. Tagihan penggunaan listrik bulan Mei 2009 sebesar Rp. 424.921.000,- , telah dibayarkan lunas oleh KPKN dengan bukti transfer dari Bank BRI ke Bank Bukopin Jl. Kalirang tertanggal 2 Juni 2009.
3. Tagihan penggunaan listrik bulan Juni 2009 sebesar Rp. 443.121.000,- , telah dibayarkan lunas oleh KPKN dengan bukti transfer dari Bank BRI ke Bank Bukopin Jl. Kalirang tertanggal 17 Juni 2009.
4. Tagihan penggunaan listrik bulan Juli 2009 sebesar Rp. 437.921.000,- , telah dibayarkan lunas oleh KPKN dengan bukti transfer dari Bank BRI ke Bank Bukopin Jl. Kalirang tertanggal 21 Juli 2009.
Dengan demikian jelas kami pelanggan listrik untuk kegiatan sosial kemanusian tidak pernah menunggak seperti yang disampaikan oleh Humas PLN FP Koesno pada temu pers pasca penandatangan MOU PLN dengan POLDA. Selanjutnya dalam rangka tetap menjalin hubungan yang harmonis antara pemberi jasa PLN dengan penerima jasa PLN (rumah sakit), bila dirasa timbul permasalahan tentunya kami membuka pintu lebar untuk tetap menjalin komunikasi untuk penyelesaian masalah melalui Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito di Telpon (0274)520410, atau email ; sardjito@jmn.net.id atau sardjito@yogya.wasantara.net.id, tentunya kami dengan senang hati akan membantu.

Bagian Hukum dan Humas
Kepala,


Drs. Trisno Heru Nugroho,APP.,M.Kes
195912221980031002

Rabu, 29 Juli 2009

siapa 9 orang yang positif H1N1

Sejumlah 9 pasien dinyatakan positif, mereka saat ini sudah keluar dari rumah sakit, melakukan perawatan di rumah sendiri.Mereka pulang kerumah karena secara klinis sudah dinyatakan sembuh. 9 orang yang positif masing-masing ; 2 orang berasal dari sleman riwayat dari kalifornia dan korea selatan, orang sleman setelah dari Australia, warga sleman setelah mendampingi mahasiswa korea, satu keluarga (3 orang) setelah kontak dengan orang australia yang positif,warga semarang setelah pulang dari thiland, warga berbah sleman setelah pulang dari bali.
para penderita ini, menurut Trisno Heru Nugroho,M.Kes untuk sementara tidak dapat disebutkan inisial namanya karena privacy pasien, Harapan kepada mereka menurut Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito ini, diharapkan bahwa bagi para penderita yang positif H1N1 maka seyogyanya mereka mengisolasi diri selama minimal 14 hari, karena masih rentan penularan, mereka diharap tidak kontak dengan masyarakat luas agar penyebaran virus ini terkendali.
Selanjutnya untuk pengawasan lebih lanjut bagi para penderita yang dinyatakan positif akan dilakukan oleh keluarga sendiri beserta dinas kesehatan terkait. (banu)

RSUP Dr Sardjito Tidak Nunggak Listrik !!!!

Yogyakarta, 28 Juli 2009 - Humas PLN Yogyakarta siang tadi mengatakan bahwa RSUP Dr Sardjito sudah empat masih nunggak pembayaran listrik.
Kepala Bagian Hukum dan Humas menyanggah keras hal tersebut, Heru Nugroho,M.Kes mengatakan bahwa hal itu tidak benar, RSUP Dr Sardjito telah membayar lunas kewajiban sebagai pelanggan PLN sampai dengan bulan juli 2009, untuk itu siapapun yang mengatakan belum membayar dapat kroscek ke bagian keuangan dengan ibu vika atau ke Bagian Hukum dan Humas RSUP dr Sardjito tegasnya.
Dan bagi para wartawan yang ingin informasi lebih detail bisa menghubungi kepala bagian hukum dan humas RS sardjito (Banu)

Foto alat PCR



Foto ; petugas sedang melakukan pengetesan dengan alat PCR untuk tes H1N1

H1N1 sekarang tinggal 1 dirawat

Yogyakarta, 28 Juli 2009 - Pasien H1N1 (flu babi), saat ini yang dirawat di RSUP Dr Sardjito tinggal 1 orang. II pasien yang merupakan ibu dari anak N, akhirnya kemarin, senin 27 juli 2009 sudah bisa meninggalkan rumah sakit karena kondisi kesehatannya sudah membaik dan oleh tim medis dinyatakan sembuh.
sedangkan saat ini pasien yang dirawat tinggal N pria 20 tahun yang baru saja pulang dari thailand dan mengalami demam hingga 39 drajat.N tertanggkap thermoscan dibandara adisucipto yogyakarta setiba dari Thailand karena saat itu suhu tubuhnya mencapai 39 drajat. sehingga sore itu langsung dimasukkan ke ruang isolasi Kartika RSUP Dr Sardjito sampai saat ini.perkembangannyapun sampai saat ini belum ada penurunan suhu tubuh.
dilain sisi alat PCR yang rencananya minggu ini dioperasikan untuk mengetes H1N1, sampai hari ini selasa belum dipakai karena masih dalam kalibrasi untuk mem-valid-kan data yang diolah sehingga bisa diketahui positif-negativnya H1N1 dengan benar.(bn)

Minggu, 26 Juli 2009

Waspadalah Dokter Gadungan

Yogyakarta, 25 Juli 2009 - Ternyata tidak hanay dukun yang palsu, sekarang ada pula dokter yang dipalsukan. Sebut saja Mawar bersama omnya Togar, tadi pagi sabtu, 25 juli 2009, datang ke bagian hukum dan humas RSUP Dr Sardjito, mengemukakan kedatangannya untuk mencari salah seorang dokter sebut saja bejujak.
mawar ketemu dengan bejujak di salah satu hotel di kawasan bantul bagian timur, bejujak mengaku dokter PTT Di RSUP Dr Sardjito empat tahun lalu dan telah ditugaskan di bengkulu. kemudian saat ini mengaku akan mengambil spesialisasi penyakitdalam dan menurutnya pada agustus bulan depan sudag masuk pendidikan. namun demikian karena omnya mawar curiga makamelakukan kroscek ke RSUP Dr Sardjito.
Hasil kroscek ternyata di bagian Kepegawaian tidak ditemukan nama yang dicarai, begitu pula di bagian pendidikan dan penelitian, apalagi setelah di cek ke UGM, ka PPDS penyakit dalampun memberikan sinyal bahwa itu semua adalah penipuan. Untungnya mawar belum sempat kehilangan materi maupun harga dirinya....maunya sih cari mantu dokter tapi buntutnya ketemu bejujak......hati-hati kalo mau cari pasangan hidup (Papine Nino)

Flu Babi, tinggal 1 orang yang dirawat

Yogyakarta, 25 Juli 2009, RSUP Dr Sardjito - Sampai hari ini sabtu,25 Juli 2009 pasien H1N1 yang dirawat di RSUP Dr Sardjito tinggal 1 pasien. pasien dengan inisial II, merupakan ibu dari pasien N (6) tahun yang sudah pulang pada hari jum'at (24/7).
Saat ini II masih menjalani perawatan isolasi karena suhu tubuhnya masih panas,dan masih batuk pilek. sementara itu alat PCR yang akan dikirim oleh Depkes sampai saat ini juga belum turun, dan RSUP Dr Sardjito masih menunggu kedatangannya karena akan mempermudah melakukan deteksi dini terhadap H1N1.
sementara itu pasien c dari semarang dan I dari sleman sudah pulang masing-masing pada hari kamis dan jum'at kemarin.(banu)

Jumat, 24 Juli 2009

Minggu depan, RSUP Dr Sardjito bisa tes H1N1 sendiri

Yogyakarta, 23 Juli 2009 - Ketua Tim Penanggulanagan Flu babi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta mengatakan bahwa minggu depan RSUP Dr Sardjito akan mendapatkan kiriman satu unit alat PCR yaitu alat untuk mendeteksi swain flu. "Minggu depan alat PCR akan dikirim oleh Depkes ke RSUP Dr Sardjito, sehingga untuk pemeriksaan Pasien yang diduga H1N1 tidak harus ke Jakarta lagi tetapi sudah bisa dilakukan sendiri di Rumah Sakit ini," ungkap Dr. Sumardi,SpPD-KP

Alat ini sangat membantu untuk mempercepat deteksi dini penderita swain flu, padahal menurut dokter yang sangat terbuka dengan wartawan ini, diungkapkan bahwa untuk pemeriksaan 1 pasien yang diduga terkena H1N1, dibutuhkan biaya kurang lebih 2 juta rupiah. biaya tersebut memang cukup mahal namun karena ini masalah dunia maka biayanya ditanggung oleh Depkes sehingga pasien suspect H1N1 dibebaskan dalam pemeriksaannya.

Sementara itu kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Trisno Heru Nugroho,M.KES mengungkapkan bahwa sampai siang ini ( Kamis, 23 Juli 2009) RSUP Dr Sardjito masih merawat 4 orang pasien dari Total pasien H1N1 yang banyaknya mencapai 24 orang."Saat ini yang sudah kembali 20 orang, 4 orang dirawat diantaranya C (48), I(17), N (6),II (ibunya N) yang masuk baru tadi malam," paparnya.

Kondisi N dan Ibunya (II), lanjut Heru Nugroho, saat ini masih panas dan mendapatkan teraphy, sedangkan dua pasien lainnya sudah membaik, keempatnya dirawat di ruang isolasi Kartika.

Dengan akan hadirnya alat PCR ini serta soal pembiayaan, heru nugroho mengatakan bahwa sebagai ilustrasi biaya pemeriksaan 1 kali periksa mencapai 2 juta, tetapi semua akan di free-kan karena ditanggung Negara.dan menanggapi siapa saja yang bisa periksa, heru nugroho mengatakan bahwa yang diperiksa asal ada gejala flu babi seperti demam, batuk, pilek dan habis dari bepergian di wilayah pandemik flu babi, tegasnya.(banu)

Rabu, 22 Juli 2009

3 pasien saat ini dirawat di RSUP Dr Sardjito

Sebanyak 3 orang suspec flu babi kembali dirawat, setelah 3 orang satu keluarga pulang pada tanggal 20 Juli 2009 kemarin siang, kembali 3 orang masuk. masing-masing A (21), C (48) dan N (6), riwayat mereka dinyatakan suspect bermacam-macam. A merupakan tetangga dari AR yang dinyatakan positif oleh Laboratorium Dep.Kes Jakarta, sedangkan C merupakan warga semarang yang habis pulang dari singapura dan tertangkap termoscan di bandara Adisucipto dan sore itu langsung dikirim ke RSUP Dr Sardjito.
Sedangkan anak N, dia merasakan panas sehabis pulang dari bali bersama orangtuanya.sehingga sampai siang ini pukul 13.00 WIB jumlah pasien flu babi total yang pernah dirawat dan 3 hari ini sebanyak 23 orang, dimana 3 diantaranya positif. (Banu)

Senin, 20 Juli 2009

Mengenal Apa Itu ASAP ?

Asian Strategic Alliance for Pneumococcal Disease Prevention atau dikenal dengan ASAP merupakan kelompok independent di Asia, suatu kelompok aliansi strategis untuk pencegahan infeksi pneumokokus yang terdiri dari 20 orang perwakilan Negara di Asia, dimana Indonesia menjadi salah satu negara anggota yang diwakili oleh Prof.Dr.dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro,SpA(K) dari FK UI / RSCM Jakarta dan Prof.Dr.dr. Cissy B Kartasasmita,SpA(K),MSc.,PhD dari UNPAD/RS Hasan Sadikin Bandung.

ASAP ini di Indonesia didirikan pada tanggal 30 Juni 2008, beranggotakan 15 dokter spesialis anak yang mewakili 10 kota di Indonesia. ASAP akan mewakili ‘suara anak’ Indonesia yang terancam kematian oleh penyakit pneumokokus. Pneumokokus sendiri adalah sekelompok penyakit yang terdiri dari meningitis, pneumonia, infeksi telinga tengah, infeksi darah dan sinusitis.

Orang yang terkena penyakit ini bisa kehilangan pendengaran permanen, kerusakan otak, cacat fisik, keterbelakangan mental bahkan kematian pada anak-anak, dan sayangnya penyakit ini sulit didiagnosa karena gejala awalnya mirip flu biasa.
Apabila ditinjau besarnya angka kejadian penyakit (burden of disease) penyakit pneumokokus termasuk meningitis, pneumonia dan bakteriemia, menyebabkan sekitar 2 juta kematian setiap tahun dan 700.000 sampai 1 juta diantaranya balita. Penyebaran pneumokokus sangat mudah terjadi karena bakteri pneumokokus hidup normal di dalam hidung dan tenggorokan dimana dapat menjadi ganas pada anak-anak balita dibawah 2 tahun, penularan dapat terjadi melalui percikan ludah atau udara bebas sehingga setiap anak dapat dengan mudah terinfeksi tanpa memandang status dan lingkungan sekitarnya.

Langkah-langkah yang dilakukan ASAP untuk mencegah pneumokokus yaitu dengan berperan aktif serta melaksanakan intervensi strategis untuk menurunkan angka kematian infeksi penyakit pneumokokus dengan cara meningkatkan kewaspadaan, melaksanakan pemantauan keadaan penyakit secara berkala, melakukan advokasi dan pencegahan terutama dengan vaksinasi. Vaksinasi adalah perlindungan terbaik bagi balita, disamping itu berikan pula ASI eksklusif dan gizi seimbang, selain itu hindari factor resiko seperti asap rokok. (banu/07)

Masyarakat Perlu Waspada, Pneumonia Pembunuh Balita Terbesar Di Dunia

Yogyakarta,19 Juli 2009 - Angka kematian bayi dan balita di Yogyakarta ternyata masih cukup tinggi. Penyebab utama kematian bayi dan balita tersebut dikarenakan adanya Infeksi respiratori akut dimana didalamnya termasuk Pneumonia, demikian diungkap dr. Roni Naning,SpA-K Ketua IDAI Cabang Yogyakarta yang juga spesialis anak konsultan respitologi RSUP Dr Sardjito / FK UGM dalam acara Advokasi terhadap pencegahan Penyakit Pneumokokus yang diselenggarakan oleh Asian Strategic Alliance for Pneumococcal Disease Prevention (ASAP) di Hotel Melia Purosani pada Sabtu (18/7).

Data yang ada di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada tahun 2008, lanjut dr. Roni diketahui bahwa dari semua penyakit saluran pernafasan yang dirawat, tercatat penyakit pneumonia sebanyak 38 % dan 8,9 % diantaranya meninggal dunia, angka ini sebenarnya masih dibawah angka Nasional. Sedangkan bayi dan anak-anak usia antara 2 bulan sampai 23 bulan merupakan golongan yang rentan terhadap pneumonia ungkapnya.

Melihat data tersebut, dr. Soeroyo Machfudz,SpA(K),MPH, Pakar tumbuh kembang anak FK UGM / RSUP Dr Sardjito ini mengatakan bahwa Pneumonia bukan penyakit turunan melainkan penyakit infeksius. Penyakit ini sangat berbahaya karena merupakan penyakit infeksi pada paru yang sangat serius dan bisa dilakukan pencegahan dengan pemberian ASI yang adekuat dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, pemenuhan nutrisi yang baik dan pola hidup yang sehat serta pemberian Imunisasi tepat waktu. “Imunisasi ini dapat memberikan perlindungan paling tidak 80 % dari kemungkinan terkena infeksi streptoccus pneumonia,” tegasnya.

Sementara itu dr. Amalia Setyati,SpA, dokter spesialis anak RSUP Dr Sardjito mengungkapkan bahwa memang vaksinasi untuk Pneumonia saat ini masih mahal sekitar 800 ribu, namun demikian jika terserang Pneumonia dalam katagori berat bisa menghabiskan dana lebih dari 50 juta, sehingga jika masyarakat melakukan antisipasi tentunya akan lebih baik, “Biaya untuk vaksin Pneumonia ini memang masih mahal, berkisar 800 ribu namun demikian alangkah baiknya mencegah dari pada mengobati, hal ini dikarenakan biaya pengobatan yang dikeluarkan akan lebih banyak lagi, bisa sampai 3 kali lipat lebih,” paparnya.

Acara Advokasi yang diselenggarakan oleh Asian Strategic Alliance for Pneumococcal Disease Prevention (ASAP) tersebut bekerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Yogyakarta dan diikuti oleh 250 dokter anak, sementara itu ditempat itu secara terpisah ASAP juga menggelar symposium untuk awam. (banu/07)

Minggu, 19 Juli 2009

JALAN BAGUS - BAGUS, Eh..............Dirusak ??...!!!....?



Jika anda lewat di jalan Bantul, tepatnya di perempatan dongkelan, maka waspada dan berhati-hatilah.........kenapa ? karena jalanya sedang di Gali....(Gambar diambil Sabtu, 18/07/09 jam 7.30 saat sibuk-sibuknya kendaraan...........)

Cilakanya.......dari perempatan dongkelan keselatan 500 meter, anda akan menemui pula jalan yang digali pake alat berat bego'..........Hati-hati yach...

Perlunya Vaksin Pneumoni


Yogyakarta,18 Juli 2009 - Sebanyak 250 dokter spesialis anak dan dokter umum kemarin mengikuti advokasi pencegahan penyakit pnemokokus yang diselenggarakan Asian Strategic for Pneumococcal Diseases Prevention (ASAP) yang berlangsung di Hotel Melia Purosani Yogyakarta. Anggota ASAP dari Indonesia Profesor Dr.dr Sri Rezeki Hadinegoro,SpA(K) kepada wartawan sabtu (18/7/09) usai advokasi mengatakan penyakit pnemokokus saat ini menjadi penyakit pembunuh nomer satu pada balita. Di Asia Pasifik dilaporkan 98 balita meninggal karena pnemonia setiap jamnya.
Karenanya keberadaan Aliansi Strategis Pencegahan ASAP sangat penting guna menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tersebut, Prof SRI mengatakan tindakan preventif dilakukan dengan mengajak peran aktif petugas, penyuluh kesehatan, dan pemerintah agar bekerjasama dalam mencegah kematian balita akibat penyakit pnemonia. Pencegahan menurut REJEKI salah satunya dilakukan dengan pemberian imunisasi dengan vaksin pnemonia, pemberian ASI eksklusif dan nutrisi memadai bagi anak dan balita Indonesia.
Penderita pneumoni setelah terserang. Kalaupun dinyatakan sembuh umumnya meninggalkan kecacatan permanen, semisal gangguan pendengaran dan gangguan saraf yang selanjutnya memunculkan gangguan motorik, kejang tanpa demam, keterbelakangan mental dan kelumpuhan.
Di Indonesia, saat ini pneumokokus menjadi salah satu dari dua penyebab utama meningitis bakteri anak-anak. Meskipun penyakit pneumokokus memuncak pada anak usia 12 bulan, kasus meningitis mungkin mulai terjadi dari usia 2 bulan.

CEGAH DENGAN IMUNISASI

Infeksi yang disebabkan pneumokokus adalah penyebab angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) yang tinggi pada anak-anak di seluruh dunia. Berdasarkan data epidemologis, infeksi pneumokokal menyebabkan lebih dari 1 juta kematian anak-anak terutama di negara berkembang.

Pada dasarnya IPD dapat diobati dengan antiobitik, Hasil penelitian di beberapa negara menunjukkan Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab utama (50%) kasus pneumonia dan menimbulkan angka kematian yang cukup tinggi. Streptococcus pneumoniae yang dikenal juga sebagai pneumokokus, merupakan bakteri yang sering menyerang anak-anak dibawah usia 2 tahun. Penyakit akibat infeksi oleh pneumokokus dibagi menjadi 2, yaitu golongan penyakit yang sering berakibat fatal: IPD, yang bermanifestasi sebagai meningitis, bakteremia atau sepsis dan pneumonia bakteremik, serta golongan non IPD yaitu sinusitis, otitis media serta pneumonia. Sementara penelitian di beberapa rumah sakit Indonesia seperti RSCM mencatat mortality rate akibat Streptococcus Pneumoniae sebesar 70%, sedangkan di RS Sanglah-Bali mencapai 45%.
Vaksin IPD PCV-7 merupakan vaksin kombinasi yang merupakan gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda serta diberikan dalam satu suntikan (7 in one). PCV-7 memiliki T-cell dependent yang bersifat immunogenic bagi anak-anak berusia < 2 tahun. T cell helper berperan merangsang B cell membentuk antibodi, sehingga membentuk memori jangka panjang. Jika suatu saat akan diberikan booster PCV-7, maka sel memori akan meningkatkan antibodi kembali. Dengan keunggulan ini, maka PCV-7 efektif memberikan proteksi IPD bagi anak-anak berusia < 2 tahun.
Vaksin ini diberikan sejumlah 3 kali pada usia 2, 4, 6 bulan dan booster cukup sekali diberikan pada usia 12-15 bulan. Vaksinasi ulang diberikan 5 tahun kemudian.

Sabtu, 18 Juli 2009

Flu Babi : 4 Orang Sembuh, Hari Ini Pulang


RSDS jum’at 17/7/09*** Perkembangan kasus suspect flu babi di RSUP Dr Sardjito sampai hari ini Jum’at 17 Juli 2009 cukup menggembirakan, 4 orang masing masing AR yang masuk pada hari senin (13/7) dan VS, Al, Ch yang masuk pada hari selasa (14/7) boleh berlega karena hari ini (Jum’at,17/7/09) keempat-empatnya diperbolehkan pulang oleh Tim Medis Penanggulangan Flu Babi RSUP Dr Sardjito yang diketuai oleh Dr. H. Sumardi,SpPD-KP dan mereka dinyatakan Sembuh. Selain itu pasien berinisial W yang bertugas sehari-hari sebagai tenaga kebersihan di Ruang Kartika, sehari sebelumnya juga telah mendahului pulang dan dinyatakan Sembuh. 
Namun demikian Ruang isolasi khusus flu babi di Bangsal Kartika sampai saat ini masih merawat satu keluarga masing-masing pasangan suami istri dan seorang anak perempuannya. Ketiganya masih menjalani perawatan intensive walaupun suami istri ini suhu tubuhnya telah membaik dan tidak panas lagi. Pasangan ini diidentifikasikan tertular setelah kontak dengan WNA saat melayani pembelian obat, sebelum WNA tersebut akhirnya dirawat selama 5 hari di RSUP Dr Sardjito dengan hasil dinyatakan positif H1N1 dan pulang dinyatakan sembuh oleh tim medis.
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Trisno Heru Nugroho,M.Kes mengemukakan bahwa semua pasien yang suspect flu babi H1N1 semua dipulangkan dalam kondisi sembuh, sehingga masyarakat jangan resah maupun khawatir akan terjadi penularan berlanjut dari mereka,” terangnya.
Walaupun ada pasien yang hasilnya positif, lanjut Heru Nugroho, RSUP Dr Sardjito dapat memberikan pelayanan pengobatan dengan baik sehingga mereka bisa sembuh, sehingga masyarakat umum jangan panik dan khawatir berlebihan namun diminta tetap waspada terutama jika habis bepergian dari daerah pandemi Flu babi himbaunya.
Sementara itu keenam dokter RSUP Dr Sardjito yang melakukan tindakan preventive dengan tetap tinggal di RSUP Dr Sardjito sehabis lawatan dari Korea, pada siang hari ini juga telah pulang ke rumah masing-masing sehingga jumlah penderita suspect flu babi yang masih di rawat sampai saat ini hanya 3 pasien yang merupakan satu keluarga. (Banu)


Jumat, 17 Juli 2009

Lagi, 2 Pasien Suspec Flu Babi Masuk RS Dr. Sardjito

RSDS-Kamis,16/7/09 Pukul 14.00*** Siang Ini pasangan suami istri  warga Kodya Yogyakarta masuk ke Bangsal Isolasi Flu babi di Kartika RSUP Dr Sardjito tepat pukul 13.30 WIB. Mereka merasakan demam, batuk dan pilek.

Masuknya suami istri ini karena ada riwayat pernah kontak dengan WNA warga Australia yang dinyatakan Positif Influenza A (H1N1). Riwayat kontak diakui saat si istri yang bekerja di salah satu apotik besar di Yogyakarta, melayani pembelian obat dari WNA yang dinyatakan positif tersebut sebelum WNA itu masuk RSUP Dr Sardjito.

dengan adanya tambahan 2 warga DIY yang dirawat di RSUP Dr Sardjito, maka jumlah penderita yang dirawat di Bangsal Kartika sampai saat ini berjumlah 7 orang. (banu)

  

Pembiayaan Pasien H1N1

RSDS-Kamis,16/7/09 Pukul 13.00 WIB***Diinformasikan ulang bahwa pada tanggal 7 Juli 2009, menteri kesehatan RI telah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 522/Menkes/SK/VII/2009, isinya bahwa semua penderita Influenza A Baru (H1N1) baik yang rawat inap maupun rawat jalan dibebaskan sepanjang mengenai kriteria Suspeck, Probabel dan konfirm sampai dinyatakan PCR (-) / negatif atau dinyatakan sembuh.

Kepala Bagian Hukum dan Humas RSDS mengungkapkan bahwa rumah sakit meralat statment yang menyatakan adanya pembayaran bagi pasien flu babi "kami informasikan ulang bahwa setelah adanya SK Menkes tersebut maka rumah sakit membebaskan biaya bagi pasien-pasien yang telah menjalani rawat inap di Bangsal Kartika, sehingga perlu diluruskan kembali informasi yang kemarin telah tersebar" Jelasnya. (banu) 

Kamis, 16 Juli 2009

Yogyakarta Flu Babi Positif 2 orang

(RSUP Dr Sardjito, Kamis 16/7/09, Pukul 11.30 WIB) ***RSUP Dr Sardjito sejak menangani Flu Babi pertama kali pada 09 Juli 2009 dengan pasien pertama AR (18) sampai saat ini telah mendapatkan 2 orang positif Flu Babi berdasarkan hasil laboratorium Depkes di Jakarta. Tercatat sampai hari ini Kamis (16/7/09) pasien yang sudah dipulangkan sebanyak 5 orang pasien. Dari 5 orang yang dipulangkan, dua orang atas nama AR (18) Pelajar yang melakukan pertukaran pelajar di California AS dan ED (23) WNA asal Australia dinyatakan Positif terkena H1N1. Adapun nama-nama pasien yang telah pulang secara keseluruhan diantaranya AR (18), NV (18), G (18), GS (43) dan ED (23).
Bagi yang dinyatakan positif, Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito menghimbau kepada seluruh pasien terutama AR dan ED untuk mengkarantina dirumah sendiri selama satu minggu kedepan, “sebaiknya mereka mengkarantina diri dirumah, sesudah 1 minggu tidak boleh kontak sesudah itu bebas, artinya dirumah masih jaga diri tidak kontak dengan orang lain baik yang dinyatakan hasilnya positif maupun yang negatif.

Sementara itu pasien anak-anak ES (7 th) yang semula diduga Suspec Flu babi ternyata setelah dilakukan pemeriksaan laborat dinyatakan bukan kasus suspect flu babi namun hanya menderita ISPA, sehingga pada rabu 15/7/09 kemarin diperbolehkan pulang.
 
Sampai saat ini yang masih dirawat 5 orang dengan suhu tubuh dibawah 37, “tentunya beberapa hari kedepan saya yakin mereka akan segera dipulangkan” Papar Trisno Heru Nugroho,M.Kes

Dikatakan lebih lanjut untuk dokter yang habis kunjungan dari korea bertambah 1 orang yang dirawat, jadinya saat ini ada 6 dokter yang tinggal dalam perawatan di ruang terpisah, “Kemarin masuk 1 dokter perempuan karena panas, saat ini diisolasi dilain tempat dan mendapatkan tretment supaya teratasi problem kesehatan mereka dari korea, dan hasil tesnya kemungkinan empat hari kedepan “ Paparnya.

Untuk hasil tes para dokter ini, apapun hasilnya akan kita informasikan kepada teman-teman wartawan. Teruntuk pasien yang meskipun sembuh, trisno heru menegaskan, tidak ada perlakukan berbeda, semua yang disuspekkan katanya harus tetap melakukan isolasi dirumah walaupun hasilnya negatif.
 
Dari catatan Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, saat ini berarti total yang diduga Flu Babi sebanyak 11 orang, 6 dokter 5 pasien non dokter. Berikut inisial pasien yang masih dirawat di Kartika sampai Kamis 16/7/09 yaitu ; W (53), AR (20), VS (20), Al (14), Ch 914). (Banu-RS Sardjito).


Hasil Test, Pasien WNA Positif H1N1

Kabar terbaru yang dihimpun dari tim penanggulangan flu babi pagi ini Kamis, 16/7/09 Pukul 08.30 WIB diperoleh informasi dari Dr. H. Sumardi,SpPD-KP bahwa hasil laboratorium DEPKES dari Jakarta sudah diperoleh, hasilnya Pasien ED asal Australia yang sempat dirawat sejak tanggal 11 s.d 14 Juli 2009 di ruang kartika RSUP Dr Sardjito ternyata dinyatakan Positif terkena Virus H1N1 / Flu Babi.

Sementara itu pasien lain yang telah pulang bersamaan dengan ED pada tanggal 14 Juli 2009 masing-masing NV (18) ,G (18),GS (43)  semua dinyatakan negatife terhadap Flu babi. dan pasien anak-anak AS (7 th) pada rabu 15/7/09 juga diperbolehkan pulang oleh dr. Amalia Setyati,SpA (Wakil Ketua Tim Penanggulanagn Tim Flu Babi) karena hanya menderita ISPA dan BUKAN Flu Babi. Kepala Bagian Hukum dan humas RSUP Dr Sardjito juga mengatakan bahwa pasien ED pulang dalam keadaan sembuh "Pasien ED WNA asal Australia ini kami pulangkan dalam keadaan sembuh, sehingga walaupun hasilnya positife tetapi orang yang terserang H1N1 dapat disembuhkan sehingga masyarakat dihimbau jangan khawatir berlebihan terhadap virus ini namun diminta tetap waspada" paparnya.

Pasien asal australia ED tersebut saat pulang sudah dinyatakan sembuh oleh Tim Medis penanggulangan flu Babi yang diketuai dr. Sumardi. namun karena hasilnya positife di himbau selama 14 hari kedepan yang bersangkutan tetap dipantau dan jangan terlalu sering bersinggungan dengan orang lain.

Sementara itu Rombongan dokter RSUP Dr Sardjito yang pada tanggal 13/ 7 / 2009 dini hari pukul 02.00 baru pulang dari Korea Selatan Via Bali, kemarin pada hari selasa 14/ 7/ 09 masuk dirawat sebanyak 5 orang, dirawat diruang terpisah namun pagi ini (16/7/09) bertambah 1 orang yang ikut masuk RSUP Dr Sardjito sehingga jumlahnya ada 6 orang dokter.

Rabu, 15 Juli 2009

Korban Mutilasi di Bawa Polda Jatim

Korban Mutilasi yang ditemukan di Bus Sumber kencono dan jenazahnya dititipkan di RSUP Dr sardjito, pada siang ini telah dijemput oleh petugas Polda Jatim dengan menggunakan mobil Lantas Polda Jatim.
Jenazah berupa kepala dan 2 potongang tangan tersebut diambil pada pukul 12.30 WIB siang ini (15/7) untuk di identifikasi oleh Pihak kepolisian dengan mencocokkan potongan tubuh yang lainnya.
adapun hasil Visum dari Pihak RSUP Dr Sardjito belum bisa diketahui hasilnya dan baru diketahui 1 minggu kemudian, perlu diketahui pula bahwa hasil tersebut tidak bisa disampaikan secara terbuka, dan akan disampaikan langsung ke pihak kepolisian yang meminta dilakukannya visum.

15 Juni 2009, kembali 5 orang H1N1 dirawat di RSUP Dr Sardjito

Sejumlah 5 Pasien H1N1 baru, kembali masuk RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. sedangkan 4 pasien lainnya telah dipulangkan dalam kondisi sembuh diantaranya NV (18th), GB (18), G (43) petugas kesehatan, ED (23) WNA Australia, sedangkan pasien W yang masuk pada 13 juni 2009 saat ini masih dirawat namun kondisinya sudah membaik dan tidak panas lagi.

Keempat pasien suspec H1N1 ini pulang pada tanggal 14 Juni 2009. Sedangkan penderita baru yang masuk ke RSUP Dr Sardjito pada hari yang sama sebanyak 5 orang diantaranya AR (20) asal sleman yang baru saja mendampingi 9 mahasiswa asal korea yang melakukan kunjungan ke Gunungkidul. VS (20) asal sleman, Al (14) asal klaten, Ch (14) asal klaten, AS (7 th) anak-anak asal Bantul yang baru saja pulang berlibur dari Thailand.

Sehingga keseluruhan pasien H1N1 yang dirawat di ruang isolasi kartika saat ini sebanyak 6 orang. Sedangkan dokter-dokter di RSUP Dr Sardjito yang baru datang dari korea, 5 dokter diantaranya saat ini melakukan upaya preventive dengan istirahat di RSUP Dr Sardjito diruang perawatan terpisah, sebagai upaya antisipasi jika terjangkit H1N1 serta adanya kekhawatiran dari mereka jikalau menjangkiti keluarganya. (banu hermawan)

 

Tiba dari Korea Selatan, 29 Dokter Jalani Tes Lendir

Senin, 13 Juli 2009 | 18:52 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Sebanyak 29 dokter Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta yang baru saja tiba dari Korea Selatan mengikuti kontes paduan suara harus menjalani tes lendir. Sebab dikhawatirkan mereka terindikasi terserang virus flu babi (H1N1). 

“Tim paduan suara yang semuanya dokter Rumah Sakit Sardjito tiba dengan pesawat di bandara internasional Ngurah Rai, Bali. Mereka menggunakan bus menuju Yogyakarta,” kata Banu Hermawan staf Humas RS Sardjito, Senin petang (13/7).

Meskipun mereka saat ini dalam keadaan sehat, kata Banu, mereka tetap akan menjalani swap atau diambil sampel liur, ludah dan dahaknya untuk dites di laboratorium. Sebab, Korea Selatan merupakan negara yang warganya sudah ada yang terjangkit flu babi (pandemik).

“Mereka sehat, namun untuk mengantisipasi penyebaran flu babi mereka harus menjalani swap, jika memang dalam lendir mengandung unsur virus tersebut maka ya harus menjalani perawatan,” kata Banu.

Saat ini rombongan dokter tersebut masih dalam perjalanan dengan menggunakan bus. Sehingga sopir dan kru bus lainnya juga harus menjalani tes dengan cara swap tersebut. “Kru bus juga harus dites, sebab untuk menjaga suapaya tidak ada indikasi tertular virus meskipun tim dokter dalam keadaan sehat,” kata dia.

Saat ditanya mengapa harus menjalani tes padahal mereka sehat, Banu menambahkan, sebab belum tentu saat ini sehat dan tidak terdeteksi oleh thermoscanner di bandara namun seperti para pelajar yang dirawat di RS Sardjito juga awalnya sehat dan tak terdeteksi Thermoscanner di Bandara Soekarno-Hatta. Namun selang beberapa hari ada tiga orang yang diduga terjangkit virus tersebut.

Menurut kepala Humas RS Sardjito, Tresno Heru Nugroho pihak rumah sakit saat ini menyediakan ruang isolasi pasien yang diduga terinfeksi flu babi sebanyak 12 tempat tidur. Yaitu di bangsal Kartika yang berada di tengah-tengah rumah sakit tersebut. 

Menurut dia, rombongan para dokter RS Sardjito dipimpin oleh Prof dr Sa’abani ketika bertolak ke Korea Selatan. Waktu itu, para dokter tersebut sempat satu pesawat dengan para personil vokal Elfa’s Singers yang 12 di antaranya terserang virus flu babi.

“Rumah sakit selalu siaga dan satuan tugas flu burung/babi siap menjemput pasien yang diduga terkena virus itu, jangan naik kendaraan umum sebab bisa menularkan virus ke penumpang lain,” kata Heru.

MUH SYAIFULLAH

RSUP Sardjito Kembali Jemput Satu Suspect H1N1

Selasa, 14 Juli 2009 03:20 WIB | Peristiwa | Kesehatan | Dibaca 216 kali

Yogyakarta (ANTARA News) - RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Senin malam menjemput satu orang yang dicurigai (suspect) terinveksi virus H1N1 atau flu babi, setelah sebelumnya rumah sakit ini menjemput tiga orang suspect flu babi.

"Kami kembali menjemput satu orang suspect flu babi, dan orang ini juga memiliki riwayat pernah kontak dengan salah satu dari lima pasien suspect flu babi yang saat ini masih dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Heru Trisna Nugraha, Senin malam.

Menurut dia, satu orang suspect flu babi tersebut adalah seorang pria umur sekitar 35 tahun warga Suryodiningratan, Kota Yogyakarta.

"Satu orang suspect flu babi ini dijemput tim medis RSUP Dr Sardjito di rumahnya dengan menggunakan mobil khusus yang telah dilengkapi dengan berbagai peralatan yang diperlukan, baik untuk pasien maupun tim medis yang menanganinya," katanya.

Ia mengatakan penjemputan terhadsap satu orang suspect flu babi itu setelah pihak RSUP Sardjito menerima laporan dari masyarakat bahwa yang bersangkutan mengalami panas tinggi, dan sebelumnya pernah kontak dengan salah seorang dari lima pasien suspect flu babi yang saat ini dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

"Dari laporan tersebut kami langsung melakukan langkah proteksi dan menjemputnya di rumah. Selanjutnya akan dilakukan `screening`, dan yang pasien ini ditempatkan di ruang isolasi bangsal Kartika," katanya.

Heru mengatakan pihaknya juga akan mengirim sampel atau contoh lendir tenggorokan maupun hidung dari pasien suspect itu untuk diteliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Departemen Kesehatan RI di Jakarta.

"Jika nanti kondisinya membaik, dan hasil tes juga negatif, yang bersangkutan akan kami perbolehkan pulang. Namun, yang pasti saat ini kami isolasi dulu untuk antisipasi penyebaran virus H1N1," katanya.

Mengenai pasien suspect flu babi yaitu AR warga Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dirawat di RSUP Sardjito setelah mengikuti kegiatan pertukaran pelajar di California, Amerika Serikat, kondisinya saat ini sudah membaik dan diperbolehkan rawat jalan.

"AR sudah kami perbolehkan pulang dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan sejak hari Minggu (12/7) lalu sekitar pukul 12:00 WIB. Meski demikian, kami tetap melakukan pengawasan terhadap pasien ini," katanya.

Ia mengatakan saat ini pasien suspect flu babi yang masih dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta lima orang.(*)

Flu Babi H1N1 ; Satu Dokter RS Sardjito Suspect Flu Babi

Selasa, 14 Juli 2009 | 11:44 WIB


TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Seorang dokter di Rumah Sakit dr Sardjito Yogyakarta diduga terinfeksi virus flu babi (H1N1). Dokter tersebut merupakan satu dari 29 dokter yang diambil liurnya untuk dites setelah tiba dari Korea Selatan.

"Tadi malam (13/7) setelah dilakukan tes liur, satu dari 29 dokter yang dites diduga terinfeksi virus H1N1," kata Sumardi, Ketua Satuan Tugas Penanggulangan Penyakit Flu Burung dan Flu Babi DI Yogyakarta, Selasa (14/7).

Ke-29 dokter tersebut tiba pada hari Minggu (12/7) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Mereka kemudian menuju Yogyakarta dengan menggunakan bus. Usai tiba di Yogyakarta, mereka diambil liurnya untuk dites di laboratorium.

Namun, hanya satu dokter yang diduga terinfeksi virus tersebut, sedangkan yang lainnya dinyatakan sehat. Dokter yang diduga terinfeksi saat ini dirawat di ruang Kartika, bangsal khusus untuk pasien yang diduga terinfeksi virus flu babi.

Hingga hari ini RS dr Sardjito merawat lima orang yang diduga terinfeksi virus H1N1. Pasien diduga terinfeksi flu babi yang pertama masuk rumah sakit, AR, saat ini sudah diperbolehkan pulang karena kondisi kesehatannya sudah membaik.

Mereka yang baru tiba dari Korea Selatan tersebut merupakan tim paduan suara para dokter yang mengikuti kontes paduan suara internasional. Mereka sempat satu pesawat dengan tim Elfa's Singer (Elfa's Secoria) yang 12 anggotanya positif terjangkit virus flu babi.

Menurut Tresno Heru Nugroho, Kepala Humas RS dr Sardjito, kondisi para pasien yang pada hari Sabtu (11/7) masuk ruang isolasi pasien flu babi sudah membaik. Suhu tubuh mereka sudah mulai normal.

"Kalau sudah membaik mereka bisa dipulangkan, namun masih harus banyak istirahat dan tidak keluar rumah," kata Heru.

MUH SYAIFULLAH (tempo Interaktife)